Tinjauan PustakaPenelitian Terdahulu Metode Penelitian

11 Teknik penulisan dalam skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

F. Sistimatika Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini penulis membagi uraian pembahasan menjadi lima bab yang terdiri dari: BAB I : Menampilkan Bab Pendahuluan, yang di dalamnya membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustakapenelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistimatika pembahasan. BAB II : Menjelaskan secara deskriptif mengenai posisi perjudian dalam jarimah ta’zir, macam-macam hukuman ta’zir, serta pengertian, pelaku, unsur-unsur perjudian dalam hukum Islam. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bagaimana posisi perjudian di dalam hukum Islam. BAB III : Mengkaji materi Qanun Maisir di Aceh dan Perda Perjudian di Kota Bekasi, di mulai dengan menjelaskan kondisi sosial politiknya dan menjelaskan materi pengaturan perjudian, di antaranya pengertian perjudian, perbuatan yang dilarang, pelaku tindak pidana, sanksi pidana, dan pelaksanaan hukuman 12 di dalam Qanun Maisir di Aceh dan Perda Perjudian di Kota Bekasi. BAB IV : Bagian paling subtantif ada di dalam Bab IV, di dalam Bab IV ini penulis menganalisis secara tajam perbandingan pengaturan perjudian di Aceh dan Kota Bekasi dalam perspektif hukum Islam, dimulai dengan pengaturan perjudian di Aceh dalam perspektif hukum Islam, pengaturan perjudian di Kota Bekasi dalam perspektif hukum Islam, dan perbandingan pengaturan Qanun Aceh dan Perda Bekasi. BAB V : Bab ini merupakan bab penutup atau terakhir yang mencangkup kesimpulan yang merupakan pemadatan dari seluruh uraian yang lebih bersifat luas dan abstrak kemudian dilanjutkan saran-saran. 13

BAB II PERJUDIAN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM

A. Posisi Perjudian dalam Jarimah Ta’zir

Di dalam kajian fiqh jinayah ada tiga jarimah, yaitu sebagai berikut: Pertama, jarimah qishash yang terdiri atas jarimah pembunuhan dan jarimah penganiayaan. Kedua, jarimah hudud yang terdiri atas jarimah zina; jarimah qadzf; jarimah syurb al-khamr; jarimah al-baghyu; jarimah al-riddah; jarimah al-sariqah; dan jarimah al-hirabah. Ketiga, jarimah ta’zir yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak secara tegas diatur oleh Al-Qur’an atau Hadist. Aturan teknis, jenis, dan pelaksanaannya ditentukan oleh penguasa setempat. Bentuk jarimah ini sangat banyak dan tidak terbatas, sesuai dengan kejahatan yang dilakukan akibat godaan setan dalam diri manusia. 1 Tindak pidana perjudian termasuk ke dalam jarimah ta’zir. Alangkah tepat dan indahnya Al-Qur’an ketika mengumpulkan antara khamr dan judi dalam ayat-ayat dan hukum-hukumnya, karena sama bahayanya terhadap pribadi, keluarga, tanah air, dan akhlak. Tidak ada bedanya orang yang mabuk karena judi dengan orang mabuk karena khamr, bahkan jarang dijumpai salah satunya saja tanpa yang satunya lagi. 1 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2013, h. 3-4. 14 Sungguh tepat Al-Qur’an ketika memberitahukan bahwa khamr dan judi termasuk perbuatan syetan. 2 Dalil hukum yang mengatur tentang sanksi hukum peminum khamr diungkapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an secara bertahap tentang status hukum. Hal itu diungkapkan sebagai berikut. Surah Al-Baqarah ayat 219                               ة ﺮ ﻘ ﺒ ﻟ ا ٢ : 219 “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,” Q.S. Al- Baqarah [2]: 219. Surah Al-Maa’idah ayat 90-91                                       ة د ى ﺎ ﻤ ﻟ ا ٥ : ٩ ١ - ٩ ٠ 2 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, Penerjemah: Abu Sa’id al-Falahi dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Jakarta: Robbani Press, 2010, Cet. 9, h. 352.