PENDEKATAN LINGKUP DAN BATASAN KERANGKA BERPIKIR

kejuruan seni musik ini.

1.4. PENDEKATAN

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya : • Studi literatur dengan mempelajari persyaratan-persyaratan yang di perlukan dalam merancang sebuah sekolah, terutama kaitan kurikulum dan metode belajar dengan jenis dan jumlah ruang yang harus di sediakan. • Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalah dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting. • Survey lapangan dalam menganalisa potensi-potensi yang ada pada lokasi proyek dan lingkungan sekitarnya. • Wawancara untuk mendapatkan informasi langsung dari wakil kepala sekolah dan guru sekolah menengah kejuruan seni musik 11 Medan terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai mendukung kelayakan studi proyek.

1.5. LINGKUP DAN BATASAN

Lingkup perancangan yang akan dibahas dari kasus proyek ini adalah seluruh aspek fisik dan non fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pengunjung, struktur, kebutuhan ruang, lingkungan tapak, massa bangunan, arus sirkulasi dalam dan luar bangunan serta potensi pada lokasi tapak perancangan. Batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain dan perancangan sebuah bangunan yang terpusat pada bidang seni khususnya musik yang dapat memfasilitasi berbagai macam program kegiatan yang mengacu pada hasil studi banding yang langsung dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Medan. Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009.

1.6 KERANGKA BERPIKIR

Tujuan dan Manfaat 1. Menyediakan suatu fasilitas pendidikan formal di bidang seni musik yang ideal dengan memiliki fasilitas belajar mengajar dengan kualitas yang baik secara akustik ruangan dan visual. 2. Menciptakan fasilitas yang benar-benar ideal bagi siswa, baik secara visual, keruangan, maupun sesuai dengan sifat-sifat dan kebutuhan siswa sebagai pengguna utamanya. Latar Belakang Kurang memadainya fasilitas sekolah menengah kejuruan seni musik di Medan yang dapat dilihat dari kondisi ruang-ruang yang tidak memenuhi syarat secara akustik seperti studio musik, gedung pertunjukan sebagai sarana siswa berapresiasi, dan kondisi visual sekolah ini yang kurang terurus. Judul : Kompleks Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik di Medan Tema Perancangan : Exspresionisme dalam arsitektur Perumusan Masalah • Bagaimana menerapkan tema dalam perencanaan dan perancangan kasus. • Bagaimana merancang suatu lingkungan sekolah yang kondusif, menarik minat siswa-siswi untuk berekspresi dan merangsang kreatifitas. • Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada siswa-siswi sebagai pengguna utamanya. • Pengkondisian akustik pada ruangan sehingga meminimalisir terjadi kebocoran suara menggunakan alat peredam suara. • Aksebilitas dan sirkulasi menuju kedalam bangunan mengingat hampir diseluruh ruangan menuntut adanya piano maupun alat musik besar lainnya sehingga memudahkan pencapaiannya. • Pemenuhan kebutuhan akan ruang bersosialisasi bagi siswa-siswi sekolah menengah kejuruan seni musik ini. Data Perencanaan − Data Tapak − Studi Literatur − Studi Banding − Survei Lapangan − Wawancara Analisa Tapak Analisa Fisik View, sirkulasi, orientasi, dll. Analisa Fungsional Analisa Nonfisik Pengguna, alur kegiatan, dll Programming Program ruang dalam dan ruang luar Hubungan Antar ruang Konsep Perancangan Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur, dan utilitas. Desain Perancangan Riana Uli Sari : Komplek Sekolah Menengah Kejuruan Seni Musik Di Medan Arsitektur Ekspresionisme, 2009.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN