Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Pengertian Abortus Gejala Klinis

5 Dari penelitian Maemunah 2013 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar dari 197penderita abortus terdapat 147 orang 74,6 yang mengalami abortus spontan dan 50 orang 25,4 mengalami abortus provokatus.Di rumah sakit Martha Friska Medan pada tahun 2007-2009 tercatat 183 penderita abortus dimana terdapat abortus spontan 95,6, dan abortus inkompletus 57,4 . Penelitian yang dilakukan oleh Rizqiana Halim di RSUD dr. Pringadi Medan terdapat 100 kasus abortus dengan riwayat kejadian abortus spontan 70. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Wong Sai Ho di Adam MalikMedan pada tahun 2010, dijumpai prevalensi abortussebanyak 31 orang7,1 dari 451 ibu hamil yang berobat di Department Obstetri. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai abortus, khususnya yang terjadi atau ditangani di rumah sakit. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada Bidang Rekam Medikdi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010 – 2013, diperoleh data Ibu PUS yang mengalami abortus sebanyak 106 kasus. Tahun 2010 terdapat 29 kasus 26,9, 2011 terdapat 26 kasus 24,1, tahun 2012 terdapat 25 kasus 23,1, dan pada tahun 2013 terdapat 26 kasus 25,9.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik Ibu PUS yang mengalami abortus tahun 2010-2013. 1.3 Tujuan Penelitan 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui karakteristik Ibu PUS yang mengalami abortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2010-2013. Universitas Sumatera Utara 6

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, suku,agama,pekerjaan, dan tempat tinggal. b. Mengetahui distribusi Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan mediko obstetri yang meliputi: keluhan,umur kehamilan, paritas,frekuensi abortus, riwayat kejadian abortus, klasifikasi abortus secara klinis, komplikasi, danriwayat penyakit. c. Mengetahui distribusi proporsi IbuPUS yang mengalamiabortus berdasarkan status rawatan yang meliputi: penatalaksanaan medis, lama rawatan rata-rata, asal rujukan, keadaan sewaktu pulang, dan sumber pembiayaan. d. Mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis Ibu PUS yang mengalami abortus berdasarkan klasifikasi abortus secara klinis. e. Mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan riwayat kejadian abortus. f. Mengetahui perbedaan proporsi paritas berdasarkan komplikasi. g. Mengetahui perbedaan proporsi komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. i. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi. j. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit. k. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis. Universitas Sumatera Utara 7

1.4 Manfaat Penelitian

a. Masukan kepada pihak rumah sakit mengenai karakteristik Ibu PUS yang mengalamiabortus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2010-2013 untuk perencanaan pelayanan kepada Ibu PUS yang mengalami abortus di masa mendatang. b. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di FKM USU. c. Sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan data tentang abortus terutama bagi yang melakukan penelitian berkaitan dengan karakteristik Ibu PUS yang mengalami abortus. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Abortus

Pengertian Abortus menurut Chalik 1998 ialah kehamilan yang berhenti prosesnya sebelum umur 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang. Abortus menurut Taber yaitu berakhirnya kehamilan sebelum periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat badan janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap Taber,1994. Sementara WHO mendefenisikan abortus sebagai kematian dan pengeluaran janin dari uterus baik secara spontan maupun disengaja sebelum usia kehamilan 22 minggu. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram bertahan hidup, maka abortus ditentukan sebagai berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

2.2 Klasifikasi Abortus

2.2.1 Abortus Berdasarkan Riwayat Kejadiannya

a. Abortus Spontan Spontaneus Abortion Abortus yang terjadi tanpa disengaja atau tanpa didahului tindakan apapun. Artinya abortus terjadi karena kelainan, gangguan, dan penyakit Universitas Sumatera Utara 9 b. Abortus Buatan Provokatus Abortion Abortus yang terjadi karena disengaja dengan maksud-maksud tertentu.

2.2.2 Abortus Berdasarkan Pelaksanaannya

a. Abortus provokatus medisinalis Abortus Legal Pengguguran kandungan yang dilakukan atas dasar pertimbangan untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil. Misalnya jika ibu tersebut mengalami penyakit yang sangat berat. b. Abortus provokatus kriminalis Abortus Ilegal Pengguguran kandungan yang dilakukan bukan atas pertimbangan keselamatan jiwa ibu hamil.

2.2.3 Abortus Berdasarkan Gambaran Klinis

a. Abortus mengancam imminens Abortus yang ditegakkan jika muncul rabas vagina mengalami perdarahan selama paruh pertama pertama kehamilan. b. Abortus tak terelakkan insipiens Perdarahan per vagina yang hebat karena area plasenta yang luas terlepas dari dinidng uterus mengakibatkan kehamilan mustahil untuk dilanjutkan. c. Abortus yang Tidak Lengkap inkomplet Kondisi dimana sebagian atau seluruh bagian plasenta tertahan,walaupun janin sudah dikeluarkan, sehingga terjadi perdarahan hebat walaupun nyeri dapat hilang. d. Abortus Lengkap komplet Kondisi dimana seluruh hasil konsepsi dari uterus dikeluarkan dari rahim. Universitas Sumatera Utara 10 e. Kegagalan kehamilan dini missed abortion Kehamilan dengan janin yang sudah mati tetapi jaringan janin dan plasenta tertahan di dalam uterus. f. Abortus septik Abortus disertai infeksi beratdengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah. g. Abortus infektious Abortus yang disertai infeksi pada genitalia. h. Abortus yang Berulang habitualis Abortus yang berulang 3 kali berturut-turut atau lebih. Wanita yang mengalami abortus habitualis tidak mengalami kesulitan untuk hamil, tetapi kehamilannya terhenti sebelum waktunya.

2.3 Gejala Klinis

1. Perdarahan Berlangsung ringan sampai dengan berat. Perdarahan pervaginam pada abortus imminens biasanya ringan berlangsung berhari-hari dan warnanya merah kecoklatan. 2. Nyeri Rasa nyeri seperti pada waktu haid di daerah suprasimfiser, pinggang dan tulang belakang yang bersifat ritmis. Hal ini disebabkan karena rahim berkontraksi ketika hasil konsepsi berusaha dikeluarkan Chalik,1994. Universitas Sumatera Utara 11 3. Febris Menunjukkan proses infeksi intra genital,biasanya disertai lokia berbau dan nyeri pada waktu pemeriksaan dalam Fitria, 2007.

2.4 Patogenesis Abortus