Teori Tentang Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja
d Bantulah pegawai mengembangkan keterampilan dan kompetensinya untuk
meningkatkan”kemampuan kerja” mereka baik di dalam maupun di luar perusahaan;
e Jangan memberi janji-janji untuk memberi”kerja seumur hidup” katakan
bahwa perusahaan akan berusaha semampunya memberi kesempatan kerja dan berkembang;
Dalam banyak organisasi, ketidakkonsistenan antara ucapan dengan perbuatan akan merusak kepercayaan, menimbulkan sinisme dari pegawai dan membuktikan
bahwa ucapan manajemen tidak sejalan dengan perbuatannya. Membangun kepercayaan merupakan satu-satunya cara untuk menciptakan
komitmen. Kepercayaan dari pegawai tidak akan diperoleh apabila mereka hanya diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi, bukan sebagai aset utama
perusahaan. Selain itu, pegawai tidak merasa sebagai bagian dari organisasi apabila tidak dihargai oleh organisasinya.
II.5. Teori Tentang Kepuasan Kerja II.5.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki oleh setiap orang dalam bekerja. Dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mereka akan bekerja
dengan sungguh-sungguh sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Mangkunegara 2002 menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
1. Faktor pegawai yaitu kecerdasan, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi
fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja.
2. Faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat, kedudukan,
mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Faktor pertama adalah faktor yang melekat pada diri seseorang secara psikologis, sedangkan faktor kedua menekankan kepada kondisi non fisik.
II.5.2. Teori Tentang Kepuasan Kerja
Handoko 2000 menyatakan kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para pegawai dalam pemandang
pekerjaan mereka. Beberapa motivasi juga merupakan teori yang digunakan untuk mengkaji
kepuasan kerja. Beberapa teori tersebut telah dikemukan sebelumnya, yakni : Teori kebutuhan dari Abraham Maslow, Teori Motivasi Prestasi Douglaas Mc Gregor,
Teori Motivasi Hygiene, Teori ERG Exixtence, Relatedness, Growth dari Alderfer, Teori kebutuhan Mclelland.
Berikut ini terdapat beberapa teori kepuasan kerja lain untuk melengkapi teori kepuasan kerja ini, diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
II.5.2.1. Teori Keseimbangan Equity Theory Teori keseimbangan dikembangkan oleh Adam, yang terdiri dari komponen
input, comparison, dan equity in equity. Ketiga teori tersebut adalah : a.
Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan
pribadi, jumlah jam kerja. b.
Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali, kesempatan
untuk berprestasi atau mengekspresikan diri. c.
Equity in equity dimana menurut teori ini puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome dirinya dengan
output-outcome pegawai lain. II.5.2.2. Teori Perbedaan Discrepancy Theory
Teori perbedaan dipelopori pertama kali oleh Porter yang berpendapat bahwa untuk mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan oleh pegawai. Apabila seseorang memperoleh lebih besar dari yang diharapkan maka orang tersebut akan menjadi
puas, sebaliknya jika memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari yang diharapkannya maka terjadi ketidakpuasan.
Universitas Sumatera Utara
II.5.2.3. Teori Pemenuhan Kebutuhan Need Fullfillment Theory Teori pemenuhan kebutuhan menyimpulkan bahwa kepuasan kerja pegawai
tergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan. Pegawai akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai
terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut, demikian juga sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi maka pegawai tidak akan merasa puas.
II.5.2.4. Teori Pandangan Kelompok Social Reference Group Theory Teori pandangan kelompok menyikapi kepuasan seseorang berdasarkan
pandangan dan pendapat kelompok acuan. Kelompok acuan dijadikan pegawai sebagai tolak ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi pegawai akan
merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan.
II.5.2.5. Teori Pengharapan Expectacy Theory
Teori pengharapan dirumuskan dengan : Motivasi = Valensi + Harapan. Valensi, lebih menguatkan pilihan seseorang untuk suatu hasil. Jika seorang pegawai
mempunyai keinginan yang kuat untuk suatu kemajuan. Pengharapan, merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti hasil khusus.