dengan mudah mengemban tugas-tugas sebagai perwira sekaligus sebagai juru dakwah. Hingga para komandan menyebut dirinya dengan istilah Perwira Santri.
4
Selama menjabat sebagai Pabintal di lingkungan militer Sumatra Barat. Tentu dirinya banyak bergelut dalam usaha-usaha pembinaan mental para prajurit
tentara. Terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian. Dengan kekuatan struktur institusi inilah dirinya bisa leluasa berdakwah di dalam maupun
luar institusi militer. Kekuatan struktur juga membawanya ke dalam banyak tugas yang
berurusan dengan kerja-kerja menjembatani komunikasi antara para komandan dengan tokoh masyarakat di Sumatra Barat. Hingga pernah lahir istilah ABRI
Manunggal Sakato atau ABRI Manunggal Rakyat. Istilah ini adalah penyebutan bahwa institusi ABRI di wilayah Sumatra Barat berbaur dengan rakyat atau istilah
lain menyebutnya dengan ABRI masuk desa.
5
Contohnya, ABRI di Sumatra Barat ketika itu selalu mengundang tokoh masyarakat untuk hadir pada beberapa acara yang diadakan oleh institusi ABRI.
Kegiatan silaturahmi ini terus dikonsistensikan hingga akhirnya masyarakat juga bersikap seperti itu. Momen-momen seperti inilah yang dimanfaatkan oleh Kurdi
Mustofa untuk sekaligus tampil sebagai penceramah agama, ataupun sedikitnya dirinya berkontribusi menulis naskah sambutan keagamaan seorang Komandan.
4
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
5
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
Hal seperti ini membuat suasana dakwah dengan Komandan menjadi cair dan mudah dijalankan.
6
Kontribusi dan kedekatan personal dengan Komandan ABRI di wilayah Sumatra Barat membawanya selalu terpilih dalam penugasan operasi-operasi
bersama pasukan lainnya. Terutama penugasan yang berhubungan dengan hal keagamaan. Bahkan ketika ditugaskan sebagai advisor pada jabatan Panglima
Angkatan Bersenjata Brunei Darussalam, khususnya pada urusan-urusan keagamaan.
Berdakwah dalam dunia militer ketika itu memiliki kesan yang berbeda. Di samping memperbaiki citra institusi ABRI di mata masyarakat, juga berfungsi
untuk menanamkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin bagi para komandan dan perwiranya. Pada akhirnya ajaran Islam bukanlah hal yang berat bagi lingkungan
militer. Pendekatan dakwah struktural tidak hanya dilakukan oleh Kurdi Mustofa
di lingkup militer. Tetapi dirinya juga memanfatkan pendekatan dakwah tersebut kepada institusi-institusi lain yang digelutinya. Meski diakuinya kontribusi
dakwah birokrasi pada institusi lain sangatlah minim. Hal ini dikarenakan karirnya yang pendek dibandingkan dengan karir panjangnya di militer dan
sebagai Sekretaris Pribadi Presiden SBY. Posisinya sebagai Sekretaris Pribadi Presiden mempunyai nilai tambah dan
memungkinkan Kurdi Mustofa untuk memasukan unsur-unsur dakwah dalam setiap kegiatan presiden. Sehingga dirnya betul-betul memanfaatkan kedekatan
6
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
struktural ini. Hal ini tercermin pada tugas pokok dirinya sebagai Sekretaris Pribadi Presiden. Contohnya selalu mengatur jadwal kegiatan kepresidenan yang
tidak mengganggu jadwal sholat lima waktu, membuat konsep dan naskah pidato keagamaan, membuat jadwal pertemuan dan silaturahmi dengan para ulama,
membuat dan merencanakan acara keagamaan di lingkungan Istana Negara, membiasakan menyambut kedatangan kunjungan presiden dengan iringan hadroh,
dan menjadwalkan berbuka puasa bersama para Menteri Kabinet secara rutin. Contoh di atas adalah cerminan dari Pemanfaatan Struktur Institusi sebagai media
menyampaikan dakwah yang efektif.
7
Dengan memanfaatkan kekuatan struktur institusi kekuasaan. Maka sebenarnya seorang pejuang dakwah akan lebih mudah untuk berdakwah ke dalam
institusi lainnya. Terlebih mendakwahi kekuatan struktur institusi bawahannya. Jika metode ini berhasil, bukan mustahil akan terjadi model dakwah antar
institusi.
2. Dakwah Kultural Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Dakwah melalui pendekatan kultural adalah dakwah yang mempunyai prinsip lebih menekankan pendekatan Islam secara kultural. Artinya bahwa
dakwah kultural sangat akomodatif terhadap nilai budaya tertentu secara inovatif dan kreatif tanpa menghilangkan sisi substansial keagamaan yang benar. Hal ini
selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kurdi Mustofa. Menurutnya, dakwah kultural adalah pendekatan dakwah pada ranah personal, mindset dan
7
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
kebiasaan.
8
Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah opini seseorang tentang ajaran agama Islam ke arah yang lebih baik dan benar. Hingga akhirnya opini
tersebut menjadi lebih terpola dan menjadi kebiasaan seseorang. Pada pendekatan kultural seperti ini, dibutuhkan kekuatan komunikasi
persuasi. Agar pesan yang disampaikan memiliki daya tarik, baik yang rasional maupun emosional. Menurut Kurdi Mustofa ini penting, karena dapat
memengaruhi orang lain untuk mempertimbangkan perubahan perilaku atau sikap. Ketika Kurdi Mustofa menjadi bagian dari lingkungan birokrasi militer.
Dirinya lebih banyak berkecimpung dengan hal yang bersifat produk-produk gagasan, pemikiran hingga administrasi. Untuk itulah ia mempunyai banyak
hubungan kultural personal dengan para petinggi ABRI ketika itu. Saat pindah tugas ke lingkungan Markas Besar TNI-AD, Dirinya ditunjuk
sebagai salah satu penulis naskah pidato pimpinan TNI. Peluang tersebut dimanfaatkannya untuk memuat bahasa-bahasa agama dalam naskah ataupun
sebagai bahasa harian pimpinan TNI. Meskipun awalnya memang terjadi penolakan, tetapi seiring dengan semakin kuatnya hubungan personal dirinya
dengan pimpinan, maka akhirnya bahasa-bahasa agama yang disodorkan Kurdi Mustofa dapat diterima.
9
Sikap dakwah akomodatif dan adaptif yang dilakukan oleh Kurdi Mustofa terbukti berjalan baik. Misalkan, Kurdi Mustofa suatu saat pernah memberikan
nasihat pelarangan kepada salah satu komandannya yang ketika itu sering dan
8
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
9
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
banyak menerima uang hasil Sumbangan Dana Sosial Berhadiah SDSB. Dia menuturkan kepada komandannya bahwa uang tersebut adalah haram hukumnya,
dan jangan sampai dimakan. Ketika itu pula uang tersebut diserahkan kepada Kurdi Mustofa, lalu dengan inisitifnya, uang tersebut digunakan untuk
membangun sebuah masjid.
10
Kekuatan pendekatan kultural juga dimanfaatkannya semenjak menjadi Sekretaris Pribadi Presiden SBY. Kurdi Mustofa banyak menghabiskan waktunya
mendampingi kegiatan Presiden. Di sela padatnya kegiatan tersebut, Kurdi Mustofabersama Presiden SBY banyak melakukan diskusi-diskusi personal
mengenai ajaran-ajaran agama Islam. Secara tidak langsung ia menjadi teman diskusi dan penasihat keagamaan Presiden SBY.
Kurdi Mustofa menyebut pendektan ini sebagai metode dakwah kultural personal. Karena dakwah yang dibangunnya tidak sebatas hubungan struktural
saja, tapi juga personal- emosional. Hingga akhirnya mad’u sedikit banyak
mempunyai ketergantungan personal dengan dirinya, terutama persoalan agama. Contohnya adalah, dirinya selalu meyakinkan kepada Presiden SBY agar selalu
care dengan para ulama, meyakinkan presiden agar selalu menjadi imam sholat ber
jamaa’ah bersama para pembantu presiden, dan meyakinkan presiden akan pentingnya mengadakan dan mengikuti kegiatan yang berdimensi spiritual
keIslaman.
11
10
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
11
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
Adapun kiprah dakwah Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM di
lingkungan birokrasi kekuasaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
3. Dakwah Bil Lisan
Dalam tataran praktisnya, dakwah bil lisan adalah dakwah melalui perantara perkataan. Seperti ceramah, tausiyah, mengajar, dan diskusi. Dakwah bil
lisan juga tidak luput dari salah satu cara penyampaian dakwah yang dilakukan oleh Kurdi Mustofa di dalam birokrasi. Sekalipun model dakwah ini sedikit
dikuranginya semenjak menjadi Sekretaris Pribadi Presiden. Di antara dakwah bil lisan yang dilakukannya adalah :
a. Ceramah dan Ta’lim:
Ketika berkarir di dunia militer, Kurdi Mustofa selalu aktif berceramah maupun mengisi pengajian-pengajian di dalam maupun di luar institusi ABRI.
Bahkan dirinya sempat menjadi salah satu khotib Jum’at tetap di institusi ABRI.
12
Di sela kesibukannya sebagai Sekretaris Pribadi Presiden SBY, Kurdi Mustofa masih menyempatkan dirinya untuk memberikan ceramah di beberapa
tempat. Seperti pada tahun 2006-2008, ia aktif berceramah di stasiun televisi swasta. Mengisi acara Senandung Ribkah Magrib Berkah pada bulan
ramadhan di stasiun Televisi TPI, mengisi acara Mimbar Agama Islam di TPI, dan mengisi acara Sentuhan Sanubari dan Mimbar Nurussalam di TVRI.
13
Kini
12
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
13
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
setelah tidak lagi berkarir di dunia birokrasi. Dirinya tetap aktif mengisi dan mengasuh acara di televisi. Seperti, menjadi salah satu narasumber di Radio
Republik Indonesia RRI. Kurdi Mustofa juga mengasuh ta’lim bulanan di beberapa masjid. Termasuk ta’lim bagi warga sekitar yang diadakan di musolah
yang berada di halaman rumahnya.
14
b. Khutbah Jum’at :
Hingga saat ini Kurdi Mustofa menjadi salah satu Khotib Jum’at di Masjid Istiqlal dan di beberapa masjid lainnya.
4. Dakwah Bil Qolam Kitabah
Dakwah melalui media tulisan atau sering kita sebut dengan dakwah bil qolam merupakan salah satu metode dalam penyampaian pesan-pesan dakwah
yang efektif kepada mad’u. Pernyataan tadi tentu diperkuat dengan melihat animo
masyarakat yang mulai menyukai buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Untuk itulah di tengah kesibukannya sebagai da’i dan birokrat, Kurdi Mustofa
tetap produktif menghasilkan karya-karya ilmiah yang dibukukan. Di antara karyanya terdapat buku umum maupun buku-buku yang
berkenaan tentang dakwah Islam. Buku umum yang ditulis oleh Kurdi Mustofa di antaranya adalah:
“Kembali ke Almamater”, “Mengatasi Krisis, Menyelamatkan Reformasi 1998
”, “SBY dalam 5 Hari Mandat Maklumat” 2002, Visi, Aksi, dan Solusi” 2007. Sedangkan buku-buku mengenai dakwah Islam di antaranya
14
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
adalah: “Senandung Ribkah”, “Manasik dan Manafik Haji” 2010, “Dakwah di
Balik Kekuasaan” 2012, serta ”Sapu Lidi Tidak Sebatang” 2013. Bahkan beberapa kali Kurdi Mustofa juga pernah menjadi editor buku-buku yang ditulis
SBY. Seperti buku “Susilo Bambang Yudhoyono dan 20 Isu Besar” serta “Dua
Tahun Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono”.
15
Dirinya berujar akan mengarang dan menerbitkan buku setiap tahunnya. Karena baginya dakwah melalui tulisan pun pasti akan sangat berharga nilainya.
Karena melalui tulisanlah materi atau ilmu dapat menembus waktu dan bersifat abadi.
5. Dakwah Bil Hal
Dakwah bil hal pada hakikatnya adalah metode dakwah yang mengacu pada dakwah dalam bentuk tindakan nyata, keteladanan, bersifat pemecahan
masalah tertentu dalam dimensi ruang dan waktu tertentu. Karena itu metode dakwah bil hal ini lebih diorientasikan kepada kebutuhan nyata masyarakat dan
personal terutama yang bersifat fisik atau nampak. Dengan demikian metode dakwah ini berarti metode yang menaruh
perhatian yang lebih besar terhadap masalah kemasyarakatan. Metode ini bisa berja
lan lebih efektif apabila seorang da’i bisa masuk ke dalam struktur sosial yang ada dan berpengaruh. Sehingga dengan itulah, dakwah Islam di harapkan
berjalan dengan sangat baik. Bagi Kurdi Mustofa, dakwah bil hal ini dinilai sebagai metode dakwah
yang paling efektif. Karena menurutnya dakwah dengan tindakan nyata adalah
15
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
sebuah tanggung jawab moral yang diwajibkan kepada setiap orang Islam. Terlebih ketika sebuah profesi pekerjaan juga dijadikan sebagai sumber
berkembangnya dakwah Islam.
16
Alasannya tentu mudah sekali, dalam lingkup sebuah pekerjaan tentu diisi oleh banyak orang dengan berbagai latar belakang
kehidupan yang berbeda. Ada pimpinan, karyawan laki-laki maupun perempuan, dan bidang-bidang yang beda. Perbedaan seperti itulah yang harus dimanfaatkan
dengan baik sebagai lahan dakwah. Terlebih bisa memengaruhi atau mendakwahkan Islam dengan baik terhadap pemimpin. Dakwah model seperti ini
dinilai sebagai dakwah yang adaptif dan kontekstual. Pentingnya dakwah Islam kepada pemimpin atau penguasa dapat
digambarkan pada kisah Nabi Muhammad SAW yang menyerukan dan mengajak seorang Heraklius Raja Agung Romawi untuk masuk Islam. Ketika itu, Nabi
Muhammad menulis surat yang isinya : “Bismillahirrahmanirrahim. Dari
Muhammad Rasulullah untuk Heraklius Raja Agung Romawi. Keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du. Sesungguhnya aku mengajakmu
dengan dakwah Islam. Masuk Islamlah, engkau akan selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali. Tetapi jika engkau berpaling, maka engkau berdosa
seperti dosanya orang-orang Aris Al- arisiyyin”.
17
Menentukan dan memutuskan sebuah kebijakan yang pro umat adalah wujud dari definisi dakwah bil hal. Untuk itulah mengapa Kurdi Mustofa
menganggap bahwa dakwah bil hal adalah metode dakwah yang relevan dengan
16
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
17
Syarifudin Jurdi, Pemikiran Politik Islam Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, cet. I, hal.127.
kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Terlepas dari pentingnya metode dakwah lain.
Beberapa contoh dakwah bil hal yang dilakukan Kurdi Mustofa selama menjabat sebagai Perwira Pembina Mental bidang Kerohanian. Pertama,
mewajibkan pelaksanaan tes pengetahuan agama kepada prajurit yang ingin menikah. Pengetahuan agama di sini meliputi tes membaca al-
Qur’an dan shalat. Kedua, memberalakukan tes membaca al-
Qur’an dan shalat kepada calon taruna Akabri Akmil yang beragama Islam. Ketiga, melaksanakan latihan shalat
sehabis upacara pagi bagi perwira yang beragama Islam. Wujud dakwah bil hal juga dilakukannya ketika dirinya dipercaya menjadi
Sekretaris Pribadi Presiden SBY. Hal ini dijadikan momentum penting dalam perjalanan karir dakwahnya. Karena tentu dengan akses kedekatan langsung
dengan seorang pemimpin, terlebih seorang presiden. Kurdi Mustofa bisa dengan mudah memberikan ide atau gagasan-gagasan penting untuk presiden.
18
Dengan kesempatan sangat baik ini, dirinya terus mengupayakan memasukan unsur-unsur dakwah atau bahasa agama yang dituangkan dalam
gagasannya. Menurutnya, akan banyak sekali kebaikan jika pemimpin atau birokrat yang saleh memimpin pemerintahan.
Selama Kurdi Mustofa menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Presiden., ia sedikit banyak memberikan gagasan, membina hingga ditunjuk oleh Presiden
untuk membangun komunikasi yang baik terhadap masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim.
18
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM. Rabu. 03
Mei 2013. Pukul 09.15.
Kurdi Mustofa pernah memberikan gagasan kepada Presiden SBY untuk memberikan himbauan kepada Kementrian Agama agar mengaudit dan mendata
total uang sedekah jum’at seluruh masjid di Indonesia dan perintah untuk menguatkan kewajiban zakat. Inti dari gagasan ini adalah semata-mata untuk
mengetahui tolak ukur tingkat kesejahtraan rakyat Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Agar kemudian pemerintah dapat lebih sensitif dengan
kesejahteraan rakyat. Kontribusinya ini dianggap sebagai bagian dari dakwah bil hal. Karena
menurutnya, esensi dari dakwah adalah sebuah perubahan. Yaitu mengubah pola pikir dan kebiasaan pemimpin sehingga lahirlah kebijakan-kebijakan yang
membawa kemaslahatan umat. Terlepas dari diterima dan tidaknya gagasan-gagasan tersebut, setidaknya
Kurdi Mustofa telah memberikan manfaat penanaman nilai-nilai keagamaan kepada Presiden SBY. Kurdi Mustofa juga berharap SBY dapat menentukan
kebijakan yang sesuai dengan harapan rakyatnya. Tapi menurutnya, selama ini Presiden SBY selalu merespon baik gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh
Kurdi Mustofa. Salah satu parameternya adalah, banyak kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. jika dulunya hanya memperingati kegiatan
Maulid Nabi Muhammad SAW, namun kini Istana mulai menyelenggarakan malam
Nuzulul Qur’an, Isra Mi’raj dan pengajian malam Jum’at. Jika dilihat dari sisi politik, masyarakat masih menyukai dan menilai SBY sebagai tokoh yang
agamis. Sehingga SBY dapat terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia pada
pemilu 2009. Tapi baginya mensyiarkan nilai-nilai luhur keIslaman jauh lebih penting dari sekedar membuat citra baik pemerintah.
19
B. Materi Dakwah Yang Disampaikan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi
Mustofa, MM.
Materi yang disampaikan tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber utama rujukan yang kemudian dikorelasikan ke dalam masalah-masalah kontemporer. Mendakwahkan Islam
dikalangan penguasa tentu saja berbeda dengan berdakwah di masyarakat biasa. Materi-materi tersebut adalah :
a. Materi dakwah disesuaikan dengan kebiasaan dan sikap penerima dakwah.
b. Materi dakwah yang dibawakan oleh Kurdi Mustofa menyangkut kearifan
nilai-nilai Islam. c.
Materi dakwah yang disampaikan oleh Kurdi Mustofa menjelaskan cerminan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.
d. Materi dakwah Kurdi Mustofa juga mencakup sejarah hidup para nabi,
sahabat nabi, para ulama yang baik dan para tokoh pemimpin yang bisa
menginspirasi para pemimpin yang didakwahi.
Dalam penyampaian materi yang akan disampaikan kepada pemimpin, Kurdi Mustofa menggunakan cara berdakwah dengan hikmah. Artinya adalah
19
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.
dirinya mempersiapkan dalil-dalil yang ada relevansinya dengan kebutuhan seorang pemimpin. Sehingga pemimpin sebagai mad’u tidak sampai merasa
digurui, terpaksa bahkan berkeberatan. Banyak hal yang bisa dilakukan seorang muslim untuk menyebarkan
ajaran agama Islam. Agar ajaran-ajaran tersebut bisa sampai ke seluruh relung kehidupan manusia. Karena hakikatnya semua manusia pasti membenarkan suatu
kebenaran dan kebaikan. Tinggal bagaimana seorang muslim dapat cerdas memanfaatkan berbagai momentum yang baik. termasuk berdakwah dengan
memanfaatkan profesi. Berdakwah dengan memanfaatkan profesi pekerjaan akan memberikan
nilai-nilai positif bagi seorang juru dakwah. Nilai-nilai positif tersebut meliputi perwujudan pelaksanaan kewajiban berdakwah bagi seorang muslim dan sebagai
penyadaran kepada muslim yang lainnya untuk melaksanakan dakwah dalam bidang yang digelutinya.
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dakwah Mayjen TNI Purn Drs. H.
Kurdi Mustofa, MM.
Bentuk keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia ataupun suatu organisasi dalam mensyiarkan agama Islam sangatlah beragam. Bentuk-bentuk
tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan penghambat. Begitu juga dengan yang dihadapi oleh Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi
Mustofa, MM dalam melaksanakan syiar Islam di kalangan birokrat. Adapun faktor pendukung keberhasilan dakwah dirinya antara lain ;
1. Moto hidupnya adalah berdakwah.
2. Kepribadian yang baik dan sikap istiqomahnya dalam bekerja dan
berdakwah. 3.
Memiliki kapasitas, kualitas dan integritas diri yang baik sebagai birokrat yang soleh.
4. Memiliki komunikasi yang baik terhadap pimpinan maupun bawahan.
5. Adanya respon yang baik dari setiap gagasan atau sikap kontributif yang
disampaikan kepada pimpinan.
20
Keberhasilan dan kesuksesan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM dalam menyebarkan nilai-nilai ke Islaman ini karena ada tekad dan usaha
besar yang dilakukannya. Kemudian keberhasilan tersebut juga ditunjang dengan sebuah jalan dakwah yang ditunjukan Allah SWT kepadanya. Jalan dakwah
tersebut berupa gerakan dakwahnya di lingkungan kekuasaan. Untuk itulah jalan ini dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana penunjang perjuangan dakwahnya.
Setiap fase perjalanan kesuksesan manusia tidak terlepas dari lika-liku cobaan dan tantangan yang dihadapi. Namun pribadi yang sukses adalah pribadi
yang pandai memanfaatkan cobaan dan tantangan tersebut menjadi sebuah peluang besar. Demikian pula dengan kiprah dakwah Mayjen TNI Purn Drs. H.
Kurdi Mustofa, MM. Menurutnya, berdakwah dalam lingkup kekuasaan itu bagaikan dua mata
pisau. Jika penyampaian dakwahnya sukses, maka sedikit banyak pesan yang disampaikan akan dijadikan pertimbangan sebagai sebuah produk kebijakan yang
20
Hasil wawancara dengan Mayjen TNI Purn Drs. H. Kurdi Mustofa, MM.
Jum’at. 03 Mei 2013. Pukul 09.15.