Pertimbangan Keamanan Strategis Amerika Serikat di
“We, acting by command of and in behalf of the Emperor of Japan, the Japanese Government and the Japanese Imperial General Headquarters, ... We hereby proclaim
the unconditional surrender to the Allied Powers of the Japanese Imperial General Headquarters and of all Japanese armed forces and all armed forces under Japanese
control wherever situated
...” U.S National Archives Records Administration 1995 Kami bertindak atas nama dan perintah kekaisaran Jepang, Pemerintah Jepang, dan
Markas Besar Jepang...Kami dengan ini menyatakan menyerah tanpa syarat kepada kekuatan sekutu dari Markas Besar Jepang dan semua atribut militer di bawah kontrol
Jepang Terjemahan penulis
Dalam dokumen yang diterbitkan oleh U.S National Archives Records
Administration, juga menyebutkan bahwa Perjanjian Potsdam terdiri dari 13 poin yang menjadi acuan pernyataan kekalahan Jepang kepada Sekutu. Lima
diantaranya yang menyebutkan kekalahan Jepang adalah poin ke- 7, 8, 9, dan 13 yaitu pertama, sebelum ada tatanan baru dalam pemerintahan Jepang, dan sebelum
adanya bukti bahwa peperangan yang dibuat oleh Jepang sudah dihapuskan, maka sebagian wilayah Jepang akan ditunjuk oleh Sekutu untuk diamankan dan
diduduki oleh tentara Sekutu. Kedua, Jepang harus mengikuti persyaratan yang tertera dalam Deklarasi
Kairo
1
serta wilayah kedaulatan Jepang akan dibatasi pada pulau-pulau tertentu, yakni Pulau Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku, dan pulau-pulau kecil lainnya
akan ditentukan oleh Sekutu. Ketiga, Pasukan Militer Jepang akan dilucuti serta mereka diizinkan kembali ke rumah masing-masing untuk memulai kehidupan
1
Deklarasi Kairo merupakan hasil dari Konferensi Kairo yang diadakan pada 27 November 2947 di Kairo, Mesir. Deklarasi Kairo ini di tandatangani oleh tiga pemimpin besar dunia Presiden
AS, Franklin D. Roosevelt, PM Winston Churchill, dan Kepala Negara Cina, Chiang Kai-Shek. Deklarasi ini diumumkan ke publik pada 1 Desember 1943. Isi dari Deklarsi ini dikembangkan
dari ide Atlantic Charter tahun 1941 yang diterbitkan oleh Sekutu pada Perang Dunia II untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai setelah Perang selesai. Di dalam isi Deklarasi Kairo
disebutkan bahwa tujuan Sekutu adalah untuk mengalahkan Jepang dan ingin mendapatkan keuntungan untuk mereka sendiri tanpa adanya pemikiran ekspansi territorial ke wilayah lain.
Sekutu juga menginginkan tentara Jepang dilucuti dari semua pulau-pulau kecil di Pasifik, dan wilayah Cina yang telah dicuri oleh Jepang yaitu Manchuria, Formosa, dan Pecadores harus
dikembalikan kepada Cina, serta wilayah Korea akan dibebaskan dari perbudakan Jepang. Deklarasi Kairo ini di tandatangani oleh tiga pemimpin besar dunia Presiden AS, Franklin D.
Roosevelt, PM Winston Churchill, dan Kepala Negara Cina, Chiang Kai-Shek. Sumber : http:www.ndl.go.jpconstitutioneshiryo01002_46002_46tx.html diakses pada 16
Agustus 2014
baru sebagai warga sipil. Keempat, Sekutu mengatakan kepada pemerintah Jepang untuk memberitakan pernyataan kekalahan Jepang tanpa syarat kepada Sekutu ke
seluruh dunia dan Jepang harus menjamin tindakan ini dapat terlaksana dengan aman, jika Jepang menolak untuk menyerah maka Sekutu akan terus melancarkan
serangan hingga Jepang hancur The National Archives and Records Administration 1995.
Perjanjian lain yang ditandatangi oleh Jepang ialah San Francisco Peace Treaty SFPT. Perjanjian damai ini ditandatangani Jepang bersama 48 negara
lainnya pada 8 September 1951 di San Francisco, AS untuk membahas mengenai hubungan antara Jepang dan Sekutu dalam memelihara perdamaian dan keamanan
internasional. Dalam San Francisco Peace Treaty SFPT juga membicarakan bahwa Jepang mengakui kemerdekaan Korea dan melepaskan wilayah jajahannya
yang lain yakni Formosa Taiwan, Pescadores, Sakhalin, Kuril, dan beberapa pulau kecil di pasifik seperti Pulau Spratly dan Paracel The Open University
1998. Dalam pasal 2 Perjanjian San Francisco, Jepang juga menyetujui untuk
menjalankan sistem hak kewenangan wilayah Trusteeship System sesuai dengan mandate PBB dan AS akan bertindak sebagai satu-satunya administering
authority di Jepang. Beberapa wilayah Jepang yang berada dalam kewenangan otoritas administrasi AS sesuai dengan sistem Trusteeship adalah Okinawa,
Kepulauan Daio, Kepulauan Bonin, Pulau Rosario, Pulau Volcano, Pulau Parece Vela, dan Pulau Marcus The Open University 1998.