Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 waktu, dan lain-lain. 9 Tidak mustahil orang yang asyik dengan “hidangan hijau” sebagaimana mereka istilahkan akan menjual agama, kehormatan, dan tanah airnya. Kecintaannya terhadap “hidangan” ini akan mencabut kecintaannya kepada apa saja atau kepada nilai mana pun. 10 Judi juga dapat menjadikan orang yang bersangkutan mengorbankan segala sesuatu, hingga terhadap kehormatan, keyakinan, dan bangsanya demi terlaksananya pekerjaan yang sia-sia ini. 11 Khamr dan maisirjudi diharamkan sebagai tindak preventif agar tidak terjadi “’Adawahpermusuhan dan Baghdla’saling membenci, Washaddun ‘an zikrillahlalai kepada Allah dan Anisshalahmeninggalkan shalat”. Itulah yang menjadi tujuan inti larangan tersebut. 12 Walaupun pelaku tindak pidana perjudian telah ditangkap dan dihukum, tetapi perjudian masih tetap ada. Hal ini merupakan persoalan yang rumit dan perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk dicarikan solusi terbaik. Perkembangan perjudian tidak terlepas dari peran institusi penegak hukum yang saat ini semakin banyak dipertanyakan, mulai dari kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. 13 9 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, Cet. 2, h. 93. 10 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, h. 352. 11 Ibid., h. 352. 12 Ibrahim Hosen, Apakah Judi Itu ?, Jakarta: Lembaga Kajian Ilmiah Institut Ilmu Al- Qur an IIQ, 1987, h. 24. 13 Umi Sarah Dhiba, Penjatuhan Pidana Terhadap Anak... , h. 1-2. 5 Tidak hanya terbatas pada institusi hukum, tetapi perundang- undangan itu sendiri juga tidak kalah penting. Di setiap daerah hampir semua mempunyai peraturan perjudian salah satunya yaitu Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian dan Perda Bekasi No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi. Tindak pidana maisirjudi termasuk ke dalam jarimah ta’zir sebab setiap orang yang melakukan perbuatan maksiat yang tidak memiliki sanksi had dan tidak ada kewajiban membayar kafarat harus dita’zir. 14 Sanksi di dalam Perda Bekasi itu pidana kurungan, 15 sedang di dalam Qanun Aceh sanksinya pidana cambuk, 16 dalam sistem peraturan perundang-undangan Indonesia pidana cambuk memang merupakan jenis pidana baru, dan masyarakat hanya memiliki pemahaman bahwa pidana cambuk merupakan pidana yang telah ditetapkan di dalam hukum Islam. Sanksi pidana cambuk ini dalam penekanan pelanggaran qanun dibidang Syariat Islam yang terjadi di wilayah hukum kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai produk baru pada sistem hukum pidana Indonesia. 17 Berangkat dari permasalahan di atas, penulis memandang perlu memperhatikan serta membahas lebih jauh mengenai permasalahan tersebut, serta dapat dijadikan sebagai skripsi 14 Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi i, Jakarta: Almahira, 2010, h. 359. 15 Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi. 16 Qanun Nanggroe Aceh Darussalam No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian. 17 Ferdiansyah, Efektifitas Penerapan Sanksi Pidana Cambuk Terhadap Pelanggaran Qanun Di Bidang Syariat Islam Di Wilayah Hukum Kota Madya Banda Aceh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam , Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008, t.d. 6 dengan judul: ” TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERJUDIAN Kajian Perbandingan Qanun Maisir di Aceh dan Perda Perjudian di Kota Bekasi”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penulis hanya membatasi Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian dan Perda Bekasi No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah perbandingan pengaturan perjudian di dalam Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian dan Perda Bekasi No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi dalam hukum Islam. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang penulis sajikan, tertuang dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana perjudian diatur di dalam hukum Islam ? b. Bagaimana maisirperjudian diatur di dalam Qanun Aceh dan Perda Bekasi ? c. Bagaimana perbandingan pengaturan perjudian di Aceh dan Kota Bekasi ? 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan pengaturan perjudian di Aceh dan Kota Bekasi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mendeskripsikan perjudian dalam hukum Islam. b. Untuk mendeskripsikan perjudian dalam Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 dan Perda Kota Bekasi No. 11 Tahun 2005. c. Menganalisis pengaturan Qanun Maisir di Aceh dan Perda Perjudian di Kota Bekasi dalam tinjauan hukum Islam. 2. Manfaat Penelitian a. Menyumbangkan pemikiran berupa gagasan buah pikir sebagai hasil kegiatan penelitian berdasarkan prosedur, ilmiah, serta melatih kepekaan penulis sebagai mahasiswa terhadap masalah- masalah yang berkembang dilingkungan sekitarnya. b. Memberikan sumbangan wacana pemikiran dan motivasi kepada Pemda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kota Bekasi dalam menerapkan atau menjalankan peraturan daerah atau qanun tersebut, serta memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai perjudian dalam konsep hukum Islam. 8

D. Tinjauan PustakaPenelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang membahas tentang perjudian. Di antaranya adalah: Pertama, buku karangan Ahmad Hanafi yang berjudul “Asas-asas Hukum Pidana Islam” yang diterbitkan oleh Bulan Bintang tahun 2005 di Jakarta. Dalam buku ini menjelaskan tentang macam-macam jarimah yang ada di dalam hukum Islam, baik itu jarimah hudud, qishashdiat, maupun ta’zir, akan tetapi untuk permasalahan “Tindak Pidana Perjudian” tidak ditemukan pembahasannya. Kedua, buku karangan Zaenuddin Ali yang berjudul “Hukum Pidana Islam” yang diterbitkan oleh Sinar Grafika tahun 2009 di Jakarta. Di dalam buku ini masih menjelaskan masalah hukum dalam koridor hukum Islam, yang mana pembidangannya dari pidana Islam jinayah membahas tentang jarimah-jarimah hudud, qishash diat, dan ta’zir. Ketiga, karya ilmiah mahasiswa skripsi di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010 yang ditulis oleh Nasori yang berjudul “Perjudian Pandangan Hukum Islam dan KUHP Kajian Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dalam hukum Islam tindak pidana perjudian dikenakan hukuman ta’zir. Dalam perspektif hukum positif, tindak pidana perjudian dihukum penjara sesuai dalam Pasal 303 KUHP 9 dan Pasal 303 bis KUHP jo. Undang-undang No. 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian. Keempat, karya ilmiah mahasiswa skripsi di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2007 yang ditulis oleh Mailiani yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Hukuman Cambuk Terhadap Moral Generasi Muda Aceh Studi di Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh-Aceh Barat”. Penelitian ini menemukan bahwa pemberlakuan hukuman cambuk di NAD, sangat berpengaruh terhadap moral generasi muda dan masyarakat di sana terutama di Kec. Johan Pahlawan-Meulaboh. Perubahan mereka lebih ke arah yang positif, baik dari segi berpakaiannya maupun pergaulan mereka sehari-hari, walau masih ada pelanggaran-pelanggaran moral yang dilakukan oleh remaja maupun masyarakat tetapi angka pelanggarannya sudah bisa diminalisir.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif pada hakikatnya menekankan pada metode deduktif sebagai pegangan utama, dan metode induktif sebagai tata kerja penunjang. Pendekatan normatif terutama mempergunakan bahan-bahan kepustakaan sebagai sumber data penelitiannya. Meskipun tidak empiris, akan tetapi kegiatan-kegiatannya tetap merupakan penelitian ilmiah, karena mencakup 10 kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan dengan mempergunakan metodologi serta teknik-teknik tertentu. 18 Adapun sumber data yang dipergunakan penulis adalah sumber data sekunder, yaitu terdiri dari bahan hukum primer berupa Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian dan Perda Bekasi No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi dan bahan hukum sekunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan primer, berupa Al-Qur’an, Al-Hadist, buku-buku fiqih serta sumber-sumber yang ada korelasinya dengan pembahasan ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan Research Library. Artinya pengumpulan data- data diperoleh dengan merujuk pada karya-karya mendukung komplementer yang memiliki relevansi dengan pembahasan skripsi ini. Teknik analisis data dalam penelitian penulis menggunakan analisis perbandingan yang dilakukan dengan mengadakan studi perbandingan hukum. Studi perbandingan hukum merupakan kegiatan untuk membandingkan hukum yang ada di satu daerah dan daerah lainnya dalam kasus perjudian. 19 Dalam kasus ini, penulis membandingkan Qanun Aceh No. 13 Tahun 2003 tentang Maisir Perjudian dan Perda Bekasi No. 11 Tahun 2005 tentang Pencegahan Perjudian di Kota Bekasi. 18 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004 h. 166-167. 19 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. 3, h. 132- 133.