Analisis Persyaratan Teknis Pencahayaan

- Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar hall atau area publik - Baik digunakan untuk ruang-ruang khusus dan ruang dengan dimensi kecil 5. Sistem Kebakaran Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga yaitu: 1. Pencegahan a. Deteksi asap b. Deteksi panas 2. Penanggulangan a. Fire hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2 b. Fire extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20- 25 m yang merupakan alat kebakaran portabel. c. Pilar hydrant : Diletakan di luar bangunan d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2spinkler yang bekerja secara otomatis untuk memadamkan api sedini mungkin Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah: - Terbuat dari bahan tahan api - Terdapat penekanan asap - Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas - Radius penempatan kira-kira 40 m

4.5. Analisis Persyaratan Teknis

Analisis persyaratan teknis terutama dititikberatkan pada penanganan akustik. Penanganan ini terutama diterapkan pada ruang praktek musik privat, ruang praktek bersama dan ruang pertunjukan. 1. Persyaratan Teknis Ruang Latihan Musik Bersama Berikut merupakan prinsip akustik yang harus dicapai untuk mencapai kenyamanan audio yang optimal bagi tipologi ruang praktek bersama : Tabel.4.16. pencahayaan Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. • Reverberance yang cukup sehingga suara musik dapat terdengar bulat dan penuh. Dapat ditempuh dengan cara: 1. Ruangan yang memiliki bentuk persegi panjang 2. Proposi ruangan P : L : T = 1.8 : 1.3 : 1.0 3. Volume ruangan antara 15.000 cubic feet – 20.000 cubic feet 424 m3 – 566 m3 4. Menggunakan finishing material absorptive dan diffusive. • Daya dukung yang baik sehingga musisi bisa mendengar permainan dirinya sendiri dengan memberikan material yang bersifat diffusive pada dinding ruangan. • Penyebaran suara yang merata di seluruh bagian ruangan untuk keperluan ansamble dan pemberian instruksi dengan penggunaan langit-langit yang bersifat diffusive. • Pencegahan terhadap kekerasan loudness dengan menggunakan material bersifat absorsi pada bagian atas dinding. • Terbebas dari gangguan bunyi seperti gema. • Terbebas dari gangguan suara bising akibat suara lain dari system bangunan dengan cara membuat buffer rooms ruang perantara atau disebut juga sebagai sistem sound lock, selain menaikkan permukaan lantai dan mengurangi bukaan. Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. 2. Persyaratan Teknis Ruang Latihan Musik Privat Beberapa prinsip akustik yang harus dipenuhi untuk mencapai kenyamanan akustik dalam Gambar 4.21 Konsep akustik ruang latihan music Sumber : www.rpg.com Gambar 4.22 Standard ruang latihan instrument bersama Gambar 4.23 Standard ruang latihan vokal Gambar 4.24 Sistem soundlock Sumber: www.rpg.com Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. sebuah ruang latihan musik privat, yang pada psinsipnya dapat di samakan dengan studio antara lain; • Membentuk ruangan dengan bidang dinding yang tidak sejajar atau memberikan penanganan secara akustik dengan material penyerap dan pemantul suara pada bidang dinding yang sejajar. • Untuk bidang langit-langit dapat menggunakan langit-langit khusus. Namun, sebaiknya mengekspos struktur balok lantai atas dan diberi penanganan akustik untuk menginsulasi suara dari atas jika dengan memberikan langit-langit tambahan tidak mendapatkan tinggi ruangan yang cukup. • Terbebas dari gangguan suara bising akibat suara lain dari system bangunan dengan cara menggunakan sistem pintu ganda atau membuat buffer rooms ruang perantara, disebut juga sebagai sistem sound lock. Selain itu juga dengan menaikkan permukaan lantai dan mengurangi bukaan. • Untuk perletakan ruang latihan privat secara double loaded,perletakan pintu masuk sebaiknya secara selang-seling untuk menghindari kebocoran suara dari ruang yang berseberangan. Penyusunan pintu secara selang-seling akan memberikan waktu bagi suara untuk merambat lebih lama di udara sehingga suara akan berkurang kekerasannya sebelum mencapai ruang lain. Gambar 4.25. Penyusunan letak pintu pada koridor double loaded Sumber : Akustik Lingkungan Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. 3. Persyaratan Teknis Recital HallAuditorium Berikut adalah persyaratan kondisi mendengan yan baik dalam auditorium: • Harus ada kekerasan yang cukup dalam tiap bagian auditorium terutama di tempat-tempat duduk yang jauh. • Energi bunyi harus didirtribusi secara merata terdifusi dalam ruang • Karateristik dengung optimum harus disediakan dalam auditorium untuk memungkinkan penerimaan bahan acara yang paling disukai oleh penonton dan penampilan acara yang paling efisien oleh pemain. • Ruang harus bebas dari cacat akustik seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan,gaung, pemusatan bunyi,distorsi,bayangan bunyi, dan resonansi ruang. • Bising dan getaran yang akan menggangu pendenganran atau pementasan harus dihindari atau dikurangi dengan cukup banyak dalam tiap bagian ruangan. Dalam pengadaan kekerasan loudness yang cukup, terutama dalam auditorium ukuran sedang dan besar, terjadi karena energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi dan karena penyerapan yang besar oleh penonton dan isi ruang seperti tempat duduk yang empuk, karpet lantai, tirai dan lain-lain. Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi dan kekerasan yang cukup dapat diadakan dengan cara-cara sebagai berikut: • Auditorium harus dibentuk agar penonton sedekat mungkin dengan sumber bunyi, Gambar 4.26. Penggunaan material akustik pada ruang latihan privat Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. dengan demikian mengurangi jarak yang harus ditempuh bunyi. Dalam auditorium yang besar, penggunaan balkon menyebabkan lebih banyak tempat duduk mendekat ke sumber bunyi. • Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin terlihat,sehingga menjamin aliran gelombang bunyi langsung yang bebas ke tiap pendengar. • Lantai dimana penonton duduk harus dibuat cukup landai atau miring, karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton. Sebagai aturan umum, dan demi keamanan gradient sepanjang lorong lantai auditorium yang miring tidak boleh lebih dari 1:8. • Sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi plaster, gypsum board, plywood, plexiglass,papan plastik kaku, dan lain-lain yang besar dan banyak; untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada tiap bagian derah penonton, terutama pada tempat-tempat duduk yang jauh. • Luas lantai dan volume auditorium harus dijaga agar cukup kecil, sehingga jarak yang harus ditempuh bunyi langsung dan bunyi pantul lebih pendek. • Permukaan pemantul bunyi yang pararel horisontal maupun vertikal, terutama yang dekat dengan sumber bunyi, harus dihindari, untuk menghilangkan pemantulan kembali yang tidak diinginkan ke sumber bunyi. • Penonton harus berada di daerah yang menguntungkan, baik dalam hal melihat maupun mendengar. Daerah tempat duduk yang sangat lebar harus dihindari. • Permukaan pemantul tambahan harus disediakan untuk mengarahkan bunyi kembali ke pementas. Hal ini penting terutama dalam auditorium yang dirancang untuk pertunjukan musik atau vokal. Gambar 4.27. langit-langit pemantul dengan pemantulan bunyi ke tempat duduk yang jauh Sumber : Akustik Lingkungan Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. Berikut merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kebisingan pada bangunan auditorium: • Perencanaan letak yang baik dengan memisahkan auditorium sebanyak mungkin dari semua bising eksterior dan interior dari sumber-sumber getaran, seperti lalu lintas kendaraan yang bising, udara, bawah tanah, daerah parkir, bongkar muat barang, peralatan mekanik, ruang elektrik atau bengkel. • Ruang-ruang di zona penahan lobi, ruang depan, daerah sirkulasi, ruang makan, kantor, dll. harus mempunyai langit-langit penyerap bunyi dan bila mungkin lantai yang berkarpet. Daerah sirkulasi harus selalu ditutup dari auditorium dengan pintu. • Untuk auditorium yang diletakkan dengan yang lain secara horizontal atau vertikal, suatu lantai atau dinding dengan performance akustik yang cukup harus disediakan diantaranya agar memungkinkan dalam penggunaan ruang-ruang tersebut secara serentak. • Eliminasi jendela untk menghinadari bising luar yang berlebihan. Untuk perancangan panggung sendiri terdapat beberapa standard yang harus dipenuhi, antara lain; • Luas lantai harus didasarkan pada kebutuhan ruang musisi, instrument, dirigen dan pemain tunggal. Tiap musisi memerlukan luas lantai 1,1 - 1,4 m 2 sedangkan tiap anggota paduan suara membutuhkan luas lantai 0.3 – 0.4 m 2. • Hubungan musisi dan pendengar yang dekat harus diperoleh dengan pandangan horizontal dan vertikal yang jelas dari tiap bagian daerah penonton,untuk menyadiakan keakraban, kekerasan, ketegasan. • Panggung orkestra tidak boleh telalu dalam atau terlalu lebar.Kedalamannya maksimal adalah 9m dan lebar maksimal 18m. Kedalaman yang ditambahakn untuk paduan suara tidak boleh melebihi 3m di bagian belakang atau salah satu sisi. • Dinding-dinding batas harus diberi lapisan pemantul dan ditempatkan sedemikian sehingga Membantu menguatkan pengarahan bunyi ke dalam daerah penonton dan mereduksi bunyi yang tidak diinginkan di sumber. • Ketinggian panggung harus cukup tinggi diatas ketinggian lantai penonton untuk menyadiakan bunyi langsung yang baik ke tiap pendengar.Lantai harus dilengkapi dengan ruang resonansi yang dalamnya 50 cm dibawahnya, untuk menguatkan radiasi dari instrument bass dan mereduksi bunyi yang sangat kuat dari instrument Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. perkusi. • Hubungan letak antara panggung dan instalasi organ harus dekat. • Panggung orkestra harus memiliki jalan masuk horizontal dan vertikal ke gedung instrumen yang dapat dicapai dengan cepat. • Persyaratan bangunan, mekanis harus dikoordinasikan dengan persyaratan akustik. 4. Persyaratan Teknis Ruang Kelas Teori Selain persyaratan akustik, perlu diketahui pula persyaratan dalam perancangan ruang kelas antara lain: • Perbandingan panjang dan lebar ruang kelas yang terbaik adalah 3:2 • Ketinggian ruang kelas minimum adalah 2.75 m • Cahaya alami diusahakan datang dari arah kiri tempat duduk • Standard ruang kelas adalah 1.8m2 orang. Kesimpulan Analisis Dari hasil analisis berdasarkan studi banding dan studi literature tentang tipologi bangunan sekolah terutama sekolah musik dan penangan akustik pada ruangan untuk musik, dapat disimpulkan: • Penanganan akustik ruangan antara lain dengan membuat ruang pengunci suara, mengolah bentuk dinding dan langit-langit serta mengurangi bukaan pada ruangan. • Dalam hubungannya dengan penyusunan ruang pada double loaded koridor, sebaiknya letak pintu diselang-seling. • Ruangan berlatih musik sebaiknya menggunakan penghawaan buatan. • Konfigurasi ruang kelas perlu diperhatikan, harus sesuai dengan metoda pengajaran Sekolah Musik pada umumnya yang memilki akustik yang baik. Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009. Gbr.5.1.Konsep Entrance Gbr.5.2.Konsep Vegetasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Perancangan Tapak 5.1.1.Konsep Entrance

5.1.2. Konsep Vegetasi

Entrance utama dibuat pada Jl. Perintis Kemerdekaan mengingat kemudahan pencapaian oleh kendaraan pada jalan ini. Selain itu pada jalan ini sangat memungkinkan untuk dijadikan entrance karena dengan kelebaran jalan yang cukup maksimal yaitu 12 m pada masing-masing arah, hal itu dapat memudahkan sirkulasi baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan kaki. Sedangkan di di Jl.Sutomo Ujung dan jalan kecil dibelakang site dipergunakan sebagai area service dan jalur keluar kendaraan dari site karena mengingat jalan tersebut banyak dilalui kenderaan umum maupun pribadi dan pejalan kaki. Untuk kenyamanan para pejalan kaki maka direncanakan adanya pedestrian disepanjang ruas jalan. Disepanjang pedestrian tersebut juga direncanakan ada vegetasi berupa bunga dan tanaman perdu. Hal ini juga memberikan nilai estetika tersendiri terhadap kawasan disekitar site. Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009.