Kredit Perbankan TINJAUAN PUSTAKA

krisis. Krisis ekonomi yang diawali tahun 1997 telah berdampak luas pada semua aspek kehidupan masyarakat, sehingga memicu instabilitas pada bidang sosial, politik dan keamanan. Kondisi ini memicu timbulnya kekacauan dalam kegiatan perekonomian dan laju inflasi yang semakin tinggi. Begitu beratnya kondisi perekonomian Indonesia sehingga terpuruk di mata internasional. Pertumbuhan ekonomi menjadi negatif, pendapatan perkapita sebelum krisis mencapai US 1.100 pada tahun 1999 merosot menjadi US 580 Tambunan, 2001a. Demikian juga dengan nilai kurs rupiah yang sempat menyentuh nilai tertinggi Rp 17.500 per US 1. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya kepercayaan masyarakat dalam negeri maupun internasional terhadap perekonomian Indonesia, sehingga aktivitas di pasar modal didominasi oleh aktivitas jual, bukan pembelian. Setelah tahun 2000 perekonomian mulai recovery sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai positif. Sektor-sektor perekonomian yang sebelumnya tumbuh negatif, sudah berkembang menjadi positif. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 3 sampai 4 persen.

2.3. Kredit Perbankan

Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan dunia usaha. Khusus untuk dunia usaha, dana yang diberikan oleh bank adalah dalam bentuk kredit. Jumlah permintaan kredit pada suatu bank dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi debitur maupun dari sisi Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 kreditur perbankan itu sendiri. Permintaan kredit dari sisi debitur dunia usaha dipengaruhi oleh adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas usaha, baik dalam bentuk investasi maupun modal kerja. Sedangkan dari sisi perbankan, permintaan kredit dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suku bunga kredit, batas maksimum kredit, SBI, kebijakan-kebijakan pemerintah dan pelayanan bank itu sendiri kepada nasabahnya. Berdasarkan data Bank Indonesia 2005, nilai kredit yang diberikan bank umum sejak tahun 2000 hingga tahun 2004 mengalami peningkatan setiap tahun. Nilai kredit yang diberikan bank umum pada tahun 2000 sebesar Rp. 861.905 miliar dan meningkat setiap tahun menjadi Rp. 1.794.190 miliar pada tahun 2004. Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang. Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana dalam menjalankan usahanya pihak manajeman berusaha untuk memperoleh tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit. Menurut Pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 Kredit adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa keuntungan atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit untuk memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya Tohar, 2000. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004, alasan permintaan kredit adalah: permintaan transaksi, yaitu kebutuhan alat tukar yang diterima oleh umum untuk membeli barang dan membayar tagihan, dan sebagai tambahan, yaitu sebagai aset atau penyimpan nilai. Permintaan kredit tersebut dipengaruhi suku bunga biaya untuk memegang uang, dimana semakin tinggi biaya suku bunga kredit maka permintaan kredit uang menurun. Permintaan uang untuk tujuan kredit, menurut Keynes dalam Nusantara dan Azis, 2002 ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan kredit. Alasannya, apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang opportunity cost makin kecil. Sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar keinginan masyarakat untuk meminjam kredit. Pada umumnya alasan orang meminjam kredit adalah untuk investasi, modal kerja, maupun untuk konsumsi. Namun dari sisi perbankan, kredit yang lebih banyak diberikan adalah kredit investasi dan modal kerja. Aktivitas perekonomian, khususnya sektor usaha dapat bergerak dengan adanya kredit dari bank. Para pelaku usaha lebih mengandalkan bantuan kredit untuk invetasi maupun untuk modal kerja dibandingkan dengan modal sendiri. Oleh karena itu peranan kredit bank dalam dunia usaha sangat penting, karena sebagian besar kegiatan usaha didanai oleh kredit Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 bank. Walaupun kegiatan usaha membutuhkan kredit, namun tinggi rendahnya permintaan kredit oleh dunia usaha tersebut terutama dipengaruhi oleh suku bunga kredit. 2.4. Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu Triyoso, 1984. Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki Todaro Smith, 2004. Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisispasi ke dalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun Todaro Smith, 2004. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan Jhingan, 2000. 2.5. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.Dumairy, 1996. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 nasional pendapatan disposebel perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan : C = a + bY .....................................................................................2.6 Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional. Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposabel dengan konsumsi dan pendapatan diposabel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Kencondongan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC berasal dari istilah Inggrisnya Marginal Propensity to Consume, dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi C yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel Yd yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPC = Yd C ..........................................................................................2.7 Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC Average Propensity to Consume, dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi C dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 konsumen tersebut dilakukan Yd. Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula : APC = Yd C ..............................................................................................2.8 Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung marginal dinyatakan dengan MPS Marginal Propensity to Save adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan S dengan pertambahan pendapatan disposebel Yd. Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPS = Yd S ..........................................................................................2.9 Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS Average Propensity to Save, menunjukan perbandingan di antara tabungan S dengan pendapatan disposebel Yd. Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula Sukirno, 2003 : APS = Yd S .............................................................................................2.10

2.6. Teori Konsumsi