Perkembangan Bank Umum di Indonesia

Sebagaimana diketahui, krisis telah mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan terganggunya fungsi intermediasi serta sistem pembayaran. Dalam menghadapi merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan ini, pemerintah dan Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan di bidang perbankan. Kebijakan tersebut adalah program penjaminan pemerintah dengan pemberian dana talangan kepada bank- bank yang mengalami rush, pemebentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN dan restrukturisasi perbankan. Berdasarkan fakta dan semakin jelasnya arah kebijakan yang direncanakan pemerintah, maka pemerintah dan Bank Indonesia, sejak tahun 2004 telah memperkenalkan kepada publik dan terutama kepada pelaku disektor perbankan bahwa akan dilaksanakan sistem perbankan yang disebut Arsitektur Perbankan Indonesia API. Strategi ini dimaksudkan agar sektor perbankan yang saat ini dan hingga beberapa waktu ke depan masih akan menjadi pilar pertama sumber pembiayaan sektor rill, dapat menjadi ekonomi yang sehat, kuat, efisien, dan dipercaya oleh masyarakat domestik maupun internasional, sehingga nantinya pembangunan nasional ekonomi Indonesia dapat berhasil sesuai rencana.

4.5 Perkembangan Bank Umum di Indonesia

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berdampak negatif terhadap kegiatan perbankan. Melemahnya nilai rupiah mengakibatkan kesulitan likuiditas yang cukup besar bagi perbankan. Situasi ini kemudian diperparah oleh lemahnya kondisi internal perbankan akibat lemahnya manajemen kredit serta pengawasan bank dari Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara Namun, sejak selesainya program restrukturisasi perbankan pada tahun 1999, kondisi perbankan sudah mulai menunjukan perkembangan yang semakin membaik dan cenderung stabil. Hal ini terlihat dari pelaksanaan intermediasi maupun kondisi ketahan perbankan. Dari segi intermediasi, pencapaian tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit yang melampaui target yang ditetapkan. Sementara dari segi ketahanan, terlihat dari stabilnya kondisi perbankan yang tercermin dari tingginya modal dan NPL yang rendah. Ini semua tidak terlepas dari berbagai langkah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dan Bank Indonesia dalam restrukturisasi dan peningkatan ketahanan sistem perbankan di Indonesia. Perbaikan kinerja perbanakan ini tidak terlepas dari stabilitas ekonomi makro dan moneter seperti turunnya suku bunga SBI, inflasi dan nilai rupiah yang menguat. Stabilitas sistem perbankan dan moneter merupakan dua aspek yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Jika kondisi moneter cenderung stabil maka semakin kecil risiko pasar yang akan dihadapi oleh perbankan sehingga akan mendukung terjaganya stabilitas sistem perbankan. Sebalikya, dalam hal tekanan inflasi dan melemahnya nilai tukar akan mengakibatkan naiknya tingkat suku bunga sehingga risiko pasar yang dihadapi perbankan juga semakin besar. Dengan berlakunya UU No.14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan dan UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Indonesia, maka berakhir sejarah bank tunggal. Dengan dua UU tersebut, industri perbankan selanjutnya ditata kembali. Dalam perkembangannya industri perbankan mengalami kemajuan yang pesat terutama dengan adanya deregulasi perbankan yang dimulai pada Universitas Sumatera Utara tahun 1983, khususnya setelah deregulasi perbankan pada tahun 1988. Berbagai perkembangan tersebut telah mendorong pemerintah untuk kembali melakukan pembenahan yang selanjutnya dituangkan dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan untuk mengganti undang-undang perbankan yang berlaku sebelumnya. Dapat kita lihat perkembangan jumlah bank dan kantor bank umum di Indonesia dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Jumlah Kantor Bank Umum di Indonesia 1988-2007 Tahun Bank Persero Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing Dan Campuran Jumlah Bank Umum JB JK JB JK JB JK JB JK JB JK 1988 7 1.034 27 270 66 631 11 22 111 1.957 1992 7 1.434 27 613 144 2.855 30 63 208 5495 1993 7 1.455 27 639 161 3.036 39 78 234 5.773 1994 7 1.490 27 645 166 3.203 40 86 240 6.590 1995 7 1.635 27 705 165 3.458 41 90 240 6.590 1996 7 1.707 27 745 164 3.964 41 94 239 7.314 1997 7 1.843 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860 1998 7 1.875 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860 1999 5 1.853 27 825 92 4.150 44 106 208 7.661 2000 5 1.736 26 826 81 3.837 39 101 151 6.500 2003 5 2.072 26 1.003 76 4.529 31 126 138 7.868 2004 5 2.112 26 1.064 72 4.635 30 128 133 7.939 2005 5 2.171 26 1.217 71 4.882 29 136 131 8.406 Universitas Sumatera Utara 2006 5 2.548 26 1.217 71 5.154 28 191 130 9.110 2007 5 2.765 26 1.205 71 5.472 28 238 130 9.680 2008 126 10.729 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 1990-2008. JB=Jumlah Bank ; JK=Jumlah kantor Jumlah bank umum telah meningkat demikin pesat dari 111 buah bank pada tahun 1988 saat deregulasi dimulai menjadi 240 buah bank pada tahun 1995, yang merupakan jumlah bank tertinggi sebelum krisis. Namun setelah krisis jumlah bank umum menurun menjadi 138 bank umum pada tahun 2003 dan terakhir berturut-turut turun hingga tahun 2007 menjadi 130 bank umum, hal ini disebabkan karena adanya pembekuan pada bank-bank yang dianggap tidak sehat ataupun karena adanya merger dan likuidasi. Beratnya beban perbankan yang dihadapi perbankan akibat melemahnya kegiatan ekonomi menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian langkah industri perbankan. Oleh karena itu, selama tahun 2006 Bank Indonesia mengambil sejumlah langka kebijakan untuk membuka ruang gerak perbankan agar terus berperan dalam pembiayaan ekonomi. Langkah kebijakan tersebut sekaligus juga untuk memperkuat pondasi perbankan sesuai dengan arah yang ditetapkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia API.

4.6 Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga di Indonesia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2008-2012

2 66 108

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Analisis Pengaruh Kapital Adequacy Ratio(Car),Non perporming Loan (NPL),Operational Effeciency Ratio(OER)Loan to Devosit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Laba Bank Devisa

0 28 77

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99