Usaha Sektor Informal Anthropometri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Sektor Informal

Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi unorganized, tidak teratur unregulated, dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar unregistered. Sektor informal memiliki karakteristik seperti : a. Jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil b. Kepemilikan oleh individu atau keluarga c. Teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja d. Tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah e. Produktivitas tenaga kerja yang rendah f. Tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal. Perbedaan kesempatan memperoleh penghasilan antara sektor formal dan informal pada pokoknya didasarkan atas perbedaan anatra pendapatan dari gaji dan pendapatan dari usaha sendiri. 4 Sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi dari pertumbuhan kesempatan kerja di negara sedang berkembang, karena itu mereka yang memasuki kegiatan ini di kota, bertujuan mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan. 15 Universitas Sumatera Utara 2.2. Ergonomi 2.2.1. Definisi Ergonomi Ergonomi atau disebut rancang-bangun faktor manusia adalah studi untuk peningkatan teori dan fisik dalam hal bekerja yang berguna untuk memastikan suatu tempat kerja aman dan produktif. Fungsi spesial di ergonomi adalah untuk mendisain atau meningkatkan tempat kerja, stasiun-kerja, perkakas, peralatan, dan prosedur dari para pekerja supaya tidak sampai pada batas melelahkan, kegelisahan, dan luka-luka atau kerugian juga secara efisien menuju keberhasilan tujuan dari pribadi dan perusahaan. Tujuannya adalah kepada peningkatan nafkah dari pekerjaan di dalam kemampuan teori dan fisik dari karyawan. Ahli ergonomi, ahli industri, dokter K3, para profesional keselamatan dan kesehatan lainnya dapat bekerja sama untuk meningkatkan perancangan pekerjaan dan stasiun pekerjaan yang mempunyai karakteristik tak aman atau sudah menyebabkan luka-luka atau kerugian. 7 Meskipun istilah ergonomi di berbagai Negara berbeda-beda namun mempunyai misi dan tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi adalah : a. Penyesuaian antara perlatan kerja dengan kondisi tenaga kerja yang menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja aspek fisiknya saja ukuran anggota tubuh : tangan, kaki, tinggi badan, tetapi juga kemampuan intelektual atau berfikirnya. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adaalh mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat tersebut. Universitas Sumatera Utara b. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas kerja yang tinggi. Dari urian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama ergonomi ialah mencegah kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja meningkatkan produksi kerja. Di samping itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja akan menjadi beban tambahan kerja.

2.2.2. Faktor-faktor Ergonomi

8

a. Anthropometri

istilah anthtropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Anthropometri dapat didefenisikan sebagai satu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia. Data anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara anthropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Anthropometri juga dapat ditentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok ditempat pekerjaan yang bersuhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan,dll. Menurut Pulat 1992 yang dikutip oleh Juleiva 2005, data anthropometri dapat digunakan untuk mendesai pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat kerja dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumer. Pengukuran anthopometri dibagi atsa dua bagian yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Anthropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam yang dilakukan dalam posisi berdiri dan posisi duduk. Dimensi yang diukur diambil secara linier lurus dan lakukan pada permukaan tubuh. 2. Anthropometri dinamis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang sedang bergerak dalam berbagai posisi tubuh sehingga lebih kopleks dan sulit untuk diukur. Menurut Nurmianto 1991 yang dikutip oleh Juleiva 2005 dalam mengukur data anthropometri banyak ditemui perbedaan-perbedaan atau sumber validitas yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang pada akhirnya akan digunakan dalam perancangan suatu produk. Adapun faktor-faktor yang turut mempengaruhi dimensi tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya perbedaan antar populasi yaitu : 1. Keacakanrandom 2. Jenis kelamin 3. Suku bangsa 4. Usia 5. Jenis Pekerjaan 6. Pakaian 7. Faktor kehamilan pada wanita. Adapun pendekatan dalam penggunaan data anthopometri yaitu: 1. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud 2. Carilah data pada rata-rata dan disribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai. Universitas Sumatera Utara 3. Pilihlah nilai persentil yang sesuai 4. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai. Karena anthropometri juga berfungsi mendesain alat kerja, ukuran kenyamanan dan efisiensi maksimal sebaiknya kontruksi dan ukuran dari kursimeja harus disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia yang akan menggunakannya. 9 1. Ukuran Kursi a. Tinggi kursi duduk Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-54 cm. b. Panjang alas duduk. Diukur dari permukaan garis proyeksi permukaan dengan sandaran duudk pada permukaan atas alas duduk sampai ke bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan 40 cm. c. Lebar alas duduk Lebar alas duduk harus lebih besar dari pinggul. Ukuran yang dianjurkan 40-44 cm. d. Sandaran Pinggang Tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat pada bagian atas sandaran dan pada bagian bawah setinggi pinggul. e. Sandaran tangan ukuran untuk panjang sandaran tangan sebaiknya 21 cm, sesuai dengan panjang lengan bawah. Tinggi sandaran tangan 20 cm dari alas duduk atau setinggi siku. Dan untuk ukuran jangkauan tangan diusulkan 80 cm. Universitas Sumatera Utara 2. Ukuran Meja a. Tinggi meja Tinngi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu kerja. Diusulkan adalah 68-74cm yang diukur dari permukaan daun sampai ke lantai. b. Lebar meja ukuran yang diusulkan kurang dari 80 cm tidak melebihi jarak jangkauan tangan. c. Tebal daun meja Jarak antara permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk 15 cm. d. Permukaan meja Rata dan tidak menyilaukan. 6

b. Sikap Tubuh Dalam Bekerja