Latar Belakang Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008

Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.Depnaker, 2003 Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat. Agar tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja semakin menjadi penting. Hal ini didukung pula oleh perkembangan jangkauan pembangunan kesemua sektor ekonomi, termasuk sektor informal, tradisional dan industri kecil. Benny, 1997 Dalam upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pengobatan penyakit kuratif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 terpadu dan berkesinambungan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan kerja Depkes, 2000 Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebaliknya adalah waktu istirahat untuk kehidupan keluarga dan sosial kemasyarakatan. Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Suma’mur, 1996 Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja Suma’mur, 1996 Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan bahwa kelelahan fatigue memberi kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Tenaga Kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65 pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28 mengeluhkan kelelahan Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 mental dan sekitar 7 pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. Hidayat, 2003 Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor individu dalam hal ini seperti umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan status gizi mempunyai hubungan terhadap terjadinya kelelahan kerja Oentoro, 2004. Faktor individu seperti umur mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya kelelahan, bukti di negara Jepang menunjukkan bahwa pekerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang relatif lebih muda. Hidayat, 2003 Status seseorang juga mempengaruhi tingkat kelelahan, orang yang sudah menikah lebih cepat mengalami kelelahan dibandingkan dengan yang bujangan oleh karena waktu istirahat tidak dimanfaatkan secara maksimal sebab kondisi keluarganya juga perlu mendapatkan perhatian yang cukup. Hidayat, 2003 Hasil riset menunjukkan bahwa secara klinis terdapat hubungan antara status gizi seseorang dengan performa tubuh secara keseluruhan, orang yang berada dalam kondisi gizi yang kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang dari normal maka akan lebih mudah mengalami kelelahan dalam melakukan pekerjaan. Oentoro, 2004 Pekerjaan bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan hanya dapat dilaksanakan oleh Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM yang terdaftar di Kantor Pelabuhan Tapaktuan. TKBM Pelabuhan Tapaktuan terhimpun dalam sebuah wadah berbentuk Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 koperasi. Dalam setiap kegiatan bongkar muat barang, Koperasi TKBM bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat PBM yang terdaftar di Pelabuhan Tapaktuan. Kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Tapaktuan di bagi dalam tiga bagian terdiri dari Stevedoring pekerjaan bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya, Corgodoring pekerjaan membawa barang dari dermaga ke gudang dan sebaliknya, ReceivingDelivery pekerjaan mengambil barang dari gudang ke atas kendaraan dan sebaliknya. Kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu persyaratan operasional pelabuhan dalam 24 jam. Dephub, 2002 Berdasarkan hasil survei awal terhadap tenaga kerja bongkar muat, sebagian besar barang-barang yang diangkut oleh kapal-kapal ke Pelabuhan Tapaktuan berupa semen. Kebanyakan aktivitas bongkar muat menggunakan tenaga manusia dan pekerjaan dilakukan dengan memindahkan semen dari kapal ke dermaga, kemudian dipindahkan ke gudang yang diangkut dengan menggunakan becak mesin, setelah barang sampai di gudang pekerjaan dilanjutkan dengan mengangkat semen dari dalam gudang penyimpanan untuk kemudian dipindahkan ke atas kendaraan. Pekerjaan bongkar muat dilakukan dengan menggunakan sistem borongan, bekerja sesuai kesepakatan dengan pihak pengguna jasa. Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi 8 jam per hari, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan kerja. Selain itu peneliti juga menerima laporan dari pekerja bahwa mereka sering Fandrik Eraliesa : Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 mengalami keluhan-keluhan berupa sakit dikepala dan anggota badan dan kebanyakan terjadi pada tenaga kerja yang relatif lebih tua. Berdasarkan semua uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara faktor individu umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan, status gizi dengan kelelahan pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan.

1.2. Perumusan Masalah