BAB III PROFIL PERUSAHAAN PT POS INDONESIA DAN PRODUK SHAR-E
A. Profil Perusahaan
1. Lintas Sejarah PT Pos Indonesia
Berawal dari gagasan, berkembang seiring dengan kebutuhan dalam memperlancar arus surat-menyurat selama era kolonial Belanda, maka
Gubernur Jendral G.W Baron Van Inhof mendirikan kantor pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. Adapun tujuan utamanya adalah
untuk mendukung arus komunikasi surat bagi kepentingan kolonial yang berada di Indonesia saat itu dengan negara Belanda dan negara-negara
lainnya. Peranan Kantor Pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegrap dan telepon, sehingga pada saat ini mengalami
berbagai perubahan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan tersebut didasarkan pada:
42
1. Adanya Staatbblaad nomor 395 tahun 1906 tentang dibentuknya jawatan Pos, Telegrap dan Telepon jawatan PTT.
2. Tahun 1961 berdasarkan PP nomor 240 tahun 1961, status jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel.
42
http:www.posindonesia.go.idprofile
41
3. Tahun 1965 pemerintah memindahkan fungsi PN Postel menjadi dua badan usaha berbeda, yaitu PN Pos dan Giro berdasarkan PP No.29 tahun 1965 dan
PN Telekomunikasi berdasarkan PP No.30 tahun 1965. 4. Berdasarkan UU No.9 tahun 1978 PN Pos dan Giro diubah mejadi Perusahaan
Umum Perum Pos dan Giro. 5. Perum Pos dan Giro mengalami penyempurnaan khususnya tata cara
pengawasan dan pembinaan berdasarkan PP No. 24 tahun 1984. 6. Pada tanggal 20 Juni 1995, berdasarkan PP No. 5 tahun 1995 Perum Pos dan
Giro berubah menjadi PT Pos Indonesia Persero. Perubahan Pos Indonesia dari Perum menjadi Persero merupakan
babak baru dalam sejarah Pos Indonesia. Perubahan status ini membawa konsekuensi pada berubahnya secara mendasar pola dan sifat pengelolaan
usaha Pos Indonesia. Perubahan yang paling mendasar adalah orientasi pengelolaannya yang lebih memfokuskan diri pada usaha pemupukan
keuntungan. Perubahan yang mendasar lainnya adalah adanya kemandirian yang lebih besar bagi manajemen dalam menjalankan roda usahanya. Terlebih
setelah disahkannya Rancangan Undang-undang pos menjadi Undang-Undang pada 15 September 2009,
43
yang diharapkan dapat memicu pertumbuhan industri pos nasional. Beberapa hal prinsip yang membedakan Undang-
43
Merpati Pos. Majalah Internal PT Pos Indonesia Edisi 04 2009 dan hasil paparan dari manajemen PT Pos Indonesia.
undang Pos disahkan pada tahun 2009 dengan UU No.06 Tahun 1984 tentang Pos antara lain:
1. UU Pos yang baru mengatur industri pos, bukan hanya badan atau BUMN yang ditugasi menyelenggarakan pos.
2. UU pos yang baru lebih menekankan pos sebagai suatu sistem, bukan hanya aktivitas transaksional lalu lintas sehingga dapat
lebih mengakomodir aktivitas dan pengembangan bisnis penyelenggara pos.
3. Ketentuan penyelenggara pos harus badan usaha yang berbadan hukum Indonesia, diharapkan dapat menjamin
kepastian hukum dan bertanggung jawab kepada publik. 4. Penegasan tentang perizinan akan menjamin terwujudnya
standar layanan pos dan hak-hak bagi pengguna layanan pos. 5. Adanya penerapan syarat terhadap penyelenggara pos asing
yang akan menyelenggarakan pos komersial di Indonesia, dalam rangka proteksi industri pos dalam negeri.
6. Ketentuan tentang layanan pos universal akan memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap hak pelayanan publik
dibidang pos keterjangkauan harga, aksesibilitas, dan standar layanan.
7. Ketentuan tentang kerjasama dan interkoneksi diharapkan akan mendorong terwujudnya efisiensi distribusi nasional dimana
sektor pos sebagai salah satu tulang punggung sistem distribusi nasional tersebut PT Pos Indonesia, BUMN Pos yang
memiliki titik layanan yang paling banyak dan paling tersebar diharapkan dapat memposisikan diri sebagai backbone
infrastructure dalam penyelenggaraan pos nasional. 8. Ketentuan perlunya penyehatan BUMN Pos Indonesia dalam
rangka penyiapan menghadapi keterbukaan pasar yang pendanaannya dialokasian dari APBN.
2. Visi dan Misi