Latar Belakang Karakteristik Ibu Pasangan Usia Subur yang Mengalami Abortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010-2013

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembukaan 1945 tercantum bahwa salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan, dimana salah satunya adalah pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Depkes RI, 2013 Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor. Sehat juga diartikan sebagai keadaan dimana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak mendapat tanda-tanda penyakit atau kelainan. Sedangkan kesehatan adalah keadaansejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomisMubarak dan Chayatin2012. Kehamilan merupakan proses alamiah normal dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi patologiabnormal. Kondisi abnormal pada kehamilan dapat berupa komplikasi kehamilan, dimana salah satu bentuk dari komplikasi kehamilan adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya proses kehamilan sebelum fetus atau janin mampu hidup di luar kandungan pada umur kurang dari 20 minggu. Abortus yang dilakukan tanpa tindakan disebut abortus spontan Universitas Sumatera Utara 2 sedangkan abortus yang berlangsung akibat tindakan sengaja disebut abortus buatanChalik, 1998. Saat ini abortus masih merupakan masalah kontroversi di masyarakat Indonesia. Namun terlepas dari kontroversi tersebut, abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, hipertensi dan infeksi. Namun sebenarnya abortus merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi kematian ibu yang diakibatkan oleh komplikasi abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis Muharikah, 2014. Komplikasi yang sering terjadi ketika terjadi abortus adalah perdarahan yang bisa terjadi mendadak dengan jumlah yang banyak dan bisa menyebabkan syok. Perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen juga bisa terjadi pada saat penanganan dengan metode kuretasi.Abortus juga dapat menyebabkan Korio karsinoma sekitar 15 sampai 20Ida, 2010. Kematian akibat abortus yang tidak aman merupakan masalah serius di dunia, karena risiko maternal 100-500 kali lebih tinggi akibat abortus yang dilakukan secara tidak amandaripada abortus yang amanRoyston, Armstrong,1994. Hal ini dapat dilihat dari laporan WHO 2008 yang menyatakan bahwa satu dari delapan kematian ibu 13 adalah akibat abortus yang dilakukan secara tidak aman.Menurut Depkes 2013 pada tahun 2010 sekitar 4 kejadian abortus menyumbang terjadinya kematian ibu di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3 Prawirohardjo 2010 mengatakan bahwa di seluruh dunia terjadi sekitar 114 kasus abortus perjam, dimana terdapat 15- 20 kejadian abortus spontan, dan bila ditinjau lebih lanjut kejadian abortus spontan bisa mendekati 50. Hal ini dikarenakan tingginya angkachemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu pertama setelah konsepsi. Abortus ilegal termasuk Unsafe abortion yang dilakukan bukan atas dasar pertimbangan medis yang sah sehingga dilarang oleh hukum. Menurut Undang- Undang Kesehatan tahun 2009, abortus buatan atau tindakan yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan dilarang karena dianggap suatu kejahatan kecuali dilakukan sebagai tindakan menyelamatkan jiwa dan kesehatan ibu.WHO 2008 melaporkan setiap tahun sekitar 42 juta kasus abortus pertahun, dengan catatan 22 juta52,4 dilakukan dengan aman yaitu menggunakan metodedan alat-alat yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia. Sisanya sebanyak 20 juta 48,6 dilakukan secara tidak aman.Di negara berkembang, dari 210 juta kehamilan yang terjadi tiap tahun, sekitar 75 juta kehamilan tidak direncanakan dan 40-50 juta kehamilan diperkirakan diakhiri dengan aborsi. Menurut Sedgh 2012, angka kasus Abortus Provokatusdi dunia tahun 1995, 2003, dan 2008, berturut-turut sebesar 35, 29 dan 28 kasus per 1.000 wanita usia 15 – 44 tahun. Angka aborsi di Asia yaitu berada pada rentang 26 – 36 per 1.000 wanita usia 15 – 44 tahun. Sementara di Afrika pada tahun 2008 hampir semua abortus 97 merupakan unsafe abortion. Di Amerika Serikat pada tahun 2011 sebanyak 730.322 terdapat kasus abortus yang dilaporkan dari 46 wilayah yang disurvei, dimana terdapat angka 13,9 Universitas Sumatera Utara 4 kasus abortus dari 1.000 wanita usia 15-44 tahun dan 219 kasus abortus dari 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan tahun 2010 angka tersebut mengalami penurunan sebesar 5 CDC USA, 2014. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Nojomi, 2005, dari 2.470 wanita Iran yang diteliti, 775 45,7 pernah mengalami abortus, dimana 20,6 nya adalah abortus yang disengaja, dan 74,2 adalah abortus spontan. Pada tahun 2000 di Indonesia sekitar 2 juta abortus spontan terjadi, dengan angka kasus pertahun 37 per 1000 perempuan usia reproduksi15-49 tahun.Perkiraan ini cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, yaitu sekitar 29 aborsi terjadi setiap 1000 perempuan usia reproduksijelas. Sementara tingkat aborsi yang diinduksi tidak begitu Budi Utomo, 2008.Laporan dari rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan kejadian abortus bervariasi antara 2,5- 15. Menurut Komnas Perlindungan Anak Indonesia KPAI tahun 2011, dalam kurun 3 tahun selama tahun 2008 - 2010 terus terjadi peningkatan kasus aborsi. Pada tahun 2008 tercatat kasus aborsi sebesar 2 juta kasus kemudian pada tahun 2009 terjadi peningkatan menjad 2,3 juta kasus, dan pada tahun 2010 menjadi 2,5 juta kasus aborsi.Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN tahun 2006 kasus aborsi di Indonesia mencapai 2 juta kasus setiap tahunnya, kemudian pada tahun 2008 kasus aborsi di Indonesia meningkat menjadi 2,3 juta kasus setiap tahunnya dan dari jumlah tersebut terjadi aborsi yang tidak amanunsafe abortionmencapai 55. Dari jumlah tersebut angka kematian ibu yang disebabkan karena aborsi tidak aman unsafe abortion. Universitas Sumatera Utara 5 Dari penelitian Maemunah 2013 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar dari 197penderita abortus terdapat 147 orang 74,6 yang mengalami abortus spontan dan 50 orang 25,4 mengalami abortus provokatus.Di rumah sakit Martha Friska Medan pada tahun 2007-2009 tercatat 183 penderita abortus dimana terdapat abortus spontan 95,6, dan abortus inkompletus 57,4 . Penelitian yang dilakukan oleh Rizqiana Halim di RSUD dr. Pringadi Medan terdapat 100 kasus abortus dengan riwayat kejadian abortus spontan 70. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Wong Sai Ho di Adam MalikMedan pada tahun 2010, dijumpai prevalensi abortussebanyak 31 orang7,1 dari 451 ibu hamil yang berobat di Department Obstetri. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai abortus, khususnya yang terjadi atau ditangani di rumah sakit. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada Bidang Rekam Medikdi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 – 2013, diperoleh data Ibu PUS yang mengalami abortus sebanyak 106 kasus. Tahun 2010 terdapat 29 kasus 26,9, 2011 terdapat 26 kasus 24,1, tahun 2012 terdapat 25 kasus 23,1, dan pada tahun 2013 terdapat 26 kasus 25,9.

1.2 Rumusan Masalah