Pengeluaran Pemerintah Multikolinieritas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian terhadap nilai t- statistik diperoleh nilai 2,006 yang lebih besar dibandingkan t- tabel α 10 = 1,743. Hal ini berarti bahwa variabel kredit berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

b. Volume Ekspor

Hasil estimasi menunjukkan bahwa volume ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat volume ekspor, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi volume ekspor sebesar 0,093 berarti bahwa setiap volume ekspor sebesar 1 persen, maka menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,093 persen, ceteris paribus. Dilihat dari nilai koefisien regresi yang lebih kecil dari satu, volume ekspor bersifat inelastis terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil pengujian terhadap nilai t- statistik diperoleh nilai 0,615 yang lebih kecil dibandingkan t- tabel α 10 = 1,743. Hal ini berarti bahwa variabel volume ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

c. Pengeluaran Pemerintah

Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat pengeluaran pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Koefisien regresi pengeluaran pemerintah sebesar 0,219 berarti bahwa setiap peningkatan pengeluaran pemerintah Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 sebesar 1 persen, akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,219 persen, ceteris paribus. Dilihat dari nilai koefisien regresi yang lebih kecil dari satu, pengeluaran pemerintah bersifat inelastis terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut diketahui bahwa pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tergolong rendah. Pengeluaran pemerintah untuk tahun berjalan, khususnya untuk pembangunan hanya memberikan dampak pada tahun-tahun selanjutnya, karena manfaat yang diperoleh publik dari pembangunan tersebut lebih besar setelah pembangunan selesai. Pada tahun berjalan, pengeluaran pemerintah lebih mempengaruhi pajak. Dari hasil pengujian terhadap nilai t- statistik diperoleh nilai 2,477 yang lebih besar dibandingkan t- tabel α 5 = 2,101. Hal ini berarti bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

d. Tenaga Kerja

Hasil estimasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat jumlah tenaga kerja, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Nilai koefisien regresi jumlah tenaga kerja sebesar 0,596 berarti bahwa setiap peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 1 persen, maka Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,596 persen, ceteris paribus. Jumlah tenaga kerja bersifat inelastis terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut diketahui bahwa pengaruh tenaga kerja lebih dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan kredit dan pengeluaran pemerintah. Hal ini terutama disebabkan karena tenaga kerja berhubungan dengan tiga komponen yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu pajak, konsumsi dan tabungan. Selain itu, tenaga kerja mempunyai andil yang cukup besar dalam menggerakkan sektor riil, karena pada umumnya aktivitas usaha di Indonesia masih usaha yang bersifat pada karya. Dari hasil pengujian terhadap nilai t- statistik diperoleh nilai 2,056 yang lebih besar dibandingkan t- tabel α 10 = 1,743. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

4.6.2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam model estimasi dilakukan dengan melihat R 2 yang dihasilkan dari estimasi model. Kriteria keputusan sebagai berikut : Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009 2. Jika nilai R 2 y.x R 2 x.x , maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak. 3. Jika nilai R 2 y.x R 2 x.x , maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak. Hasil dari uji koefisien regresi secara parsial disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Nilai R 2 LogPE = fLogKR, LogEX, LogPP, LogTK Model 1 0,9846 LogKR = f LogEX, LogPP, LogTK Model 2 0,9284 LogEX = f LogKR, LogPP, LogTK Model 3 0,9197 LogPP = f LogEX, LogKR, LogTK Model 4 0,8240 LogTK = fLogPP, LogEX, LogKR Model 5 0,9371 Sumber : Data diolah Lampiran 4. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi R 2 regresi parsial Model 1 lebih besar dari nilai koefisien determinasi regresi Model 2 sd Model 2. Karena nilai koefisien regresi uji parsial tidak ada yang lebih besar dari nilai koefisien regresi model 1, maka dapat disimpulkan bahwa pada model tersebut tidak ditemukan masalah multikolinieritas. Yunan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009

b. Autokorelasi