Kemampuan Space, Counterspace dan Cyberwarfare

pemerintah AS. Keberadaan pangkalan dan pasukan militer AS di Okinawa dinilai mengganggu aktivitas warga lokal karena banyak terjadi kasus kriminal yang dilakukan oleh para personil militer AS. Selain kasus kriminal, pangkalan militer AS di Okinawa juga menyebabkan beberapa kerugian yang dialami oleh warga Okinawa terutama di sektor lingkungan yaitu polusi udara, air, suara, pencemaran tanah oleh zat beracun, dan kecelakaan pesawat. Sebenarnya, sejak dulu AS dan Jepang telah berusaha untuk mengatasi masalah ini, hal ini terbukti AS dan Jepang membentuk sebuah badan khusus pada tahun 1995 yang dinamakan Special Action Committee on Okinawa SACO. Tugas SACO adalah untuk mengkonsolidasikan, mengurangi masalah fasilitas pangkalan di sekitar Okinawa, dan menyesuaikan prosedur operasiaonal pasukan militer AS, serta menjaga komitmen dan konsistensi perjanjian Treaty of Mutual Cooperation and Security Ministry of Foreign Affairs of Japan 1996. Tujuan dari dibentuknya SACO adalah untuk mengurangi penderitaan yang dialami oleh warga Okinawa akibat aktivitas fasilitas pangkalan militer AS Nihon 2008. Namun, upaya AS melalui pembentukan SACO masih belum berhasil meredam kemarahan warga Okinawa, hal ini terlihat dari reaksi warga Okinawa yang masih terus menuntut pemerintah Jepang menutup pangkalan AS dari wilayah mereka. Melihat upaya SACO masih belum dapat membuahkan hasil yang signifikan untuk meredam penolakan warga Okinawa terhadap fasilitas pangkalan militer AS, maka Pemerintah Jepang berusaha memenuhi tuntutan rakyat dengan membawa isu pemindahan pangkalan militer AS di forum bilateral AS-Jepang seperti “Japan-US Security Consultative Committee SCC atau disebut juga dengan the 2+2 talks. Forum bilateral SCC berjalan baik ketika membahas isu aliansi keamanan kedua negara dan pembahasan peran kedua negara di kawasan, namun ketika SCC membahas perihal pemindahan pangkalan militer AS di Okinawa, AS melihat bahwa pembahasan untuk memindahkan pangkalan militer AS dari Okinawa ketempat lain di luar Okinawa tidak mungkin terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu komitmen AS untuk menjaga stabilitas regional Asia, seperti tertera dalam perjanjian aliansi militer AS-Jepang tahun 1960 yang menyatakan bahwa AS akan menjadi pelindung Jepang dan menjaga stabilitas Timur Jauh. AS mengatakan bahwa Okinawa merupakan wilayah yang strategis untuk melindungi Jepang dan bagi pergerakan militer AS di kawasan, itulah mengapa Okinawa di sebut sebagai “Kunci Utama Jalur Pasifik” Fukumura 2007 dan jika pangkalan militer AS dipindahkan ke luar Okinawa, AS tidak bisa melindungi Jepang dari ancaman eksternal. Hal ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa AS dan Jepang telah menandatangani perjanjian Treaty of Mutual Cooperation and Security, maka secara legal kedua negara menyatakan menyetujui adanya aliansi militer satu sama lain sebagai bentuk pakta pertahanan. Menurut Alex Mintz pakta pertahanan adalah sebuah komitmen dari masing-masing negara yang menyatakan diri akan membantu setiap negara anggota lain ketika mereka diserang oleh lawan DeRouen 2010:126. Melihat hal tersebut, jika Jepang diserang oleh musuh maka AS harus siap membantu Jepang untuk melindungi teritori Jepang. Selain itu karena Jepang terikat perjanjian yang menyatakan Jepang tidak boleh memiliki militer skala besar maka untuk melindungi Jepang dari ancaman eksternal, Jepang akan bergantung kepada kehadiran militer AS di wilayahnya. Kebutuhan Jepang terhadap kehadiran pangkalan militer AS juga disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Naoto Kan yang menyatakan: “Including the Marines in Okinawa, all U.S. troops stationed in Japan play a major role in contributi ng to our nation’s safety and the region’s stability” Klingner 2011:5. Termasuk pasukan marinir di Okinawa, semua pasukan militer AS yang ditempatkan di seluruh Jepang memainkan peranan penting untuk keamanan negara kita dan stabilitas regional Terjemahan Penulis Meskipun AS dan Jepang sama-sama saling membutuhkan dalam hal militer, namun AS juga tidak bisa berdiam diri melihat Jepang mendapat tekanan domestik, selain itu AS menganggap Jepang adalah patner aliansi terpenting di kawasan Asia Pasifik, tidak hanya segi militer tetapi juga ekonomi. AS tidak ingin tekanan domestik Jepang mempengaruhi kebijakan Jepang terhadap kerjasama militer dan ekonomi dengan AS sehingga, sebagai jawaban pengganti atas tuntutan Jepang, AS lebih memilih untuk memindahkan pasukan militernya sebanyak 9.000 personil daripada memindahkan pangkalan militernya ke luar Okinawa yang tertuang dalam Realigment AS-Jepang tahun 2006. Keputusan AS mendistribusikan pasukan militernya sebanyak 9000 personil mendapatkan respon positif dari Jepang, selain itu keuntungan AS dengan mengeluarkan keputusan ini adalah pembahasan pemindahan fasilitas pangkalan militer AS ke luar Okinawa dapat sementara aman. Alasan lain AS tidak ingin memindahkan pangkalan militernya ke luar Okinawa karena pangkalan militer AS terutama Marine Corps Air Station memungkinkan pelaksanaan operasi tempur full-spectrum dimana The Third Marine Expeditionary Force III