Volume Ekspor Pembahasan 1. Jumlah Kredit

Pertumbuhan kredit konsumer cukup baik serta dengan kolektibiliti yang relatif terjaga. Kondisi yang cukup meyakinkan adalah pada 2005 dimana NPL total kredit perbankan meningkat secara signifikan juga dampak dari kebijakan PBI No. 722005 tentang penyeragaman kolektibiliti, sedangkan NPL kredit konsumer relatif stabil bahkan jauh dibawah NPL jenis kredit lainnya. Artinya, kredit konsumer relatif tidak terlalu sensitif dengan peningkatan inflasi dan BI rate pada 2005. Menurut Retnadi 2007, ada tiga fakor eksternal bank yang diperkirakan akan mempengaruhi pola penyaluran kredit bank di semester II tahun 2006. Ketiga variabel tersebut adalah kondisi suku bunga BI rate yang masih relatif tinggi yang saat ini masih sebesar 12,75, uphoria pemberantasan KKN di bank BUMN, dan adanya imbauan pemerintah kepada perbankan untuk membiayai proyek infrastruktur, perkebunan, dan energi. Walaupun dua variabel terakhir lebih banyak ditujukan untuk bank BUMN, namun mengingat porsi penyaluran kredit bank BUMN yang masih sekitar 40 dari seluruh kredit perbankan, maka kedua variabel tersebut tampaknya tidak dapat diabaikan.

4.7.2. Volume Ekspor

Dari hasil estimasi diketahui bahwa volume ekspor berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan volume impor, dimana adanya volume ekspor juga akan dikurangi oleh volum impor. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lihan, dan Yogi 2003 bahwa peranan sektor ekspor di Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 PDRB di Indonesia. Hal itu sejalan dengan pendapat Jung dan Marshall 1985 yang mengemukakan sebagian besar negara-negara berkembang tidak menunjukkan dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Temuan ini, juga sejalan dengan pendapat Arief 1993 yang menyatakan jika sektor ekspor ini masih tergantung pada input impor maka pengaruhnya terhadap PDRB tidaklah nyata. Faktor yang berpengaruh nyata dalam penelitian ini adalah ekspor dikurangi dengan impor tahun sebelumnya. Hasil peneltian yang menonjol menunjukkan bahwa pengganda dampak yang ditimbulkan oleh ekspor sektor minyak umi terhadap produk nasional bruto selama periode yang diselidiki adalah 1,2876, yang jauh lebih kecil kalau dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh ekspor sektor non minyak bumi yang besarnya 3,0930. Sebab utama dari hal ini ialah bahwa ekspor sektor non minyak bumi mempunyai efek yang lebih tingg terhadap konsumsi, investasi dan pajak. Selanjutnya penelitian sejenis untuk runtun waktu yang berbeda, yaitu untuk periode tahun 1970-1996 dilakukan oleh Adirinekso 2000, menunjukkan bahwa ekspor migas selama periode penelitian memberikan pengaruh yang cukup besar bagi produk nasional bruto dibandingkan dengan ekspor nonmigas. Menurut Hastiadi 2009, kontribusi ekspor netto dalam pembentukan PDB mengalami kenaikan pada tahun 2006 menjadi 5,40 persen. Namun, pada tahun 2007 kontribusi ekspor netto turun menjadi hanya 4,10 persen. Dan sejak tahun 2007 hingga triwulan ketiga 2008 kontribusi ekspor netto sebagai penopang PDB terus mengalami penurunan. Pada triwulan ketiga 2008, kontribusi ekspor netto, bahkan Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 tercatat berkontraksi atau tumbuh negatif sebesar 0,10 persen. Memburuknya ekspor netto tersebut merupakan gambaran bahwa telah terjadi perlambatan kinerja di sektor riil.

4.7.3. Pengeluaran Pemerintah