Operasional Teknis Humas Pemko Lhokseumawe 1. Pelayanan Humas

4.6. Operasional Teknis Humas Pemko Lhokseumawe 1. Pelayanan Humas

Pelayanan sebagai kegiatan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Kegiatan yang demikian, mengasumsikan pelayanan merupakan kegiatan. yang dapat dilihat secara fisik maupun non fisik Pelayanan humas merupakan kegiatan yang diberikan oleh bagian humas baik untuk publik internal maupun publik eksternal Menurut beberapa informasi diketahui bahwa pelayanan humas Lhokseumawe secara umum tidak ada begitu baik. Hal ini dikemukakan oleh Informan 9, bahwa: Secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok antara pelayanan Humas dulu dengan sekarang. Karena Humas di lembaga pemerintahan memang bekerja berdasarkan peraturan atau birokrasi yang sudah ada Hal yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Informan 12, bahwa: Kalau memperhatikan kinerja pegawai Humas dalam pelayanan publik itu sama, bedanya sekarang justru untuk mendapatkan datainformasi di Humas menjadi semakin lama Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kinerja pelayanan Humas yang perlu diperhatikan adalah dengan berubahnya waktu pelayanan menjadi semakin lama.

2. Program-Program Pelayanan

Program-program kegiatan Humas Lhokseumawe merupakan upaya untuk membentuk citra positif Pemko Lhokseumawe. Dari hasil pengumpulan informasi Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. dari beberapa sumber yang dihubungi, temyata program-program layanan humas belum berjalan dengan baik, bahkan yang sangat menyedihkan sekali adalah banyak pihak public external yang tidak mengetahui akan program-progran apa saja yang ada di Bagian Humas Pemko Lhokseumawe. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh informan 10, bahwa: Sepatutnya Humas jadi pusat informasi, nah kila malah tidak tau sepak terjang Humas, apa kegiatannya? Ada program apa saja yang berhubungan dengan masyarakat luas? Bukan hanya program Humas yang harus dimasyarakatkan, tetapi keberadaan Humas pun harus dimasyarakatkan”. Hal yang berbeda dikemukakan oleh Informan 12, bahwa: Program layanan bagi media ada, seperti konferensi press, press release, press relation, dan sebagainya”. Dari pernyataan tersebut maka terlihat bahwa program-program pelayanan bagi public external belum merata, atau baru sebatas program program bagi kalangan tertentu untuk kepentingan publik ekstemalnya.

3. Jenis Program Layanan yang Sering Digunakan

Beberapa layanan yang sering digunakan oleh publik ekstemal adalah layanan bagi kalangan media massa. Tetapi, sejak bulan April 2007 program layanan yang mulai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, adalah Program penyebarluasan informasi melalui siaran obrolan dan interaktif di RRI dan infomrasi melalui Medai Pertunjukan Rakyat. Humas Lhokseumawe menerima pengaduan, tanggapan, pertanyaan dan lain Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. sebagainya sekitar 50 hingga 60 jenis aduan setiap hari. Isi pesan mulai dari pengaduan mengenai tenaga pendidik, pelayanan sekolah, pungutan, kenaikkan pangkat, sampai masalah dugaan KKN yang dilakukan oleh oknum-oknum di lingkungan Pemko Lhokseumawe. Tanggapan Humas atas pesan tersebut diantaranya, ada yang bisa dijawab secara langsung, disampaikan pada bagian yang berhak menerima informasi tersebut, mengundang langsung masyarakat pemberi informasi, dan lain sebagainya. Mengenai manfaat program-program tersebut dikemukakan oleh Informan 11, bahwa: Masyarakat mengharapkan ada tempat dimana dengan mudah menerima berbagai persoalan sekitar pelayanan publik. Di era sekarang tidak bisa lagi pemerintah memakai informasi satu arah, tetapi harus dua arah. Layanan pengaduan lewat dialog interaktif itu baik diteruskan, dengan catatan ada respon dari pihak pemerintah. Kalau tidak bisa menjadi bumerang”.

4. Keakuratan dan Kemudahan Informasi

Seperti telah dipaparkan di bagian atas bahwa citra harus dibangun di atas informasi yang benar. Agar citra yang dipersepsikan oleh masyarakat baik dan benar dalam arti ada konsistensi antara citra dengan realitas, citra perlu dibangun secara jujur. Dari hasil pengumpulan data diketahui bahwa informasi yang disampaikan bagian Humas tergolong akurat. Seperti misalnya yang dikemukakan oleh Informan 12, bahwa: Informasi atau data yang bersumber dari bagian Humas hampir semuanya Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. akurat Hanya saja, tingkat keakuratan informasi atau data tersebut tidak dibarengi dengan kemudahan untuk mendapatkannya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Informan 12, bahwa: Tetapi untuk mendapatkan informasi atau data tersebut sering harus menunggu terlalu lama, jadinya informasi tersebut sudah basi”. Dari penjelasan tersebut nampak bahwa pembentukan citra Pemko Lhokseumawe masih terhambat oleh lambatnya bagian Humas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan publik. Meskipun dari segi keakuratan informasi yang diberikan, dapat dipertanggungjawabkan.

5. Petugas Bagian Humas

Dari hasil pengumpulan data mengenai petugas bagian Humas maka hingga saat ini masih mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk beberapa karyawan yang ada di Pemko Lhokseumawe. Informan 13, menyatakan: Petugas bagian Humas kurang tanggap, kita berkali-kali menyampaikan surat ke bagian Humas agar mereka bisa terlibat dalam kegiatan kemasyarakan, tetapi hingga tidak ada jawaban”. Pernyataan yang hampir sama dikemukakan oleh informan 12, bahwa: Kualitas kerja pegawai Humas harus ditingkatkan agar pekerjaan mereka bisa terlihat oleh masyarakat. Hingga kini kami tidak melihat hasil kerja bagian Humas”. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008.

6. Perubahan Struktur Organisasi

Dari hasil pengumpulan data di lapangan diketahui bahwa publik ekstemal terutama yang banyak berhubungan dengan bagian Humas Lhokseumawe yang dianggap mengurangi gerak Humas dalam menjalankan tugas-tugasnya. Informan 12, menyatakan: Kita sering melihat kedudukan Humas dalam organisasi seperti sekarang sangat menghambat kinerja Humas. Kinerja Humas terhambat oleh birokrasi. Sebaiknya posisi humas dalam organisasi langsung di bawah Walikota agar kinerjanya tidak terhambat oleh birokrasi”. Informan 9 menyebutkan bahwa: Sudah selayaknya Humas pada suatu badan pemerintahan saat ini tidak terlalu terikat oleh birokrasi dalam bekerja. Hal ini untuk merespon tuntutan masyarakat yang semakin kritis.” Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa posisi humas Lhokseumawe dalam organisasi perlu diredisposisi agar tidak terhambat oleh birokrasi yang ada. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008.

BAB V PENUTUP

5.l. Kesimpulan 1. Kedudukan dan struktur organisasi Humas di Pemko Lhokseumawe tidak mempunyai pengaruh terhadap berbagai pengambilan keputusan, demikian juga terhadap terhadap berbagai program layanan yang ada baik untuk kegiatan internal dan eksternal. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai program layanan Humas Pemko Lhokseumawe belum terlaksana dengan baik. Program layanan yang berjalan hanya di media relations. Kekurangan prasarana dan minimnya sarana informasi dan komunikasi merupakan kendala utama dalam pelaksanaan berbagai program Humas. 3. Kegagalan dalam pelaksanaan berbagai program dan kesukaran untuk mendapatkan berbagai akses informasi telah berimplikasi terhadap kemorosotan citra Humas di Pemko Lhokseumawe. 4. Terjadi kontroversial tentang kedudukan Humas dalam struktur organisasi Pemko Lhokseumawe. Sebagian menginginkan struktur Humas ditempatkan pada bagian khusus atau tersendiri, sedangkan sebagaian yang lain menginginkan Humas ditempatkan di bawah koordinasi Asisten Administrasi Umum. 5. Mengenai kedudukan Humas dalam struktur organisasi, terdapat beberapa pendapat. Salah satu pendapat menyatakan bahwa posisi Humas menjadi badan 82 Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008.