Gambar 2.30 Tanur induksi jenis krus.
2.12 Penuangan Logam Cair
Cairan logam yang dikeluarkan dari tanur diterima dalam ladel dan dituangkan ke dalam cetakan. Ladel mempunyai irisan berupa lingkaran dimana
diameternya hampir sama dengan tingginya. Untuk coran besar dipergunakan ladel jenis penyumbat seperti pada gambar, sedangkan untuk coran kecil
dipergunakan jenis ladel yang dapat dimiringkan. Ladel dilapisi oleh bata samot atau bata tahan api agalmatolit yang
mempunyai pori pori kecil, penyusutan kecil dan homogen. Nozel dibuat cukup panjang agar membentuk tumpahan yang halus tanpa cipratan. Ladel harus
dikeringkan lebih dahulu oleh burner minyak residu sebelum dipakai. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.31.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.31 Ladel jenis penyumbat. Dalam proses penuangan diperlukan pengaturan temperatur penuangan,
kecepatan penuangan dan cara-cara penuangan. Temperatur penuangan berubah menurut kadar karbon dalam cairan baja seperti ditunjukkan pada gambar 2.30.
Kecepatan penuangan yang rendah menyebabkan ke cairan yang buruk, kandungan gas, oksidasi karena udara, dan ketelitian permukaan yang buruk.
Gambar 2.32 Temperatur penuangan yang disarankan.
Universitas Sumatera Utara
Cara penuangan secara kasar digolongkan menjadi dua yaitu penuangan atas dan penuangan bawah. Penuangan bawah memberikan kecepatan naik yang
kecil dari cairan baja dengan aliran yang tenang. Penuangan atas menyebabkan kecepatan tuang yang tinggi dan menghasilkan permukaan kasar karena cipratan.
Daripada itu dalam hal penuangan atas, laju penuangan harus rendah pada permulaan dan kemudian dinaikkan secara perlahan-lahan. Dalam
penempatan nozel harus diusahakan agar tidak boleh menyentuh cetakan.
2.13 Waktu Tuang
Waktu tuang t dapat ditentukan dengan rumus : .
Q W
t
............................................................................ Literatur 1, hal 71 Dimana :
Q = Volume penuangan per satuan waktu det
3
m
W= berat tuang kgf γ = berat jenis logam
3
m kgf
Besarnya V ditentukan dengan rumus :
h g
C V
. .
2
.................................................................. Literatur 1, hal 71 Dimana :
C = koefisien aliran 0,5 - 0,6 dan untuk saluran sederhana 0,9 -1,0 g = percepatan grafitasi bumi 9,81
2
s m
h = tinggi saluran turun m
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERENCANAAN SPROKET CONVEYOR
3.1 Pendahuluan
Sproket conveyor yang digunakan di PT. Mahakarya Inti Buana ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari motor penggerak ke gear
box, kemudian diturunkan putarannya di sproket 1 dan 2, kemudian ditransmisikan putarannya di sproket conveyor penggerak model, yang digerakan
melalui sebuah rantai, sehingga model sarung tangan dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain searah pergerakkan rantai.
Cara kerja dari sproket conveyor di PT. Mahakarya Inti Buana dapat dilihat dari gambar diagram proses seperti terlihat pada gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara