Lingkungan Kerja TINJAUAN PUSTAKA

c. Lingkungan Kerja

Faktor lingkungan kerja yang ada juga mempengaruhi proses kerja di dalam suatu industri. Setiap hari menusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai suatu hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi aspek ergonomis, antara lain adalah : 1. Temperatur Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur kerja adalah jika perubahan temperatur kerja tersebut tidak melebihi 20 untuk kondisi panas dan 35 untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh. 2. Kelembaban Adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara dinyatakan dalam . Kelembaban sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan Universitas Sumatera Utara pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karena sistem penguapan. Kelembaban yang normal berkisar 60-70. 3. Penerangan Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyek secara jelas dan tepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakinatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka mata lebar-lebar. Intensitas cahaya untuk membaca sekitar 300-700 lux, pekerjaan di kantor 400-600 lux, pekerjaan yang memerlukan ketelitian 800-1200 lux dan pekerjaan di gudang 80-170 lux. 4. Kebisingan Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga karena dalan jangka panjang akan mengganggu ketenangan kerja, menimbulkan kesalahan komunikasi dan dapat merusak pendengaran. Aspek yang menentukan tingkat gangguan kepada manusia yaitu : lama bunyi tersebut terdengar, intensitas bunyi dB dan frekuensi suara yang menunjukkan jumlah gelombang suara setiap detiknya Hz. Intensitas kebisingan yang melebihi 85dB dari 8 jam secara terus- menerus dapat menimbulkan hilang pendengaran sementara bahkan bisa menyebabkan ketulian sedangkan ambang normal maksimal adalah 25dB. Universitas Sumatera Utara 5. Sirkulasi Udara Oksigen terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Udara dikatakan kotor apabila oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan terus bercampur dengan gas-gas, debu atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, kotornya udara disekitar dapat dirasakan dengan sesaknya pernapasan dan ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama, karena mempengaruhi kesehatan tubuh dan mempercepat proses kelelahan serta sirkulasi udara.

2.3. Gangguan Kesehatan Akibat Duduk