Strategi Kehumasan Lhokseumawe 1. Fungsi dan Peran Humas

1. Mengikutsertakan Diklat Teknis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Nanggroe aceh Darussalam, atau oleh pihak lainnya. 2. Melakukan pembinaan pelaksanaan tugas secara berkelanjutan.

4.5. Strategi Kehumasan Lhokseumawe 1. Fungsi dan Peran Humas

Fungsi dan peran Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe adalah melaksanakan urusan dan koordinasi serta bahan pembinaan hubungan kerja sarna antara pemerintah kota dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga negara serta menyusun bahan penerangan dan publikasi. Menurut beberapa data diketahui bahwa fungsi dan peran humas belum berjalan dengan baik. Kegiatan komunikasi yang dilakukan Humas lebih banyak berjalan satu arah. Humas tidak bisa memudahkan atau menjamin arus informasi yang bersifat mewakili publik. Lebih jauh lagi humas tidak dapat merancang atau melaksanakan program program yang dapat menimbulkan citra positif terhadap kebijakan dan operasionalisasi departemen. Menurut Informan 2, bahwa: Setiap perubahan aturan pasti ada dampaknya. Fungsi dan tugas pokok bagian Humas yang dikalahkan, dampaknya fungsi Humas sebagai pelayanan pada masyarakat tidak kelihatan Kita sendiri, juga kerap ada masalah, dimana antar intas internal dinas, dan bagian misalnya mengalami kesuitan apabila ada informasi yang dibutuhkan atau akan disampaikan pada bagian lain”. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. Hal yang sama dikemukakan oleh Informan 3, bahwa : Informasi dari dan ke dinas dan bagian misalnya tersebut tidak berjalan lancar. Kita juga kerap mendapat masukan tentang pegawai Humas yang tidak maksimal bekerja karena hambatan yang dialami”. Fungsi dan peran humas yang utama adalah berupaya untuk membentuk komunikasi dua arah dengan tujuan, agar pihak manajemen dapat belajar dan membuat strategi tentang hal-hal yang diimpikan dan diinginkan oleh publiknya Robert S. Cole, 1981 Beberapa pendapat para ahli yang menyatakan bahwa fungsi humas sebagai pengabdi bagi kepentingan umum, adalah dengan melakukan perilaku yang positif guna membantu orang lain atau masyarakat dalam memperoleh manfaat bersama benefit. Selanjutnya lembaga ini juga harus memelihara komunikasi yang baik dan menitikberatkan moral dan perilaku yang baik pula. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan tindakan persuasif, yang bertujuan untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. Tujuan pokoknya adalah untuk membangun opini, persepsi dan citra baik good image bagi organisasi. Dari hasil temuan lapangan dan teori tersebut nampak bahwa humas Pemerintah Kota Lhokseumawe, temyata belum menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, hal ini bisa dibuktikan dengan program-program yang belum berjalan dengan maksimal. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008.

2. Program-program Layanan

Humas dapat dikatakan baik excellence jika humas dapat membuat suatu strategi untuk memaksimalkan kontribusi dari program-program komunikasi bagi efektifitas kepentingan organisasinya. Perusahaan atau organisasi dapat dikatakan baik apabila secara keseluruhan mereka memiliki program-program komunikasi yang baik pula. Dari beberapa karakteristik organisasi atau perusahaan yang baik, terdapat dua karakteristik Humas yang baik, yaitu: 1. Strategic plannin,: organisasi atau perusahaan yang baik berusaha memaksimalkan departemen yang ada dengan mengidentifikasi peluang dan penghambat dalam lingkungan mereka. 2. Simetrical communication system, adanya komunikasi dua arah, baik oleh internal atau publik eksternal. Perusahaan atau organisasi dekat dengan stakeholdernya- nya. Perubahan dalam struktur humas ternyata tidak merubah program-program kegiatan dan layanan Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe. Jika melihat kepada fungsi programming, maka Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe berdasarkan juklak yang dikeluarkan ternyata sudah memiliki rincian program untuk melaksanakan urusan dan koordinasi serta penyusunan bahan pembinaan hubungan kerja sarna antara pemerintah kota, dinas dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga negara lainnya, dalam menyusun bahan penerangan dan publikasi. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. Menurut beberapa data lapangan, diketahui bahwa program-program humas yang berjalan hanyalah program media relations, kliping media, serta beberapa kegiatan lain. Beberapa program yang menyangkut kerja sama antar dinas, kerjasama dengan masyarakat, swadaya masyarakat, dan sebagainya belum berjalan secara maksimal. Hal ini sejalah dengan yang dikatakan oleh informan 1, yang menyatakan: Program-program layanan Humas sudah ada tetapi belum berjalan dengan maksimal. Hanya saja dalam beberapa bulan terakhir ini kita sedang dan sudah membenahi herbagai program kegiatan Humas”. Pemyataan yang hampir sama, khusunya mengenai program-program layanan Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe, dikemukankan informan 6 bahwa: Harus diakui program-program Humas baru digalakkan dalam 2 dua bulan terakhir ini. Jadi, baru sebagian program yang berjalan dengan baik”. Hanya saja informan 1 menyatakan, bahwa: Apabila tidak ada keberanian dari pucuk pimpinan untuk mereformasi Humas menjadi Humas yang profesional. dimanapun posisi Humas dapat dipastikan program-programnya tidak akan berjalan dengan baik Dari pernyataan tersebut terlibat bahwa memang benar kalau programprogram Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe belum berjalan dengan baik. Hanya saja, baik berdasarkan data di lapangan maupun pernyataan beberapa nara sumber yang dihubungi, tampak ada upaya dari bagian Humas untuk melakukan berbagai pembenahan denan memulai menjalankan berbagai program yang sudah ada. Beberapa program kegiatan yang baru dilakukan seperti memberikan Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. informasi kepada publik melalui media secara rutin seperti di RRI melalui siaran obrolan. Kegiatan dalam program tersebut adalah produk pembentukan layanan humas yang baru berjalan. Program ini ditujukan untuk bisa mejembatani antara stake holder dengan pihak pemerintah kota. Selebihnya, adalah komitmen pimpinan bagian untuk menjadikan Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe menjadi humas yang profesional.

3. Citra atau Image

Citra haruslah dibangun atas informasi yang benar. Untuk itu, agar persepsi tentang citra itu muncul dari masyarakat, akan menjadi baik dan benar, haruslah ada konsistensi antara citra yang sedang dibangun dengan realitas. Citra sangat perlu dibangun, namun demikian harus dibangun secara jujur. Cara yang sudah lazim digunakan secara luas dan mempunyai kredibilitas yang tinggi, yaitu program layanan hubungan masyarakat. Jadi, peranan hubungan masyarakat dalam mengembangkan citra telah dibuktikan dan mendapat dukungan dari para ahli. Informan 5 menyadari bahwa citra pemerintah kota Lhokseumawe belum seperti yang diharapkan, maka untuk mengangkat citra pemerintah perlu suatu strategi, arahnya nanti internal dan eksternal. Memang citra Pemko Lhokseumawe belum positif. Sementara Informan 8 menyatakan, bahwa: bagian Humas belum bisa memberikan pelayanan dengan haik. Beberapa informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat, terkadang baru bisa Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. dilayani setelah beberapa hari” Jadi jelas bahwa citra yang belum positip dari masyarakat terhadap pemerintah kota adalah dikarenakan program-program pelayanan yang belum baik dan sukarnya mendapat informasi dari pemerintah kota Lhokseumawe. Menurut Henry Assael 1992:712 Image: a total perception of an object formed by processing information from various source over time.

4. Komunikasi Internal

Kita mengetahui bahwa komunikasi dalam organisasi memegang peranan yang sangat penting, karena dengan komunikasi seseorang akan memperoleh informasi, baik untuk kepentingan dirinya maupun untuk menuntaskan suatu masalah. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi organisasi sebagai aliran informasi yaitu ada pertukaran informasi dan transmisi penerusan dari makna yang penting dalam sistem sosial maupun organisasi. Setiap anggota organisasi merupakan mata rantai dalam rantai informasi yang ada. Guna membantu kelompoknya berfungsi, maka seseorang harus menerima dan mengirim pesan yang diperlukan. Komunikasi internal dalam perusahaan banyak dilakukan dengan menggunakan surat-surat keputusan, surat-surat memo, intruksi, perintah dan lain- lain yang sifatnya formal kedinasan. Sedangkan antar karyawan non formal hanyalah bincang-bincang atau sekedar ngobrol saja. Menurut Informan 2, bahwa : komunikasi internal tidak jalan dan ada gap antara bagian. Komunikasi internal antar bagian kurang berjalan dengan baik sehingga sering atau Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. mengakibatkan miscommunication”. Sedangkan menurut Informan 6, bahwa: komunikasi internal tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh organisasi dikarenakan menyangkut wewenang dan keberanian berkomunikasi dari bagian Humas” Menurut hasil interview dilapangan diketahui bahwa pihak bagian Humas Pemko Lhokseumawe baru menyadari hal tersebut sejak 2 dua bulan yang lalu dengan mulai diadakannya kegiatan pertemuan antar bagian Humas. Kegiatan ini mempunyai maksud dan tujuan untuk menggugah setiap pegawaistaf pada bagian humas agar bisa memanfaatkan keberadaan jalur komunikasi hubungan masyarakat sebagai jalur komunikasi yang dapat menjembatani arus informasi yang ada di Pemerintah Kota Lhokseumase.

5. Komunikasi Eksternal

Komunikasi dengan eksternal publik dapat dilakukan dengan kontak pribadi personal contact, press release, press relations, press conferece press briefing, publicity, media komunikasi dan informasi seperti kalender, ceramah, kunjungan, dan sebagainya. Informan 4 menyatakan, bahwa : Humas Pemko Lhokseumawe saat ini sedang berupaya agar komunikasi dengan pihak luar semakin intensif dilakukan”. Hanya saja, beberapa pegawai bagian Humas yang dapat dihubungi, Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. menyatakan bahwa kegiatan komunikasi eksternal membutuhkan berbagai persyaratan agar bisa berjalan dengan baik dan efektif. Persyaratan tersebut seperti sarana dan prasarana, biaya, kesediaan dari berbagai pihak di dinas dan bagian untuk berinteraksi dengan publik eksternal, dan sebagainya. Sejauh ini, persyaratan- persyaratan tersebut sukar sekali dipenuhi oleh bagian Humas. Misalnya, bila seorang wartawan ingin mendapat penjelasan dari salah satu bagian atau dinas di Pemko Lhokseumawe, maka SDM pada bagian tersebut masih merasa enggan untuk bertemu dengan perwakilan dari media tersebut. Berkaitan dengan sarana untuk penunjang kegiatan komunikasi eksternal, ternyata sering sarana tersebut tidak memadai, dan sebagainya. Dari hasil pantauan di lapangan diketahui bahwa beberapa program layanan kegiatan humas meski banyak mendapatkan hambatan, namun tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan, seperti kegiatan press release, pusat pengaduan masyarakat, publicity, dan sebagainya. Frekuensi pertemuan, sekarang pun sudah lebih banyak dilakukan oleh bagian Humas apabila dibandingkan dengan kegiatan beberapa waktu yang lalu.

6. Kelemahan atau Kendala Program Layanan

Melihat dan mengikuti aktivitas yang dijalankan humas Pemerintah Kota Lhokseumawe setelah peraturan baru dikeluarkan, ternyata masih terdapat beberapa hambatan yang harus dihadapi Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe, yang antara Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. lain, adalah: 1. Faktor utama yang paling berpengaruh adalah masalah prasarana dan dana. Beberapa prasarana yang ada sudah tidak memadai untuk menunjang kegiatan humas yang dituntut sekarang ini. Selain itu, dana yang sudah dialokasikan dengan pasti, tetap saja sangat sukar untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan yang tiba-tiba muncul. Banyak program-program humas yang tidak bisa terlaksana secara maksimal akibat terbentur masalah prasarana dan dana. 2. Faktor kedua adalah masalah internal organisasi yang belum memanfaatkan fungsi humas atau belum memberdayakan peran humas secara maksimal dan profesional. Hal ini terlihat dari berbagai persoalan dalam penyampaian informasi baik antar instansibagian ataupun informasi untuk publiknya. Informan 2 menyatakan: “menurut saya yang agak menyedihkan adalahmasalah prasarana, kadang teman-teman di bagian humas melaporkan kendala masalah prasarana yang seharusnya sudah diganti tetapi dipaksakan untuk dipergunakan” Masalah sarana dan prasarana tersebut hampir sama dengan pernyataan dari informasi 11 yang menyatakan bahwa: “sudah waktunya pihak departemen melengkapi prasaran untuk menunjang program-program yang dibutuhkan bagian humas“

7. Kualifikasi Pegawai Humas

Seorang humas tidak hanya harus memahami teori-teori publik relation tetapi juga menguasai dan memahami masalah yang berkaitan dengan praktek dilapangan. Menurut informan 6, bahwa : Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. “hingga saat ini masih terdapat sumber daya manusia SDM dibagian humas yang kurang memiliki skill kehumasan, tetapi kita optimis dengan adanya orang-orang baru yang masuk ke bagian ini dengan latar belakang S1 serta sedikit menguasai masalah kehumasan di masa depan akan lebih baik lagi”. Hanya saja informan 3 menyatakan “yang penting bukan latar belakang pendidikan tetapi kemampuan dan kemauan pegawai tersebut”. Sementara Informan 8 menyatakan, bahwa : Persoalan Humas di departemen biasanya masalah mentalitas, dimana mental birokrasi sangat kental. Jadi, mental birokrasi untuk posisi Humas jelas harus dikikis. Beberapa pegawai Humas masih memiliki mental seperti ini, meskipun diakui banyak pula SDM di Humas yang sudah memahami atau menjiwai posisinya sebagai Humas”. Dari data yang diperoleh maka SDM di bagian humas sebagian besar pegawaistafnya temyata berasal dari pendidikan diluar bidang kehumasan. Hanya sebagian kecil pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan kehumasan, dan memahami bidang pekerjaan yang berkaitan dengan humas. Padahal berkarier di bidang humas adalah suatu dedikasi. Berkarier di bidang ini bukan jalan pintas, tetapi perlu dasar pendidikan yang tepat, serta perlu kerja keras untuk menguasai bidang ini. Wright dalam buku How To pass Public Relation 1999:97 menyatakan beberapa kualifikasi yang dibutuhkan karyawanpegawai yang bekerja pada bagian humas, seperti integrity, truthfulness, sense of fair play, sound judgedment, orderly thinking, creativity, energy, dan versatility. Sementara itu, Jefkin 2002:24 menyebutkan ada 6 enam kriteria yang merangkum keahlian seorang humas, yaitu 1 mampu menghadapi semua orang, 2 Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. mampu berkomunikasi dengan baik, 3 mampu mengorganisasi segala sesuatu, 4 integritas personil yang baik, 5 memiliki imajinasi, kemampuan mencari tahu, serta 6 mampu melakukan penelitian dan evalusi. Humas adalah suatu dedikasi. Berkarier di bidang ini bukan jalan pintas, tetapi perlu dasar pendididkan yang tepat, serta perlu kerja keras untuk menguasai bidang ini. Dari hasil kajian lapangan dan teori maka petugas humas bisa berasal dari latar pendidikan di luar kehumasan selama memiliki kriteria-kriteria seorang humas, yang ditunjang dengan kemauan dan mengikuti berbagai pelatihan kursus tentang kehumasan.

8. Kedudukan Humas dalam Struktur Organisasi

Humas keberadaannya dalam organisasi adalah untuk menciptakan citra atau image serta hubungan yang harmonis antara organisasi dengan masyarakat publiknya, baik internal maupun eksternal melalui proses komunikasi timbal balik. Hubungan yang harmonis itu muncul dari adanya mutual understanding, mutual confidence dan image yang baik Rachmadi, 1994:22. Berdasarkan hasil penelitian dokumen dan wawancara dengan sejumlah informan secara jelas diketahui bahwa kedudukan Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam struktur organisasi ada pada Biro Luar Negeri dan Hubungan Masyarakat, sangatlah tidak menguntungkan bagi semua pihak. Melihat kenyataan tersebut, terlihat dengan mudah bahwa kedudukan dan Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. keberadaan humas dalam Pemerintah Kota Lhoksumawe masih belum ditempatkan sebagai humas yang memiliki fungsi sebagai fungsional organisasi. Hal ini diungkapkan oleh Informan 2, bahwa : Posisi Humas menjadi biro tersendiri atau pusat komunikasi itu tidak penting. Yang utama adalah bagaimana peran dan fungsi dari Humas terse but bisa berjalan”. Berbeda dengan Informan 2 beberapa pejabat menengah dan pegawai di Pemko Lhokseumawe mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi humas Pemerintah Kota Lhokseumawe maka sudah selayaknya humas berada di bawah Asisten Administrasi Umum. Sehingga tanggungjawab humas berada langsung dibawah pengawasan Asisten tersebut. Namun, perlu dipertimbangkan juga pembentukan sebuah Badan Informasi dan Komunikasi yang merangkai untuk diinformasikan kepada masyarakat tentang kegiatan-kegiatan di pemerintah kota Lhokseumawe. Informan 4 menyatakan bahwa: Dalam organisasi pemerintahan, kedudukan atau posisi sebuah bagian sangat berpengaruh terhadap tugas dan wewenang badan tersebut

9. Strategi Peningkatan Program-program Layanan Dumas

Strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya, dan peralatan yang tersedia untuk memenangkan suatu peperangan atau mencapai suatu tujuan. Rosadi Ruslan 2000:31 mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan planning dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. dalam praktik operasionalnya. Tujuan strategi komunikasi menurut Pace, Peterson, dan Burnet dalam Ruslan 2000:31 dapat dijabarkan yaitu: 1. To secure understanding, untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkornunikasi, 2. To establish acceptance, bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik, 3. To motive action, penggiatan untuk motivasinya, 4. The goals which the communicator sought to achieve, bagaimana rnencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak kornunikator dari proses kornunikasi tersebut. Strategi dalam kornunikasi Humas merupakan paduan antara perencanaan kornunikasi dan manajemen komunikasi. Tujuan sentral adalah mengacu pada kepentingan pencapaian target citra perusahaan dan kultur perusahaan. Menurut Informan 2, bahwa: Dalam pembenahan Humas maka kita bekerjasama dengan pihak swasta atau outsourching dengan pihak luar, prosesnya sedang berlangsung. Programnya sudah ada, tinggal proses kesepakatannya. Jadi, nanti mereka memberikan konsultasi sekalgus praktek kehumasan pada bagian Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe. Setelah skill bagian Humas semakin baik, mereka secara bertahap akan berhenti. Dalam jangka panjang maka Humas sudah bisa melaksanakan peran dan fungsi kehumasan secara profesional dan independen”. Hal yang hampir sarna dikemukakan oleh Informan 6, bahwa: Pada bagian Humas sedang dilakukan berbagai reformasi, baik Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. menyangkut SDM atau program-program layanan. Orientasi kerja Humas tidak lagi sebagai corong pemerntah tetapi terbentuknya komunikasi dua arah antara pemerintah dengan publik. Serta yang paling penting adalah, kesadaran dari semua dinas dan bagian di pemerintah akan pentingnya pembentukan citra positif pemerintah kota dan pembenahan pelaksanaan program-program Humas Hanya saja, Informan 12 menyatakan, bahwa: Rencana matang dari bagian Humas dalam membenahi diri belum terlihat, yang terlihat adalah beberapa program baru, dimana efeknya pun belum tentu baik. Misalnya program interaktif, itu bisa berdampak negatif apabila banyak keluhan yang tidak bisa direspon. Jadi, ya hampir sama saja keadaan Humas sekarang atau yang lalu”. Tetapi Informan 7 menyatakan, bahwa: Draf perubahan itu sudah ada, karena kita bagian humas ya lain bergeraknya dengan swasta Dari hasil kajian di lapangan maka strategi pembenahan program-program pelayanan Humas Pemko Lhokseumawe dibagi dalam 2 tahap, yaitu strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Pada strategi jangka pendek pembenahan dilakukan melalui pembentukan Pusat Komunikasi dan Informasi dan perbaikan SDM Humas melalui pelatihan dan pendidikan. Sementara strategi jangka panjang yaitu terbentuknya Humas yang professional dan independen.

10. Strategi Program Layanan

Menurut beberapa data diketahui bahwa strategi untuk program-program layanan Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe terbagi atas program layanan untuk publik internal dan publik eksternal. Tujuan dari kegiatan ini yaitu selain membentuk Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. citra positif pemerintah, juga membantu memperlancar pekerjaan di lingkungan Pemko Lhokseumawe. Program bagi publik internal, menempatkan humas sebagai jembatan informasi bagi berbagai bagianinstansi di lingkungan Pemko Lhokseumawe. Disamping itu humas juga sebagai berperan sebagai jembatan informasi bagi berbagai bagianinstansi publik eksternal. Beberapa program yang akan dilakukan, seperti press breefing atau pertemuan secara berkala dengan media massa dilaksanakan dengan menghadirkan pembicara dari bagian-bagian yang ada di Pemko Lhokseumawe. Program layanan publik ekternal yang menjadi sasaran ialah instansi pemerintah government, DPR, media press, kelompok lain di luar organisasi, dan sebagainya. Beberapa program yang akan dilakukan seperti: a. Personal contact kontak pribadi, yaitu komunikasi dua arah yang bersifat langsung atau tatap muka dengan kalangan external public. Kegiatan ini sudah berlangsung, diantaranya untuk masalah layanan terhadap pengaduan melalui siaran interaktif di radio dan media atau surat yang datang ke Pemko Lhokseumawe. b. Press release yaitu Siaran pers yang disampaikan kepada kalangan media. Kegiatan ini mulai dibenahi untuk masalah schedule frekuensi pertemuan atau waktu-waktu pertemuan yang dilakukan secara berkala. c. Press Relation adalah hubungan baik antara pejabat humas dengan kalangan pers, Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008. baik dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan di sebuah media seperti wartawan, redaktur atau pimpinan redaksi, atau mereka yang selalu berhubungan dengan media penulis lepas, kolomnis, dan sebagainya. Program press relation yang dilakukan humas Pemerintah Kota Lhokseumawe diantaranya dengan berkunjung ke beberapa dapur redaksi sebuah media. d. Press Conference Press Briefing adalah kegiatan mengundang kalangan pers untuk menjelaskan sesuatu hal. Bagi Humas Pemerintah Kota Lhokseumawe program press conference press briefing akan ditingkatkan e. Publicity yaitu kegiatan publikasi yang dilakukan dalam bentuk berita yang dimuat di media cetak atau disiarkan di media elektronik. Bahkan kegiatan publicity ini termasuk juga kegiatan advertising, layanan masyarakat, dan sebagainya. Program publicity adalah membuat semua kegiatan publicity yang berasal dari berbagai bagianinstansi di lingkungan Pemerintah Kota Lhokseumawe dikoordinasi oleh Bagian Humas Pemko Lhokseumawe. f. Komunikasi dengan pihak lain Humas melakukan koordinasi dengan berbagai bagian di lingkungan Pemko Lhokseumawe ketika melakukan pertemuan dengan instansi pemerintah government, DPR, atau lembaga-Iembaga lain. Sabaruddin: Strategi Program Layanan Bagian Hubungan masyarakat pada Kantor Walikota Lhokseumawe. USU e-Repository © 2008.

4.6. Operasional Teknis Humas Pemko Lhokseumawe 1. Pelayanan Humas