Uji Parsial Uji t Koefisien Determinasi R2.

Artinya, secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4, X5 terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Masyarakat Y. Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho diterima apabila Fhitung Ftabel pada α = 5 Ho ditolak apabila Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5

2. Uji Parsial Uji t

Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji–t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: H0 : bi = 0 Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4, X5 terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan Masyarakat Y. H0 : bi ≠ 0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas yaitu Kualitas Pelayanan X. Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H0 ditolak jika t hitung ≥ t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara

3. Koefisien Determinasi R2.

Indikasi determinan R2 digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Identifikasi determinan R2 berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan R2. Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas Y. Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin baik kemampuan variabel terikat Y. Jika determinan R2 semakin besar mendekati satu maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4, X5 serta variabel terikat Y yaitu Kepuasan Masyarakat semakin besar. Sebaliknya, jika determinan R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel terikat Y yaitu Kepuasan Masyarakat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4, X5, serta variable terikat Y yaitu Kepuasan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Singkat Instansi Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 empat kabupaten yaitu : 1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul. 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang. Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964, dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan Universitas Sumatera Utara