11
3. Febris Menunjukkan proses infeksi intra genital,biasanya disertai lokia berbau dan
nyeri pada waktu pemeriksaan dalam Fitria, 2007.
2.4 Patogenesis Abortus
Pada umumnya abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin, diikuti perdarahan ke dalam desidua basalis. Selanjutnya terjadi nekrosis pada jaringan
sekitar daerah yang mengalami perdarahan tersebut yang mengakibatkan pelepasan hasil konsepsi dari tempat implantasinya, dan berakhir dengan perdarahan per
vaginam. Pelepasan hasil konsepsi baik seluruhnya maupun sebagian, diinterpretasi sebagai benda asing, sehingga uterus mulai berkontraksi untuk mendorong benda
asing keluar rongga rahim Chalik, 1997 Sebelum minggu ke-10 seluruh hasil konsepsi biasanya dapat keluar dengan
lengkap karena vili korialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua. Pada kehamilan 10- 12 minggu, korion tumbuh cepat dan hubungan antara vili
korialis dengan desidua makin erat sehingga abortus pada fase ini sering menyisakan plasenta Krisnadi, Annwar, 2013. Pengeluaran hasil konsepsi terdiri dari 4 tahap
yaitu: 1. Kantung korion keluar pada kehamilan yang sangat dini, meninggalkan
desidua. 2. Kantung amnion dan isinya didorong keluar meninggalkan korion dan
desidua. 3. Pecah amnion disertai putusnya tali pusat dan pendorongan janin keluar
tetapi sisa amnion dan korion tetap tertinggal.
Universitas Sumatera Utara
12
4. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong secara utuh
2.5 Komplikasi Abortus
Risiko komplikasi akibat abortus antara lain: 1. Perdarahan
Perdarahan dapat disebabkan oleh aborsi yang tidak lengkap atau cedera organ panggul maupun usus. Kematian akibat perdarahan umumnya disebabkan oleh
tidak tersedianya darah atau fasilitas transfusi darah di rumah sakit Royston, Amstrong, 1994.
2. Syok dan Infeksi Komplikasi dini yang paling sering adalah sepsis yang disebabkan oleh aborsi
yang tidak lengkap, sebagian atau seluruh produk pembuahan masih tertahan di dalam rahim. Jika tidak diatasi dapat terjadi infeksi yang menyeluruh sehingga
menyebabkan abortus septik. Jika abortus septik dibiarkan dan tidak diobati , pasien dapat mengalami syok septik Chalik, 1994.
3. Gangguan pembekuan darah Komplikasi pengguguran yang potensial fatal adalah bendungan sistem
pembuluh darah oleh bekuan darah,gelembung udara, atau cairan, gangguan mekanisme pembekuan darah yang berat yang disebabkan oleh infeksi yang berat,
keracunan obat-obat abortif yang menimbulkan gagal ginjal. 4. Hematometra
Kondisi ketika darah terperangkap di dalam uterus yang ditandai dengan rasa nyeri di bagian abdomen bawah disertai dengan perdarahan. Penanganannya
mencakup evakuasi ulang pada uterus secara cepat namun dengan hati-hati.
Universitas Sumatera Utara
13
2.6 Epidemiologi Abortus