keuangan perusahaan. Sebagai perantara, akuntan harus dapat bertindak jujur, bijaksana, dan profesional.
Akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab bahwa informasi yang mereka berikan disajikan secara lengkap dan jujur kepada para
pengguna informasi tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai dasar yang
tepat untuk mengambil keputusan.
2.4. Independensi
Tanggung jawab yang besar, maka merupakan suatu hal yang penting bagi akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki
independensi dan keahlian yang tinggi. Jika akuntan tidak independen terhadap manajemen kliennya, pendapat yang dia berikan tidak
mempunyai arti. Dalam Seprian 2007 independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu: 1 independensi sikap mental, dan 2
independensi penampilan. Setiap akuntan harus menjaga integritas dan keobjektivan dalam
tugas proesional dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Ia juga
harus menghindari situasi yang dapat menimbulkan kesan pada pihak ketiga bahwa ada pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak
dapat dipertahankan. Mautz dan Sharaf 1993 menyatakan bahwa untuk dapat
menjalankan kewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
auditor, yaitu kompetensi, independensi, dan due professional care. Mempertahankan perilaku yang independen bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab mereka adalah penting. Tetapi yang juga penting adalah bahwa pemakai laporan keuangan tersebut memiliki
kepercayaan atas independensi tersebut. Shockley 1981 dalam Nizarul, Trisni dan Liliek 2007 melakukan
penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan
publik, bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan
lama hubungan audit dengan klien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa
konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan yang tidak
memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik. KAP yang
lebih kecil mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan
hubungan dengan klien tertentu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat terhadap
profesi akuntan publik berhubungan langsung dengan mutu pemeriksaan dan salah satu elemen penting dalam kendali mutu tersebut adalah
independensi.
2.5. Pengalaman Auditor