orang lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional. Dalam tahap lima, individu-individu
dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa
memihak. Permasalahan yang tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat.
pemerintahan yang demokratis
merupakan contoh tindakan yang berlandaskan pada penalaran tahap lima.
Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak
menggunakan prinsip etika universal
. Hukum hanya valid bila berdasar pada
keadilan , dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan
keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan
seseorang yang menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model
Kohlberg ini.
2.3. Teori Keagenan
Agent memiliki informasi yang lebih banyak full information
dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry information.
Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan
keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol
secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang
kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.
Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory
Mursalim, 2005, yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau
lebih orang pihak, dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang
lain disebut
principal .
Principal mendelegasikan
pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent
untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur
dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Scott 2000 menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak
kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya.
Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer perusahaan, dimana antara agent dan principal ingin
memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimiliki. Menurut Scott 2000, terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
3. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada
pemegang saham. 4. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan
diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik pemegang saham. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
Asimetri antara manajemen agent dengan pemilik principal memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu
memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba earnings management untuk
menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan.
Akuntan publik diharapkan dapat menjembatani kepentingan pihak investor dan kreditor dengan pihak manajemen agent dalam mengelola
keuangan perusahaan. Sebagai perantara, akuntan harus dapat bertindak jujur, bijaksana, dan profesional.
Akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab bahwa informasi yang mereka berikan disajikan secara lengkap dan jujur kepada para
pengguna informasi tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai dasar yang
tepat untuk mengambil keputusan.
2.4. Independensi