Pandangan Terhadap Abortus Dampak Abortus Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Secara Fisik

19 j Faktor Psikososial Menurut SKRT 1995 faktor penyebab seorang perempuan melakukan aborsi adalah faktor psikososial 57,5 yaitu hasil hubungan seksual di luar nikah, perkosaan, dan cacat janin. Perkosaan merupakan kejadian yang amat traumatis untuk perempuan yang menjadi korban. Jika perkosaan mengakibatkan kehamilan ternyata mengakibatkan pengalaman traumatis bertambah besar dan apabila dipaksakan melanjutkan kehamilannya hingga bayinya lahir maka perempuan tersebut dapat menjadi gila. Dalam kasus ini indikasi medis dapat dipertimbangkan, karena abortus buatan diperlukan untuk menjamin kesehatan jiwa ibu.

2.7 Pandangan Terhadap Abortus

Setiap negara di dunia terdapat beberapa situasi yang mengizinkan aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu, alasan pemberian izinnya bervariasi di seluruh dunia. Kebijakan terapeutik yang yang dikeluarkan oleh American College of Obstetrician and Gynecologist yaitu: 1. Bila kelangsungan kehamilan dapat mengancam hidup wanita atau merusak kesehatannya. 2. Bila kehamilan merupakan akibat perkosaan atau hubungan saudara incest. 3. Bila kelanjutan kehamilan akan menghasilkan kehamilan anak dengan deformitas fisik yang berat atau retardasi mental. Aborsi pada saat ini memang pro dan kontra di tengah masyarakat, ada yang pro aborsi yaitu masyarakat yang ingin melegalkan aborsi dan ada yang kontra terhadap aborsi yaitu golongan yang menentang tindakan aborsi. Sering kali Universitas Sumatera Utara 20 perdepatan itu terpusat pada dua kutub. Kutub pertama berargumentasi bahwa aborsi merupakan hak, maka aborsi yang aman menjadi hak pula. Kutub kedua mempertahankan aborsi sebagai pelanggaran nilai sosial. Fakta menunjukkan bahwa Indonesia tidak berada pada kedua-duanya. Pelayanan aborsi tidak ada, tetapi aborsi dilakukan secara diam-diam dan mempunyai ancaman ketidakamanan Nainggolan, LH, 2006. Di Indonesia aborsi dianggap ilegal kecuali atas alasan medis untuk menyelamatkan nyawa ibu. Masalah aborsi buatan diatur dalam undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

2.8 Dampak Abortus

a. Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Secara Fisik

Menurut B. Cloves dalam bukunya“The Facts of Life” 2001, resiko yang dialami saat dan setelah abortus dapat berupa kematian mendadak karena perdarahan hebat, ataupun pembiusan yang gagal. Kerusakan leher rahim dan rahim yang sobek dapat menyebabkan gangguan pada anak berikutnya berupa gangguan perkembangan mata, otak, pernapasan serta pencernaan. Pada wanita juga bias terjadi infeksi rongga panggul, dan infeksi lapisan rahim. Abortus yang terjadi berulang kali juga dapat menyebabkan serviks yang inkompeten. Pembukaan paksa serviks dari aborsi berulang dapat melemahkan atau menyebabkan keguguran, atau sulit mempertahankan berat bayi pada kehamilan berikutnya.

b. Gangguan Psikologi dan Mental