Pengertian Birokrasi Mad’u Objek

16 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kiprah Dakwah

1. Pengertian Kiprah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi kiprah adalah kegiatan. Sedangkan berkiprah adalah melakukan kegiatan atau berpartisipasi dengan semangat tinggi atau bergerak, berusaha di sebuah bidang tertentu 1 . Sedangkan menurut S. Nasution kiprah adalah suatu konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang. Sehingga dari kedudukannya tersebut dapat terlihat bagaimana kiprahnya. 2 Menurut Djumhur, kiprah dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. 3 WJS. Purwodarminta mengartikan kata kiprah dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia sebagai tindakan, aktifitas, kemampuan kerja, reaksi, cara pandang seseorang terhadapa ideologi atau institusinya. 4 Berkiprah tidak jauh berbeda dengan beraktifitas, namun bedanya di sini berkiprah adalah melakukan kegiatan atau berpartisipasi dalam kegiatan dengan semangat tinggi dan lebih tinggi dari hanya sekedar beraktifitas. Sedangkan kiprah dakwah menurut Mahmud Yunus adalah dengan melakukan kegiatan dakwah amar ma’ruf nahi munkar atau berpartispasi dalam 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005, h. 571. 2 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT.Bumi Aksara, h. 73. 3 Djumhur.Moh. Surya, Bimbingaan dan Penyuluhan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1975, h.12. 4 WJS. Purwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1976, h.15. kegiatan dakwah dengan semangat tinggi dalam bentuk sebuah perbuatan nyata untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat. Persoalan-persoalan tersebut khususnya adalah dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan meningkatkan kesejahtraan ummat. Jadi, kiprah dakwah adalah aktifitas yang berkaitan dengan segala kegiatan keagamaan. Seseorang yang sedang berkiprah dalam dakwah tentunya memiliki peran yang sangat penting untuk kemaslahatan dan kemajuan umat.

2. Pengertian Dakwah

Dakwah ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab dakwah dan kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Seruan dan panggilan ini dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan. Adapun yang dimaksud dengan ajakan atau seruan disi ni ialah usaha seorang da’i yang berusaha untuk lebih dekat dan mengenal mad’unya untuk dituntun kepada jalan Allah SWT. 5 Sedangkan menurut istilah, para ulama memberikan definisi yang bermacam-macam, antara lain : a. Toha Yahya Umar mengatakan dalam bukunya “Islam dan Dakwah”, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 6 b. Dalam bukunya “Ilmu Dakwah”, Dr. Moh. Ali Aziz menjelaskan bahwa dakwah adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik 5 Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, cetakan pertama. h.3. 6 H.M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, Jakarta: PT. AL Mawardi Prima, 2004, cetakan pertama, h.67. individu maupun kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Sementara itu, dalam bahasa Islam dakwah adalah tindakan mengomunikasikan pesan-pesan Islam. Dakwah adalah istilah teknis yang pada dasarnya dipahami sebagai upaya untuk menghimbau orang lain kearah Islam. 7 c. Menurut KH. A. Hasyim Muzadi, dakwah diartikan sebagai proses mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukan mereka kepada jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar. 8 d. Moesa A. Machfoed dalam bukunya Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya mendefinisikan dakwah yaitu sebagai panggilan. Tujuannya membangkitkan kesadaran manusia untuk kembali ke jalan Allah SWT. Upaya memanggil atau mengajak kembali manusia ke jalan Allah tersebut bersifat ekspansif, yaitu memperbanyak jumlah manusia yang berda di jalan-Nya. 9 Pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemsayarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan tindakan manusia pada dataran kenyataan 7 Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004, cetakan pertama, 8 PP LDNU, Potret Gerakan Dakwah NU, Jakarta: PP LDNU Publishing, 2007, cetakan pertama,h. 5. 9 A. Machfoed, Filsafat Dakw ah “Ilmu Dakwah dan Penerapannya”, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2004, h. 15.