Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Kelelahan Kerja
Berdasarkan tabel 4.6. menunjukkan bahwa responden yang paling banyak terdapat pada kategori sangat lelah yaitu sebanyak 16 orang 61,5, kategori lelah
sebanyak 7 orang 26,9 dan yang paling sedikit terdapat pada kategori kurang lelah yaitu sebanyak 3 orang 11,5.
5.2. Hubungan Antara Umur dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan tabel 4.7. menunjukkan bahwa tingkat kelelahan lebih tinggi terdapat pada kelompok umur 41 tahun yaitu sebesar 50. Hasil analisa statistik
dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,01 p0,05 diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kelelahan tenaga kerja. Dari analisis
Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi umur seseorang maka semakin tinggi perasaan kelelahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Oentoro 2004 menyatakan
bahwa tenaga kerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan dibandingkan dengan tenaga kerja yang relatif lebih muda. Selain itu tenaga kerja
yang berumur lebih tua akan mengalami penurunan kekuatan otot yang berdampak terhadap kelelahan dalam melakukan pekerjaannya Setyawati dalam
Wignjosoebroto, 2000. Grandjean 1985 menyebutkan bahwa penurunan kekuatan otot akan menyebabkan kelelahan otot yang terjadi karena adanya akumulasi asam
laktat dalam otot yang dapat menyebabkan menurunnya kerja otot.
5.3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan bahwa tingkat kelelahan lebih tinggi terdapat pada tingkat pendidikan SD dan SLTP yaitu sebesar 53,8. Hasil analisa
statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p=0,254 p0,05 diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kelelahan tenaga
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa teori yang menyatakan bahwa pendidikan juga berhubungan dengan kelelahan kerja karena mengenyam pendidikan memegang
peranan penting dalam perkembangan individu Gilmer, 1984 tidak selamanya berhubungan dengan kelelahan kerja.
5.4. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja