Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
mengalami keluhan-keluhan berupa sakit dikepala dan anggota badan dan kebanyakan terjadi pada tenaga kerja yang relatif lebih tua.
Berdasarkan semua uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara faktor individu umur, pendidikan, masa kerja, status
perkawinan, status gizi dengan kelelahan pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahui adanya hubungan antara faktor individu umur, pendidikan, masa kerja,
status perkawinan, status gizi dengan kelelahan kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh
Selatan tahun 2008.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara faktor individu umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan, status gizi dengan kelelahan kerja pada Tenaga Kerja
Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kelelahan yang dialami oleh Tenaga Kerja
Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kelelahan kerja pada Tenaga Kerja
Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kelelahan kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
4. Untuk mengetahui hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
5. Untuk mengetahui hubungan status perkawinan dengan kelelahan kerja pada
Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
6. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kelelahan kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada pihak perusahaan mengenai gambaran kelelahan
yang di alami oleh tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan pihak perusahaan tentang hubungan antara
faktor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3. Untuk menambah wawasan bagi tenaga kerja dan penulis mengenai hubungan
antara faktor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kelelahan Kerja
Banyak definisi tentang kelelahan kerja yang telah dikemukakan, namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang
timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap individu, yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya Satalaksana, 1979. Lelah merupakan
suatu perasaan yang mempunyai arti tersendiri dan sifatnya subjektif bagi setiap orang Suma’mur, 1996
Ada beberapa teori kelelahan kerja yakni : a.
Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatanketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan
yang harus dilakukan.Wignjosoebroto, 2000 b.
Kelelahan kerja Job Burnout adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap
manusia lainnya, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan dan sebagainya. Konsekuensi kelelahan kerja adalah memburuknya
hubungan si pekerja dengan rekan kerja lainnya. Suatu studi mengenai
Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
kesehatan mental pekerja menemukan bahwa orang-orang yang mengalami perasaan tidak simpatik terhadap kliennya atau konsumen yang dilayaninya
kepada rekan kerjanya dapat menciptakan suatu atmosfir negatif diantara satuan kerja tersebut. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja juga akan sering tidak
masuk kerja dan mengambil waktu istirahat. Wignjosoebroto, 2000 c.
Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaitan pada tiga gejala yang saling berhubungan, yaitu : perasaan lelah, perubahan fisiologis dalam tubuh syaraf
dan otot tidak berfungsi dengan baik atau tidak secepat pada keadaan normal yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja dan menurunnya
kapasitas kerja. Barnes, 1980 d.
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang dihasilkan stress sebelumnya yang mengakibatkan melemahnya kembali fungsi dan kinerja, fungsi organ saling
mempengaruhi yang akhirnya mengganggu fungsi kepribadian, umumnya bersamaan dengan menurunnya kesiagaan kerja dan meningkatnya sensasi
ketegangan. Dwivedi dalam Silaban, 1996 e.
Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penurunan kinerja yang dapat mengakibatkan kesalahan kerja, ketidakhadiran, keluar kerja,
kecelakaan kerja dan berpengaruh terhadap perilaku kerja. Schultz, 1982 f.
Kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah dan penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan lemah yang bersifat kronis atau
merupakan penurunan kinerja dan mentalpsikososial. Grandjean, 1985
Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
g. Menurut Setyawati 1985, yang dikutip oleh Wignjosoebroto 2000 bahwa
secara umum kelelahan kerja merupakan keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja.
h. Kelelahan kerja dianggap sebagai memuncaknya kondisi psikokhemis dari tubuh
yang diakibatkan produksi racun-racun khemis yang berlebihan sehingga orang harus beristirahat. Kartono, 1994
i. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan. Suma’mur, 1996
2.2. Jenis Kelelahaan Kerja