Kedudukan Perbankan Dalam Sistem Perekonomian di Indonesia Perkembangan Perbankan dalam Perekonomian Indonesia

Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. Dalam menuju pembangunan ekonomi nasional, justru perekonomian Indonesia kembali di uji oleh apa yang disebut krisis ekonomi global. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa dampak bagi stabilitas perekonomian dunia. Krisis tersebut berawal dari pemberian kredit yang sangat ekspansif sub prime mortgage, sehingga menyebabkan lembaga keuangan dan penjamin simpanan mengalami kerugian. Keadaan tersebut memicu hilangnya kepercayaan kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan. Keterikatan sistem keuangan dengan pasar keuangan global pada akhirnya membawa dampak krisis tersebut bagi perekonomian dunia.

4.3 Kedudukan Perbankan Dalam Sistem Perekonomian di Indonesia

Sistem perbankan tidak hanya terdiri dari bank sebagai lembaga, tetapi termasuk juga di dalamnya pasar uang antarbank, instrumen-instrumen yang dipergunakan, produk-produk yang dihasilkan, berbagai ketentuan dan aturan main, serta interaksi antara berbagai unsur tersebut. Hal ini berarti bahwa sistem perbankan di suatu negara berbeda dengan sistem perbankan di negara lainnya. Secara kelembagaan, bank merupakan suatu lembaga keuangan. Berdasarkan pengertian ini, maka sistem perbankan juga dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih luas yaitu sistem keuangan. Sistem keuangan merupakan kumpulan dari pasar, lembaga keuangan, hukum, peraturan, kebiasaan Universitas Sumatera Utara bertransaksi, dan teknik yang memungkinkan piranti keuangan yang terdiri dari uang dan surat-surat berharga diperdagangkan, suku bunga dan harga surat berharga ditentukan, jasa-jasa lembaga keuangan yang dihasilkan dan dijual. Selain sebagai bagian dari lembaga keuangan, sistem perbankan juga merupakan bagian dari sistem moneter. Secara kelembagaan sistem moneter terdiri dari otoritas moneter dan bank atau lembaga lain yang menjalankan fungsi moneter. Bank termasuk dalam sisitem moneter karena bank selain menjadi sarana dalam transmisi kebijakan moneter juga dapat mencetak uang. Dalam praktiknya, bank umum di Indonesia adalah bank yang dapat mencetak uang. Sebagai suatu lembaga keuangan, bank umum dapat memeberikan jasa lalu lintas pembayaran dengan menerima simpanan masyarakat dalam bentuk rekening giro, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau alat pembayaran lainnnya

4.4 Perkembangan Perbankan dalam Perekonomian Indonesia

Dunia perbankan merupakan hal yang dapat mempengaruhi suatu perekonomian, karena aktivitas taransaksi keuangan banyak terjadi di sini sehingga perbankan menjadi indikator kemajuan serta perkembangan perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Dalam perkembangannya industri perbankan mengalami kemajuan. Hal ini dapat kita lihat melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Krisis keuangan yang terjadi di Asia mulai pertengahan tahun 1997 telah memicu krisis perbankan di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Krisis perbankan yang terjadi pada akhir 1997 dan awal 1998 kembali Universitas Sumatera Utara telah mendorong pemerintah untuk mengamandemen Undang-Undang Perbankan dengan UU No. 10 Tahun 1998. Sejak terjadinya krisis tersebut, serta berdasarkan pertimbangan kesehatan perbankan Indonesia, sejumlah bank telah dilikuidasi oleh pemerintah, yaitu dengan melikuidasi 16 bank swasta yang antara lain adalah : Tabel 4.1 Likuidasi 16 Bank Swsata No Nama Bank Berdiri 1. Bank Jakarta 1918 2. South East Asia Bank 1950 3. Sejahtera Bank Umum 1952 4. Bank Pacifik 1958 5. Bank Umum Majapahit 1966 6. Anrico Bank Limited 1966 7. Bank Harapan Sentosa 1969 8. Bank Pinaesaan 1969 9. Bank Industri 1970 10. Bank Anromeda 1989 11. Astria Raya Bank 1990 12. Bank Dwima Semesta 1990 13. Bank Guna Internasional 1990 14. Bank Kosagrha Semesta 1991 15. Bank Citra Hasta Dhana 1993 16. Bank Mataram Dhanarta 1993 Sumber : Info Bank per Juni 1997 Universitas Sumatera Utara Sebagaimana diketahui, krisis telah mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan terganggunya fungsi intermediasi serta sistem pembayaran. Dalam menghadapi merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan ini, pemerintah dan Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan di bidang perbankan. Kebijakan tersebut adalah program penjaminan pemerintah dengan pemberian dana talangan kepada bank- bank yang mengalami rush, pemebentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN dan restrukturisasi perbankan. Berdasarkan fakta dan semakin jelasnya arah kebijakan yang direncanakan pemerintah, maka pemerintah dan Bank Indonesia, sejak tahun 2004 telah memperkenalkan kepada publik dan terutama kepada pelaku disektor perbankan bahwa akan dilaksanakan sistem perbankan yang disebut Arsitektur Perbankan Indonesia API. Strategi ini dimaksudkan agar sektor perbankan yang saat ini dan hingga beberapa waktu ke depan masih akan menjadi pilar pertama sumber pembiayaan sektor rill, dapat menjadi ekonomi yang sehat, kuat, efisien, dan dipercaya oleh masyarakat domestik maupun internasional, sehingga nantinya pembangunan nasional ekonomi Indonesia dapat berhasil sesuai rencana.

4.5 Perkembangan Bank Umum di Indonesia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2008-2012

2 66 108

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Analisis Pengaruh Kapital Adequacy Ratio(Car),Non perporming Loan (NPL),Operational Effeciency Ratio(OER)Loan to Devosit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Laba Bank Devisa

0 28 77

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99