si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan
menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga
masyarakat berminat untuk menanamkan dananya. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka
oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit
lending. Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit debitur dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula
bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di samping bunga simpanan, pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang
diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan risiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana
funding dan menyalurkan dana lending ini merupakan kegiatan utama perbankan.
2.1.2. Jenis-Jenis Bank
Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis perbankan
sebelum keluar Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dengan
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.14 Tahun 1967 terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi, perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau
jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada
serta akta pendiriannya. Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka
layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis perbankan juga dibagi ke dalam bagaimna cara bank tersebut menentukan harga
jual dan harga beli. Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari beberapa segi antara
lain : 1.
Dari Segi Fungsi Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.14 Tahun 1967, jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, dan Bank Pegawai.
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 maka
jenis perbankan terdiri dari : a.
Bank Umum b.
Bank Perkreditan Rakyat BPR
Universitas Sumatera Utara
Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan
Bank Pegawai berubah fungsi menjadi Bank Perkreditan Rakyat BPR. Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut : a.
Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah opersinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil commercial bank.
b. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum. 2.
Dari Segi Kepemilikannya Selain dari segi fungsinya, bank juga dapat dilihat dari segi kepemilikan,
maksudnya adalah siapa-siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah : a.
Bank Milik Pemerintah Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah Indonesia
dewasa ini antara lain adalah Bank Negara Indonesia 46 BNI 46, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Tabungan Negara, dan Bank Mandiri.
Di samping itu, terdapat pula Bank Pembangunan Daerah BPD yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD
sepenuhnya dimiliki oleh pemda masing-masing tingkatan. Contoh BPD yang ada sekarang ini adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD
Jawa Timur, BPD DI Yogyakarta, BPD Riau, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatera Selatan, BPD Sulawesi Selatan, BPD Bali.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun
didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain
Bank Bumi Putra, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Internasional Indonesia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank Muamalat, Bank Niaga,
Bank Nusa Internasional, Bank Permata, Bank Universal.
Universitas Sumatera Utara
c. Bank Milik Koperasi
Bank Milik Koperasi merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini
adalah Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin. d.
Bank Milik Asing Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikan bank ini dipegang oleh pihak asing luar negri di Indonesia. Contoh bank asing yaitu ABN-AMRO
Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Chase Manhattan Bank, Deutshe Bank, European Asian Bank, Hong
Kong Bank, Standart Chartered Bank. e.
Bank Milik Campuran Bank Milik Campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua
pihak, yaitu pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran adalah
Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacific Bank, Mitsubishi Buana Bank, Sumitomo Niaga Bank, Paribas
BBD Indonesia, Sanwa Indonesia Bank. 3.
Dari Segi Status Jenis bank ini merupakan jenis bank yang dilihat dari segi kemampuannya
dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status
bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas
Universitas Sumatera Utara
pelayananya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu pula.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut : a.
Bank Devisa Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negri, travellers cheque,
pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Bank Non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas
negara. 4.
Dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik
harga jual maupun harga beli dibagi dalam dua kelompok yaitu : a.
Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.
Universitas Sumatera Utara
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua
metode, yaitu : 1
Menetapakan bunga sebagai harga, baik untuk produk yang disimpan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk
produk pinjaman kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harag ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila
suku bunga simpanan lebih tinggi daripada suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread.
2 Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan konvensional mengunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar negeri terutama di negara-negara Timur Tengah, bank yang
berdasarkan prinsip syariah ini sudah berkembang pesat sejak lama. Keluarnya fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI yang mengharamkan bunga konvensional
tahun 2003 memperkuat kedudukan bank syariah. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
1 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah
2 Pembiayaan berdsarkan prinsip penyertaan modal musharakah
3 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah
4 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah
5 Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina. Pengertian dan klasifikasi bank di atas memberikan penjelasan bahwa
bank dalam melakukan usahanya memiliki kegiatan utama yakni menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula
dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tapi juga kegiatan
bank harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat banyak dan ini menjadi komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia.
2.1.3. Kegiatan Bank Umum