Seperti dikemukakan di atas bahwa kelemahan SDM pemerintahan kecamatan tidak saja lemah secara intelektual, tetapi juga sangat lemah dalam emosional, dan juga
spiritual, karena pemerintahan supra kecamatan pusat-provinsi dan kabupaten tidak membiasakan atau membudayakan mentransformasi nilai-nilai intelektual emosional,
dan spiritual kepada aparat kecamatan. Justru yang diperlihatkan oleh aparat pemerintah supra kecamatan adalah sikap dan prilaku korup, arogan, dan
kesewenang-wenangan. Kondisi yang demikian ini, tidak bisa diharapkan menciptakan tatanan pemerintahan yang baik. Hal yang demikian itu secara
berkelanjutan tetap memosikan aparat pemerintahan kecamatan sebagai pelayan birokrasi dan bukan pelayan masyrakat.
Dalam konteks kematangan spiritual, Agustian 2003:218 mengemukakan sebagai berikut.
Tauhid akan mampu menstabilkan tekanan amygdala sistem saraf emosi sehingga emosi selalu terkendali. Pada saat inilah seseorang dikatakan
memiliki EQ tinggi . Suara-suara Ilahiah itulah bisikan informasi maha penting yang mampu menghasilkan keputusan yang sesuai, dengan hukum
alam, sesuai dengan situasi yang ada dan sesuai dengan garis orbit spiritualitas.
4.3.2. Dimensi Kelancaran facilitating
Memperlancar facilitating mungkin merupakan kecakapan paling mendasar yang diperlukan oleh manajer yang memberdayakan. Stewart 1998:79 menyatakan
sebagai berikut. Manajer yang memberdayakan memandangnya sebagai tugas pokok
manajemen untuk meniadakan segala halangan, tantangan, dan penundaan yang menghalangi staf untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
Halangan itu berupa kurang memadainya informasi, kecakapan atau pengetahuan.
Di sini pelatihan mempunyai peranan yang sangat penting. Akan tetapi, kerapkali masalah-masalah itu disebabkan karena peraturaan dan prosedur yang lebih
bersifat menghambat daripada membantu tercapainya prestasi puncak. Stewart 1998:79 selanjutnya mengemukakan bahwa memperlancar facilitating berarti
“memerhatikan apa yang perlu dilakukan oleh staf kita, lalu menyediakan jalannya selapang mungkin”. Untuk memperlancar pekerjaan organisasi, sering kali diperlukan
adanya konsultan oleh karena dapat lebih jernih melihat sistem-sistem dan prosedur- prosedur yang dijalankan, tanpa dikaburkan oleh keterbiasaan. Manajer yang
memberdayakan akan melakukan segala upaya yang mungkin untuk memastikan bahwa halangan halangan ditiadakan atau dikurangi sehingga staf dapat menberikan
usaha mereka yang terbaik tanpa terganggu oleh halangan-halangan, rintangan- rintangan atau penundaan-penundaan.
Walaupun secara teoritis SDM memegang peranan kunci dalam meningkatkan efektivitas organisasi, hanya dengan pendidikan SDM belum tentu dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik tanpa dilengkapi fasilitas kerja dan peralatan kerja lainnya yang mendukung. Ibarat mobil yang berteknologi canggih dan supir
yang terampil, apabila mobil tersebut belum diisi bensin minyak, mobil tersebut tidak dapat berjalan. Demikian perumpamaan peranan sub-sub sistem dalam
pemberdayaan SDM yang saling mendukung dan saling memengaruhi dalam
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
mencapai suatu tujuan. Stewart 1998: 79 dalam konteks ini mengemukakan sebagai berikut.
Memperlancar facilitating berarti memerhatikan apa yang perlu dilakukan oleh staf kita, untuk memperlancar pekerjaan organisasi sering kali
diperlukan adanya konsultan karena dapat lebih jernih melihat sistem-sistem dan prosedur-prosedur yang kita jalankan tanpa dikaburkan oleh
keterbiasaan.
Manajer yang memberdayakan akan melakukan segala upaaya yang mungkin untuk memastikan bahwa halangan-halangan ditiadakan atau dikurangi sehingga staf
dapat memberikan usaha mereka yang terbaik tanpa terganggu oleh halangan- halangan, rintangan-rintangan, atau penundaan-penundaan dengan menyiapkan
fasilitas, baik hardware maupun software skill, pengetahuan, budaya organisasi, dan moral. Kaho 2002: 186 menyatakan sebagai berikut.
Faktor peralatan tergolong penting dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan aktivitas pemerintahan daerah. Dalam pengertian ini, peralatan adalah setiap
benda atau alat yang dipergunakan untuk memperlancar atau mempermudah pekerjaan atau aktivitas pemerintahan daerah.
Oleh karena itu ketiadaan fasilitas kerja bagi suatu organisasi menjadi penghambat utama dalam mencapai tujuan organisasi. Peralatan sebagaimana
dimaksud dalam aktivitas penyelenggaraan pemerintahan kecamatan menyangkut perangkat keras, misalnya: mesin tik, kertas, meja, kursi lemari dan sebagainya.
Tersedianya fasilitas kerja ini akan sangat membantu bagi aparat desa dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat.
Data dan fakta di atas menunjukkan bahwa dimensi facilitating bagi aparat kecamatan merupakan hal yang sangat penting seperti dimensi-dimensi lainnya.
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
Namun, apa yang menjadi harapan aparat pemerintahan kecamatan agar fasilitas kerja relatif memadai hampir jauh dari kenyataan karena keterbatasan dana atau anggaran
yang dimiliki oleh pemerintahan supra kecamatan. Dengan demikian, pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan kecamatan perlu
didukung dengan facilitating. Dengan facilitating yang baik, pelaksanaan tugas akan dapat sukses dan berhasil. Dengan demikian, keberhasilan efektivitas organisasi
akan dapat dicapai. Dimensi kelancaran facilitating ada empat indikator yaitu : ketersediaan informasi, fasilitas kerja, ketersediaan waktu, kertersediaan dana, dan
pendidikan dan pelatihan. Sebagai gambaran mengenai sikap aparat kecamatan sebagai responden dalam
memberikan respon terhadap indikator dari dimensi kelancaran dapat dilihat dalam tabel dan penjelasan berikut:
Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Informasi dalam
Menjalankan Tugas n=15
No Alternatif Jawaban
b f
b x f f
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 1
8 6
5 32
18 6,67
53,33 40,00
Jumlah 15
55 100
Sumber : Pengolahan data tahun 2008 kuesioner nomor 6 Data jawaban kuesioner di atas menunjukkan Skor 55 yang termasuk dalam
kriteria baik.
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan pendapat responden pada tabel 12 diketahui bahwa Informasi sangat diperlukan demi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di
kecamatan. Jawaban ini dinyatakan oleh 1 orang responden 6,667 menyatakan sangat setuju bahwa untuk memperlancar tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan
kecamatan, ketersediaan informasi sangat penting bagi setiap aparat agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik dengan pernyataan di atas, 8 orang responden
53,33 menyatakan setuju, dan 6 orang responden 40,00 menyatakan ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut.
Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yang menyatakan setuju bahwa untuk memperlancar tugas-tugas penyelenggaraan
pemerintahan kecamatan, ketersediaan informasi sangat penting bagi setiap aparat agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik. Informasi adalah kebutuhan bagi
suatu organisasi Jogiyanto dalam Makmur 2007:79 mengemukakan sebagai berikut. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi
sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatakan informasi akan menjadi luruh, kerdil, dn akhirnya akhirnya
organisasi itu berakhir dan tamat. Argumentasi tersebut menunjukkan bahwa organisasi yang tidak didukung
oleh informasi pada akhirnya akan menjadi organisasi yang kerdil dan dapat mematikan organisasi itu sendiri akibat tidak tersedianya informasi. Lantas, apa
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
sebenarnya informasi itu? Nawawi 2001:178 mendefiniskan informasi sebagai
berikut. Informasi adalah data yang telah diinterpretasikan dan dimanifestasikan dalam
bentuk tertentu yang memiliki arti dan berguna bagi yang memerlukannya dan mempunyai nilai nyata sebagai sarana dalam proses pengambilan keputusan.
Dari uraian mengenai konsep informasi yang sudah disebutkan di atas sangatlah jelas bawha informasi tidak saja merupakan sebagai sarana dan fasilitas
kerja suatu organisasi, tetapi yang lebih penting lagi bahwa informasi mempunya fungsi sebagai bahan bagi pimpinan organisasi dalam mengambil keputusan-
keputusan penting yang menyangkut kelangsungan hidup prganisasi itu sendiri.
Tabel 13.
Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas n=15
No Alternatif Jawaban
b f
b x f f
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 1
9 4
1 5
36 12
2 6,67
60,00 26,66
6,67 Jumlah
15 55
100 Sumber : Pengolahan data tahun 2008 kuesioner nomor 7
Data jawaban kuesioner di atas menunjukkan Skor 55 yang termasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan pendapat responden pada tabel 13 diketahui bahwa Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan kecamatan oleh aparat kecamatan sangat
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kerja. Jawaban ini dinyatakan oleh 1 orang responden 6,667 menyatakan sangat setuju dengan pernyataan di atas, 9 orang
responden 60,00 menyatakan setuju, 4 orang responden 26,66 menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang responden 6,67 menyatakan tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut. Hasil wawancara dengan informan yang menyatakan sangat setuju bahwa
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan kecamatan oleh aparat kecamatan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kerja. Demikian halnya dengan fasilitas kerja
yang sangat menentukan kelancaran tugas bagi aparat pemerintahan kecamatan. Dengan terpenuhinya fasilitas kerja maka tugas-tugas pemerintahan dapat terlaksana
dengan baik dan efektif dilaksanakan. Tabel 14. Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Dana dalam Mendukung
Pelaksanaan Tugas n=15
No Alternatif Jawaban
b f
b x f f
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 3
6 5
1 15
24 15
2 20,00
40,00 33,33
6,67 Jumlah
15 56
100 Sumber : Pengolahan data tahun 2008 kuesioner nomor 8
Data jawaban kuesioner di atas menunjukkan Skor 56 yang termasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan pendapat responden pada tabel 14 diketahui bahwa ketersediaan dana atau biaya dapat memperlancar pelaksanaan tugas. Jawaban ini dinyatakan oleh
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
3 orang responden 20,00 menyatakan sangat setuju bahwa ketersediaan dana atau biaya dapat memperlancar pelaksanaan tugas, 6 orang responden 40,00
menyatakan setuju, 5 orang responden 33,33 menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang responden 6,67 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yang menyatakan setuju bahwa ketersediaan dana atau biaya dapat memperlancar
pelaksanaan tugas karena dengan ketersediaan dana dapat lebih menambah motivasi pegawai. Hal senada juga dikemukakan oleh Kaho 2002: 124-125 jika dikaitkan
dengan hasil penelitian di atas bahwa:
Faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Untuk mengatur dan
mengurus otonominya, daerah membutuhkan biaya atau uang. Tanpa adanya biaya yang cukup, maka bukan saja tidak mungkin bagi daerah
untuk dpat menyelenggarakan tugas kewajiban serta kewenangan yang ada padanya, tetapi juga ciri pokok dan mendasar suatu daerah otonom menjadi
hilang.
Memerhatikan pandangan Kaho tersebut, jelas bawha level organisasi pemerintahan kecamatan yang fasilitas kerjanya terbatas dan juga SDM yang terbatas
sangat menuntut adanya dana atau anggaran yang memadai dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat kecamatan. Jangan dengan fasilitas yang
sudah terbatas diperberat lagi dengan kondisi keuangan kecamatan yang sama sekali tidak mendukung tugas-tugas pelayanan itu. Mengenani uang, Bushard, dkk dalam
Timpe 2001:61 mengemukakan bahwa uang merupakan salah satu alat motivasi
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
terkuat, tetapi penggunanaanya harus disesuaikan dengan persepsi nilai setiap pegawai.
Dari pendapat di atas tampak bahwa uang merupakan alat motovasi yang sangat efektif dalam meningkatakan kinerja pegawai. Tidak semua organisasi
memnuhi persyaratan bagi pemantapan suatu sistem uang, yang akan terlihat kemudian. Dari semua indikasi yang tercatat, tampaknya organisasi yang
menyandarkan peningkatan peforma pegawai mereka pada pnghargaan finansial uang tidak memperoleh hasil yang diharpakan. Demikian halnya jika hal ini
dikaitkan dengan kondisi aparat kecamatan yang masih sangat lemah dalam pendidikan, keterampilan dan pengalaman belum bisa dijadikan jaminan bahwa
dengan uang atau danayang cukup mereka akan dapat meningkatkan kemapuan kerjanya.
Tabel 15. Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Waktu dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas n=15
No Alternatif Jawaban
b f
b x f f
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 3
8 3
1 15
32 9
2 20,00
53,33 20,00
6,67 Jumlah
15 58
100 Sumber : Pengolahan data tahun 2008 kuesioner nomor 9
Data jawaban kuesioner di atas menunjukkan Skor 58 yang termasuk dalam kriteria baik.
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan pendapat responden pada tabel 15 diketahui bahwa ketersediaan waktu yang cukup dalam melaksanakan tugas cukup menentukan lancar tidaknya
tugas-tugas pelayanan pemerintahan kecamatan. Jawaban ini dinyatakan oleh 3 orang responden 20,00 menyatakan sangat setuju bahwa ketersediaan waktu yang cukup
dalam melaksanakan tugas cukup menentukan lancar tidaknya tugas-tugas pelayanan pemerintahan kecamatan, 8 orang responden 53,33 menyatakan setuju, 3 orang
responden 20,00 menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang responden 6,67 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yang menyatakan setuju bahwa ketersediaan waktu yang cukup dalam melaksanakan tugas
cukup menentukan lancar tidaknya tugas-tugas pelayanan pemerintahan kecamatan. Wilkinson dalam Timpe 2002:3 mengemukakan pentingnya waktu bagi seorang
pegawai atau karyawan. Menurutnya. Hentikan membuang waktu. Mulailah mengelola dan menginvestasikan
waktu. Hal itu akan merupakan invsestasi paling berharga untuk diri dan organisasi. Hanya beberapa di antara kita dalam manajemen yang dapat
lulus dalam penggunaan waktu tapa merasa malu melihat hasilnya.
Dalam kenyataan banyak sekali orang dalam organisasi yang menghamburkan waktu, menghabiskan waktu untuk sesuatu hal yang keliru, dan banyak sekali waktu
yang erbuang untuk hal yang keliru dan banyak sekali waktu yang terbuang untuk hal-hal yang tidak berguna.
Tabel 16. Tanggapan Responden Terhadap Diklat Bagi Aparat dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas n=15
No Alternatif Jawaban
b f
b x f f
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4
3 2
1 1
9 4
1 5
36 12
2 6,67
60,00 26,66
6,67 Jumlah
15 55
100
Sumber : Pengolahan data tahun 2008 kuesioner nomor 10 Data jawaban kuesioner di atas menunjukkan Skor 55 yang termasuk dalam
kriteria baik. Berdasarkan pendapat responden pada tabel 16 diketahui bahwa pendidikan
dan pelatihan bagi aparat pemerintahan kecamatan dapat memudahkan kelancaran tugas. Jawaban ini dinyatakan oleh 1 orang responden 6,67 menyatakan sangat
setuju bahwa pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintahan kecamatan dapat memudahkan kelancaran tugas, 9 orang responden 60,00 menyatakan setuju, 4
orang responden 26,66 menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang responden 6,67 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yang menyatakan setuju bahwa pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintahan
kecamatan dapat memudahkan kelancaran tugas. Berkiatan dengan diklat sebagai indikator terakhir dari dimensi facilitating yang digunakan dalam pembahasan ini,
Ndraha 1999:58-59 mengemukakan sebagai berikut: Dengan terbatasnya sumber-sumber, lapangan kerja juga berkurang
sehingga pendidikan menjadi kurang signifikan mengingat berkurangnya mobilitas kerja. Sementara itu, pelatihan semakin pelatihan semakin
semarak. Program pelatihan training: pembentukan job dipisahkan dari program pendidikan education: persiapan memasuki lapangan kerja dan
pengembangan development: proses belajar untuk pengembangan individual.
Bambang Indramawan: Analisis Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Camat Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut pandangan Ndaraha di atas, jika sumber-sumber sudah terbatas sumber daya alam atas sumber daya lainnya, lapangan kerja juga akan berkurang.
Hal lain akan mengurangi minat orang untuk mengikuti pendidikan karen mobilitas kerja berkurang, tetapi pelatihan semakin semarak untuk mempersiapkan angkatan
kerja baru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dipersiapkan untuk lapangan
kerja baru. Sedangkan Djamin dalam Sairin 2001: 2 6 menyatakan sebagai
berikut Pendidikan adalah salah satu pilar dalam membangun suatu bangsa menuju
modernisasi. Pernyataan ini merupakan aksioma yang telah diterima sebagai suatu kebenaran. Namun, kondisi pendidikan nasional sekarang terutama
dilihat dari sudut pendidikan amat memperihatinkan. Pendidikan nasional sekarang bagaikan benang kusut sehingga diperlukan upaya untuk dapat
mengurangi kembali benang kusut tersebut menjadi sesuatu yang teratur. Maka, semua pihak dapat menjalankan fungsinyadengan baik.
4.3.3. Dimensi Konsultasi consultating