Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010. Pengukuran produktivitas akan bermanfaat bila dilakukan pada beberapa periode yang menerapkan time series sehingga diperoleh kecenderungan dari indeks produktivitas. Pengukuran produktivitas dapat menggunakan dua titik tolak yaitu : 1. Titik tolak analisis ekonomi, dimana pengukuran produktivitas ditujukan pada efisiensi ekonomi faktor input yang diekspresikan dalam bentuk nilai rupiah. 2. Titik tolah analisis teknis, yang ditujukan kepada efisiensi teknis faktor input yang diekspresikan dalam bentuk fisik. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik peroranganper orang atau per jam kerja orang diterima secaara luas, namun dari sudut pandangpengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja jam, hari atau tahun. Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standard.

H. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Sedarmayanti 2001:71, ada enam faktor utama yang menetukan produktivitas tenaga kerja, adalah: 1. Sikap kerja, seperti : kesiaan untuk bekerja secara bergiliran Shift wort dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim. Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010. 2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervise serta keterampilan dalam teknik industri. 3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu dan panitia mengenai kerja unggul. 4. Manajemen produktivitas, yaitu : manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistim kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. 5. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. 6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha dan berada dalam jalur yang benar dalam berushan. Peningkatan produktivitas sebuah perusahaan atau sistem produksi lainnya menerapkan kombinasi kebijakan, rencana sumber-sumber dan metodenya dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan khususnya. Kombinasi kebijakan-kebijakan ini dituangkan melalui dan dengan bantuan faktor-faktor produktivitas internal dan eksternal. Pada tingkat perusahaan, faktor-faktor tersebut hamper seluruhnya direfleksikan dalam sumber pokok, yakni manusia dan bahan-bahan atau melalui: 1. Tenaga kerja. 2. Manajemen dan organisasi. 3. Modal pokok, bahan mentah. Produktivitas di dalam perusahaan juga berkaitan dengan tiga jenis sumber, yaitu: 1. Modal perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan. 2. Tenaga kerja. Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010. 3. Manajemen dan organisasi. Meningkatkan produktivitas tergantung pada manjemen perencanaan yang lebih baik, prosedur kerja yang lebih efektif, kebijakan, pembuatan keputusan yang ditingkatkan dan sebagainya. Semua usaha untuk menaikkan produktivitas dalam perusahaan sektor atau negara memerlukan organisasi serta manajemen yang kokoh adalah menyatukan langkah dalam semua sistem produksi. Sistem manajemen produktivitas terdiri dari dua bagian pokok, yaitu pengaturan bawahan dan pengaturan bahwa dan pengaturan kerja. Sistem Manajemen Produktivitas Pengaturan bawahan Pengatuaran Kerja - Penilaian - Menetukan Tujuan - Penembangan bawahan - Pemecahan Masalah - Komunikasi - Perencanaan aksi - Gaya kepemimpinan - Pengaturan waktu - Gaya organisasi

I. Kaitan Disiplin dan Produktivitas Kerja

Berdasarkan pengertian disiplin dan produktivitas dapat disimpulkan bahwa disiplin mendorong produktivitas atau disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai produktivitas. Proses menuju kearah tersebut berkaitan erat dengan pengembangan sumber daya manusia, yakni proses transformasi potensi manusia menjadi kekuatan efektif untuk mencapai kekuatan tertentu. Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010. Pengembangan sumber daya manusia hanya dapat dicapai melalui proses terpadu dari pendidikan, latihan dan pengembangan. Melalui proses terpadu tersebut, diharapkan dapat dibangun masyarakat modern yang memiliki 3 persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki motivasi pengebdian tinggi untuk berprestasi 2. Memiliki skill atau ketrampilan, baik teknis ataupun menajerial 3. Hubungan industrial, dimana tenaga kerja dan pengusaha menjalin hubungan industrial yang serasi, mantap dan dinamis. Pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara kemanusiaan dan sesuai dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oelh karyawan dan sesauai dengan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan. Karyawan harus memiliki kesadaran dan turut bertanggung jawab atas kelancaran kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, disiplin mendorong produktivitas atau disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai produktivitas. Jika seorang karyawan menerapkan disiplin dalam kesehariannya maka tingkat produktivitas yang dihasilkan akan meningkat. Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010.

BAB III PT. JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PERSERO

CABANG BELAWAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Jaminan Social Tenaga Kerja Jamsostek Cabang Belawan Sejarah terbentuknya PT Jamsostek Persero mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 331947 jo UU No.21951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan PMP No. 481952 jo PMP No.81956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No. 151957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.51964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial YDJS, diberlakukannya UU No.141969 tentang Pokok- pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah PP No. 33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja ASTEK, yang mewajibkan setiap pemberi kerjapengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.341977 tentang pembentukan wadah penyelenggara Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK. Dan melalui PP No.361995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan Masni Bunga Sophia Tobing : Laporan Kerja Pada Pt Suzuki Finance Indonesia CAB. Medan, 2010. kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek Persero memberikan perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JKM, Jaminan Hari Tua JHT dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

B. VISI DAN MISI PT JAMSOSTEK PERSERO 1.