Biografi Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
seperti ini tidak semua orang bisa dan mampu melakukannya. Selain karena pemerintah masih mencurigai umat Islam, apalagi sebagai lulusan IAIN, juga
harus melalui proses seleksi yang ketat. Baginya, dunia ketentaraan menjadi wahana baru untuk terus berkhidmat pada nilai-nilai dakwah. Terlebih saat itu
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI memegang kendali hampir di seluruh posisi publik dan pemerintahan.
Ia memulai karir dan profesinya sebagai seorang prajurit TNI AD Semenjak tahun 1981 dengan pangkat Letnan Satu CAJ . mengawali tugasnya
sebagai Perwira Pembina Mental di lingkungan Kodam III17 Agustus Sumatra Barat mulai dari Perwira Bintal di Satuan Batalyon, Bintaldam,
hingga menjadi Kabintal Korem 032WBR di Sumatra Barat.
4
Kemudian Kurdi Mustofa dimutasikan untuk bertugas di lingkungan Dinas Pembinaan Mental TNI AD di Jakarta. Dia pun pernah
bertugas di Korem 011Liliwangsa Aceh Utara untuk mengemban tugas sebagai Advisor pada jabatan Panglima Angkatan Bersenjata Brunnei
Daarussalam untuk urusan-urusan pembinaan keagamaan. Pada tahun 1996, Kurdi Mustofa menjadi lulusan terbaik Sesko AD
angkatan 33. Kemudian ia direkomendasikan untuk melanjutkan karir militernya di lingkungan Sospol ABRI. Di sinilah kemudian Kurdi Mustofa
pertama kali kenal dan dekat dengan sosok SBY. Ketika itu SBY baru saja pindah dari Pangdam IISriwijaya menjadi Kasospol Mabes ABRI.
4
Kurdi Mustofa, Dakwah Di Balik Kekuasaan Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012. Cet. Pertama, h 83
Di lingkungan Kasospol ABRI, Kurdi Mustofa menjabat sebagai Staf Doktrin Sistem dan Metode. Tugasnya ini meliputi bidang doktriner
mindset hingga membuat pokok-pokok pikiran dalam tubuh ABRI. Sehubungan dengan tugasnya yang banyak bergelut dengan produk tulisan
mengenai kebijakan, maka sudah tentu dirinya banyak bertemu dengan SBY selaku pimpinan Kasospol Mabes ABRI.
Dengan munculnya embrio reformasi nasional dan jatuhnya Presiden Suharto pada tahun 1997-1998, maka terjadi pula reformasi dalam
tubuh institusi ABRI. Kurdi Mustofa adalah sedikit dari Perwira yang mendapat kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses dan dinamika
reformasi internal ABRI TNI. Contohnya adalah, ketika dia terlibat langsung dalam merumuskan dan menyusun pokok-pokok pikiran ABRI
tentang reformasi, paradigma baru, netralitas dan konsep-konsep lainnya tentang reformasi ABRI. Di tahun itulah dirinya bersama Mayjen Sudi Silalahi
dan Brigjen Djoko Santoso intens bertemu dengan SBY. Kedekatan personal dan struktural Kurdi Mustofa dengan SBY
berlanjut hingga dirinya menjadi staf di beberapa institusi yang dipimpin oleh SBY. Seperti ketika SBY menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Menko
Polkam. Di lingkungaan Kantor Menko Polkam, Kurdi Mustofa menjabat sebagai Asisten Deputi Politik Dalam Negeri.
Dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Skep200V2005 tanggal 25 Mei 2005, secara resmi Kurdi Mustofa diangkat menjadi Sekretaris
Pribadi Presiden.
5
Ketika itu beliau masih berpangkat Kolonel TNI-AD, namun setelah menjadi Sekretaris Pribadi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, pangkatnya langsung dinaikan menjadi Brigadir Jendral. Selain tugasnya pokoknya sebagai Sekretaris Pribadi Presiden.
Kurdi Mustofa juga sedikit banyak memberikan kontribusi pentingnya kegiatan keagamaan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Seperti
misalnya, mengatur jadwal kegiatan Presiden SBY agar tidak berbenturan dengan waktu shalat, memfasilitasi komunikasi dan silaturahmi personal
antara Presiden SBY dengan para kiyai nasional, serta rutin mengadakan acara buka puasa bersama dengan para Menteri.
6
Kegiatan-kegiatan tersebut terus rutin diagendakan selama dirinya menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Presiden. Bahkan peran dakwahnya tidak
sampai hanya pada ranah personal dengan Presiden SBY. Tetapi dirinya juga turut membesarkan network dan jaringan Majlis Zikir Nurussalam, pengajian
setiap malam Jum’at di Masjid Istana, Safari Ramadhan Presiden, dan mengadakan dialog antara Ulama dengan Presiden.
Menjelang Pemilu 2009, Kurdi Mustofa meminta kepada Presiden untuk dipindahkan menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial.
Keputusannya ini murni untuk membantu SBY agar memenangi Pemilu 2009.
5
http:www.tempointeractive.comhgnasionalid.html. Diakses pada 28 April 2013. Pukul : 19.25
6
Hasil Wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM. Rabu. 03
Mei 2013. Pukul 09.15
Selesai Pemilu, Kurdi Mustofa kembali ke induk Organisasi Mabes TNI sebagai Staf Ahli Panglima TNI. Kemudian dirinya pensiun dan
mengakhiri karirnya dengan pangkat Mayor Jendral Mayjen pada tahun 2010.
Pensiun dari militer, justru Kurdi Mustofa semakin sibuk. Panggilan dakwahnya kembali ditemukan kembali melalui organisasi Ikatan
Persaudaraan Haji Indonesia IPHI. Pada Muktamar Ke V IPHI di kota Palembang, Kurdi Mustofa
secara aklamasi dipercaya menjadi ketua umum IPHI periode 2010-2015. Kurdi Mustofa beranggapan bahwa dengan terpilihnya dirinya menjadi ketua
umum organisasi persaudaraan haji ini, justru telah mengembalikan ghiroh dakwahnya sebagai seorang mubaligh. Menurutnya para haji adalah sumber
kekuatan moral, sosial, dan ekonomi. Para haji juga dapat menjadi pilar dan kontributor bagi pembangunan karakter bangsa.
7
Kini dirinya bersama pengurus pusat IPHI lainnya mencoba membangun dan memanfaatkan potensi yang ada pada organisasi ini.
Contohnya dengan membangun sekolah-sekolah, Rumah Sakit hingga Perguruan Tinggi di daerah-daerah yang kesemuanya adalah hasil dari potensi
jamaah haji di Indonesia. Visinya adalah untuk memelihara kemabruran dan misinya untuk memberdayakan umat. Visi dan Misi ini adalah modal dirinya
mengembangkan organasisasi IPHI.
7
Kurdi Mustofa, Dakwah Di Balik Kekuasaan Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012. Cet. Pertama. Hal-143
43