Bahan Baku Sproket Conveyor a. Komposisi Bahan Sproket Conveyor Bahan Tambahan Paduan Peleburan Logam

PELEBURAN DAN PENUANGAN

5.1 Bahan Baku Sproket Conveyor a.

Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan sproket conveyor terdiri dari baja sekrap. Pada waktu melakukan proses peleburan yang pertama dimasukan adalah balok baja yang bertujuan untuk mempercepat waktu peleburan yang dilakukan di tanur frekuensi tinggi yang membutuhkan waktu 1,5 jam untuk melebur seluruhnya, dengan kapasitas dapur 1000 kg.

b. Komposisi Bahan Sproket Conveyor

Adapun sproket conveyor yang dirancang harus mempunyai sifat-sifat khusus yakni tahan aus, kuat, tahan karat, dan mempunyai kekuatan tarik yang cukup. Untuk itu dipilih bahan baja cor dengan komposisi material sebagai berikut : Tabel 5.1 Komposisi Bahan Sproket Conveyor yang diinginkan r Kimia BAB V Unsu C Si Mn P S Fe 0,58 0,35 0,90 0,030 0,035 98,105 Sumber : Sularso dan Kiyokatsu suga, Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin, PT radnya Paramita, Jakarta 1997, hal 329 P Universitas Sumatera Utara

c. Bahan Tambahan Paduan

Baja cor yang digunakan sebagai bahan baku banyak mengandung paduan besi dan karbon sedangkan unsur-unsur lain seperti silikon Si dan mangan Mn tetap tercampur di dalam tetapi dalam jumlah yang minimum. Namun dengan adanya baja karbon saja maka sulit memperoleh sifat-sifat khusus yang kita kehendaki, oleh karena itu pembuatan sproket conveyor yang akan dirancang ini diperoleh sifat-sifat khusus seperti kekuatan, ketahanan, keuletan dan tahan karat. Bahan tambah yang dipakai antara lain: silikon Si dan mangan Mn dan bahan ini biasanya terdapat dalam paduan dengan besi yang berbentuk, Fe-Si Si 70,

5.2 Peleburan Logam

Dalam proses pengecoran di perusahaan CV Baja Pertiwi digunakan tanur induksi jenis krus. Menurut konstruksi dasarnya, tanur induksi ini mempunyai satu krus yang diletakkan dalam satu kumparan lilitan sehingga arus induksi yang melalui kumparan menyebabkan timbulnya medan elektromagnetik yang berubah ke segala arah di dalam krussibel. Akibat adanya logam yang akan dilebur di dalam krussibel maka medan elektromagnetik akan ditahan oleh logam tersebut sehingga timbul arus induksi yang mengakibatkan panas untuk mencairkan logam tersebut. Bagian atas tanur terbuka lebar sehingga pengisian logam yang akan dilebur mudah dilakukan. Ruangan tempat untuk mencairkan logam disebut krus. Lilitan kedua yang didinginkan air mengelilingi krus dan Fe-Mn Mn 76. Universitas Sumatera Utara diluar lilitan diletakan juk yang terdiri dai plat berlapis banyak berfungsi untuk memusatkan fluks magnet dan menahan lilitan. Proses peleburan dimulai dengan menggunakan sekrap baja. Sekrap baja pertama kali dimasukan ke dalam tanur, kemudian tanur dihidupkan agar tanur bekerja otomatis sesuai dengan tingkat tegangan yang dibutuhkan. Panel-panel penunjuk tegangan akan memberikan informasi adanya peningkatan tegangan listrik yang dipergunakan sesuai dengan temperatur tanur. Kalau pencairan sudah dimulai, tanur ini memerlukan ingot yang besar blok muda atau cairan besi. Setelah balok besi tersebut mencair seluruhnya, maka sekrap dimasukan sedikit demi sedikit sampai penuh. Kapasitas dari tanur ini adalah 1000 kg. Setelah penuh tanur dibiarkan agar temperatur dapat mencapai 1600 C. setelah seluruh potongan baja mencair homogen maka silikon dan alumunium ditaburkan ke dalam cairan yang akan mengikat dan menghilangkan gas yang terdapat pada coran logam rsebut. Apabila sesudah selesai dan telah mencapai temperatur yang diharapkan maka logam cair telah dapat dihitung. Suhu penuangan adalah 1550 C. ntuk mengetahui seberapa banyak paduan yang akan nambahan unsur paduan dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini Massa paduan = te

5.3 Perhitungan Metal Cair