Kebijakan Luar Negeri Kerangka Pemikiran

contohnya ialah geopolitik, kapabilitas militer, pembangunan ekonomi, dan tipe pemerintahan Wittkopf 1997:42. Melihat pengertian faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan luar negeri adalah suatu proses yang dilakukan oleh negara dimana sebelum menentukan kebijakan yang akan dikeluarkan, negara harus melihat faktor apa saja yang mempengaruhinya, seberapa penting kebijakan ini dan bagaimana dampak atau efek yang timbul setelah kebijakan luar negeri diputuskan.

1.3 Konsep Aliansi

Menurut Alex Mintz dalam bukunya Understanding Foreign Policy Decision Making, mengatakan aliansi merupakan bentuk umum dalam sebuah interaksi antar negara terutama dalam hal kapabilitas militer. Negara yang tergabung dalam aliansi berarti telah menandatangani perjanjian militer dimana dalam aliansi milliter jika salah satu negara diserang oleh pihak luar maka negara lain akan membantu menghadapi musuh tersebut DeRouen 2010:126 Terbentuknya aliansi juga menjadi salah satu upaya dalam menghadapi dilema keamanan security dilemma yang terjadi pada suatu negara. Dengan adanya aliansi militer terdapat beberapa keuntungan misalnya adanya stabilitas keamanan sebuah negara dan kawasan karena ada kekuatan lain yang menopang. Aliansi juga dianggap sebagai suatu cara untuk mengurangi kesalahpahaman, dan ketidakpastian yang dapat memicu perang DeRouen 2010:126. Namun, Alex Mintz juga menjelaskan kekurangan dalam aliansi militer adalah ketergantungan yang cukup tinggi bagi negara dengan kapabilitas yang rendah kepada negara yang kapabilitasnya tinggi. Selain itu, dengan adanya aliansi militer justru memicu negara lain yang tidak tergabung dalam aliansi tersebut untuk membuat tandingan aliansi baru dengan kekuatan yang jauh lebih besar sehingga keadaaan ini dapat menimbulkan peperangan DeRouen 2010:127. Masih dalam buku Understanding Foreign Policy Decision Making Bruce Bueno de Mesquita mengatakan bahwa terdapat tiga jenis aliansi yaitu netralitas atau pakta non-agresi adalah perjanjian penandatangan dimana masing-masing negara tidak akan menyerang wilayah lain. Bentuk berikutnya, ententes, melibatkan lebih dari sebuah komitmen dimana setiap negara yang melakukan perjanjian antara satu sama lain memiliki komitmen yang harus dipatuhi oleh semua anggota DeRouen 2010:127 Ketiga adalah pakta pertahanan, dimana pakta pertahanan mengandung arti yaitu menentukan bagaimana masing-masing negara dapat membantu setiap negara anggota lain saat mereka dalam keadaan diserang oleh musuh. Pembentukan aliansi merupakan bentuk perpanjangan dari kebijakan luar negeri, sehingga hal itu mempengaruhi suatu negara dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan urusan luar negeri. DeRouen 2010:127 Melihat beberapa konsep terkait penarikan pasukan militer AS yang dipaparkan diatas, maka peneliti merasa bahwa konsep hedging, kebijakan luar negeri, dan aliansi akan relevan dalam menjelaskan alasan pemerintah AS mendistribusikan pasukan militernya dari Okinawa dan memindahkannya ke Guam, Hawai, dan Darwin tahun 2006-2014.

F. Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul Kebijakan Pendistribusian Pasukan Militer Amerika Serikat dari Okinawa ke Guam, Hawai, dan Darwin tahun 2006-2014 akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Neuman dalam melakukan penelitian yang bersifat kualitatif, teknik pengumpulan data didasarkan kepada analisis, interpretasi, persentasi dari informasi naratif Neuman 1997:139. Bentuk jawaban penelitian yang menggunakan metode kualitatif adalah penjelasan narasi. Teknik data analisis kualitatif adalah analisis data naratif yang menggunakan cara induktif dan teknik yang berulang termasuk didalamnya ada strategi kategori dan mengkontekstualisasikan strategi Neuman 1997:139. Sehingga dalam menjelakan penelitian ini, peneliti akan mengambil berbagai sumber data dan mengolahnya menjadi narasi analitis sesuai dengan fakta data yang didapatkan selama penelitian. Sehubungan dengan penjelasan diatas maka peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode kualitatif adalah salah satunya dengan menggunakan data primer, data sekunder dan studi pustaka. Penulis mendapatkan data primer melalui wawancara melalui surel dengan peneliti dari Centre for Strategic and International Studies CSIS Pacific Forum yaitu Jonathan Berkshire Miller dan Doktor John Hemmings dari London School of Economics LSE, serta wawancara langsung dengan Iis Gindarsah dari CSIS Indonesia. Sedangkan peneliti mengambil data sekunder melalui studi pustaka seperti membaca sumber buku-buku dari perpustakaan yang dikunjungi oleh peneliti misalnya Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan CSIS Indonesia, dan sumber lain seperti jurnal, artikel, website dan lain-lain.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Kelima bab tersebut akan diuraikan melalui sistematika berikut ini:

BAB I Pendahuluan

Pada bagian ini peneliti menjelaskan pentingnya masalah yang menjadi tema penelitian. Selain itu, peneliti juga menjelaskan permasalahan, tujuan dan manfaat, metode, konsep teori yang digunakan sebagai alat analisa penelitian ini, serta menjabarkan sejumlah hasil penelitian sejenis yang menjadi rujukan bagi penelitian ini.

BAB II Hubungan Aliansi Militer Amerika Serikat Dengan Jepang

Pada bagian ini memaparkan penjelasan mengenai awal hubungan aliansi militer AS dengan Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II, kepentingan AS menempatkan pasukan militernya di Jepang, penempatan pasukan AS di seluruh wilayah Jepang, dan gambaran umum mengenai fasilitas serta kondisi pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang.

BAB III Pertimbangan Keamanan Strategis Amerika Serikat di

Kawasan Asia Pasifik Bagian ini memaparkan penjelasan mengenai keterlibatan AS di Kawasan Asia Pasifik, dan melihat kondisi regional Asia Pasifik. Kondisi regional Asia dilihat dari beberapa isu penting yang terjadi