Perhitungan Rasio Kecukupan Modal CAR Latar Belakang dan Standar Rasio Kecukupan Modal CAR

2.4. Capital Adequacy Ratio CAR

Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio CAR merupakan hal penting yang harus diperhatikan atau dipenuhi oleh bank. Berdasarkan rasio CAR ini, apabila bank akan menambah penyaluran kredit kepada masyarakat maka dengan demikian bank harus menambah modal yang dimiliki. Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini maka akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Rasio kecukupan modal CAR ini dirumuskan sebagai berikut : CAR = 100 X ATMR Modal ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Dengan rasio CAR dapat diketahui berapa modal minimal yang harus dicapai bank apabila Bank Sentral menetapkan standar CAR tertentu dan bank memiliki sejumlah ATMR.

2.4.1. Perhitungan Rasio Kecukupan Modal CAR

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh bank dalam perhitungan rasio kecukupan modal, antara lain : a. Dasar perhitungan kecukupan modal Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana yang terdapat pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank Universitas Sumatera Utara bagi pihak ketiga. Masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan. b. Menghitung ATMR ATMR diperoleh dengan jalan : • Mengalikan nominal masing-masing pos aktiva neraca. • Mengkonversi aktiva administratif ke dalam aktiva neraca yang menjadi padanannya. Besarnya faktor konversi masing-masing aktiva administratif didasarkan pada tingkat kemungkinan menjadi aktiva neraca yang efektif. • Setelah mengkonversi akitiva administratif ke dalam aktiva neraca sebagai padanannya maka dilakukan perhitungan dengan jalan mengalikan hasil konversi dengan bobot resiko masing-masing aktiva administratif. • Langkah terakhir dalam menghitung ATMR yaitu menjumlahkan semua perkalian nominal pos-pos aktiva neraca dengan bobot resiko.

2.4.2. Latar Belakang dan Standar Rasio Kecukupan Modal CAR

Pada tahun 1980-an, tampak ketimpangan struktur sistem perbankan internasional dengan indikasi : 1 Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran arus perputaran uang internasional. Universitas Sumatera Utara 2 Persaingan yang tidak adil antara bank-bank Jepang dengan bank-bank Amerika dan Eropa di pasar keuangan internasional. Bank-bank Jepang memberikan pinjaman amat lunak bunga rendah karena ketentuan CAR di negara tersebut sangat ringan, yaitu antara 2 sampai 3 saja. Sampai tahun 1990 ekspansi kredit lunak diawali tahun 1984, bank-bank Jepang telah melepas sedikitnya 2 triliun dollar dengan menghasilkan emisi saham baru sebesar 35 milyar dolar. 3 Sebagai akibat dari persaingan yang tidak adil tersebut, maka situasi pinjaman internasional menjadi terganggu dan turut pula mempengaruhi situasi perdagangan internasional. Hal ini dapat membahayakan situasi likuiditas internasional. Berdasarkan ketiga indikasi moneter ini maka Bank for International Settlements BIS menetapkan ketentuan dan perhitungan Capital Adequacy Ratio CAR yang harus diikuti oleh bank-bank di seluruh dunia. Formula yang ditetapkan oleh BIS adalah “rasio minimum 8” permodalan terhadap aktiva yang mengandung resiko. Di Indonesia, perkembangan standar CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia senantiasa mengalami perubahan, mengikuti perkembangan dan kebutuhan perbankan nasional. Untuk memberi kesempatan kepada bank-bank di Indonesia dapat melakukan penyesuaian maka perkembangan ketentuan CAR oleh Bank Indonesia nampak sebagai berikut : 1. Sejak akhir Maret 1992 CAR minimal = 5 2. Sejak akhir Maret 1993 CAR minimal = 7 3. Sejak akhir Desember 1993 CAR minimal = 8 Universitas Sumatera Utara Ketentuan CAR yang harus dicapai oleh bank harus terus dipantau dan diadakan penyesuaian terhadap situasi perekonomian manapun, khususnya perbankan.

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Kecukupan Modal CAR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2008-2012

2 66 108

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Analisis Pengaruh Kapital Adequacy Ratio(Car),Non perporming Loan (NPL),Operational Effeciency Ratio(OER)Loan to Devosit Ratio (LDR) Terhadap Perubahan Laba Bank Devisa

0 28 77

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99