G. Evaluasi Kinerja
Strategi pemasaran harus tanggap pada kondisi yang berubah- ubah. Setelah diimplementasikan, evaluasi dan pengendalian terus
mempertahankan strategi berada dalam sasarannya dan menunjukan kapan penyesuaian dibutuhkan. Evaluasi strategis menuntut informasi untuk
mengukur kinerja dan kemudian mengambil tindakan yang perlu untuk mempertahankan hasilnya tetap berada pada jalurnya. Eksekutif
pemasaran perlu terus menerus memonitor kinerja dan kalau perlu merevisi strateginya karena perubahan-perubahan kondisi
35
.
Ada beberapa definisi tentang evaluasi seperti yang dikemukakan para ahli dalam tulisan yang mereka buat. Umar Husein mengatakan
evaluasi sebagai suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertantu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan
itu dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
36
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan adalah dari sisi bagaimana manajemen perusahaan merespon kondisi internal dan
35
David W. Cravens, Pemasaran Strategis. Jilid.II,terjemahan, Jakarta: Erlangga, h.159.
36
Husein Umar, .Evaluasi Kinerja Perusahaa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal.37.
eksternalnya, yang dengan tolok ukur tertentu dapat diketahui berapa tingkat turbulensinya dan berapa tingkat perusahaan mampu
mengantisipasinya.
Seperti yang dikutip Husein Umar dari Igor Ansoff dan EdwardJ.Mc Donnell, mengatakan kinerja potensial perusahaan dikatakan
optimal bila tiga kondisi berikut terpenuhi:
37
a. Agresivitas strategi perusahaan harus sesuai dengan turbulensi lingkungannya.
9 Agresivitas strategi dicirikan oleh tingkat discountinuity dan dimensi waktu respon perusahaan. Tingkat
discountinuity berkisar dari tanpa perubahan ke perubahan incremental, lalu keperubahan discountinous
yang dapat dideteksi sampai kepada perubahan kreatif yang sulit dideteksi. Sedangkan dimensi waktu respon
perusahaan adalah ketepatan waktu pengenalan produk baru relatif terhadap produk sejenis yang muncu di
pasaran. Ketepatan waktu berkisar dari reaktif, lalu ke inovatif sampai ke kreatif.
37
Ibid. hal.115
9 Turbulensi lingkungan, merupakan kumpulan ukuran dari suatu perubahan changeability dan keterdugaan
predictability atas lingkungan perusahaan. Changeabilty terdiri atas kompleksitas lingkungan dan
bauran relatif dari tantangan berlanjut yang dihadapi perusahaan dalam lingkungannya. Predictability terdiri
atas kecepatan perubahan, yaitu resiko kecepatan dimana tantangan berganti dalam lingkungan dengan
kecepatan merespons perusahaan; kejelasan masa depan, di mana ketepatan dan kesesuaian informasi
tentang masa depan berperan penting.
b. Daya tangkap perusahaan harus sesuai dengan agresivitas strateginya.
Daya tanggap perusahaan dimulai dari level 1, yaitu custodial, dimana daya tanggap perusahaan cenderung pasif, level 2,
production, dimana perusahaan mengutamakan orientasi pada produksi. Level 3, yaitu marketing dimana perusahaan
berorientasi ke pasar, level 4, dikatakan strategic, dimana perusahaan dimotovasi oleh lingkungan yang lebih luas dan
level 5, yaitu fleksible yaitu perusahaan yang kreatif, yang menghasilkan perubahan yang orisinal.
c. Komponen kemampuan perusahaan harus saling mendukung satu dengan lainnya.
Kemampuan perusahaan adalah kemampuan untuk menerapkan sikap yang akan mengoptimalkan pencapaian
tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Komponen kemampuan perusahaan tersebut dilihat dari
beberapa sisi, yaitu: 9 Iklim, yaitu tingkat kemampuan untuk merespons,
9 Kompetensi, yaitu kesanggupan perusahaan untuk merespons pesaing, dan
9 Kapasitas, yaitu jumlah yang dapat direspon perusahaan.
Evaluasi tindakan pemasaran dan hasilnya sangat penting untuk mempertahankan kinerja agar tetap sejalan dengan tujuannya. Bidang-bidang
evaluasi meliputi pemantauan lingkungan, analisis pasar produk, evaluasi program pemasaran, dan penilaian efektifitas kompnen-komponen bauran-
pemasaran spesifik seperti periklanan Evaluasi mungkin berusaha untuk:
1 Mencari peluang-peluang baru atau menghindarkan ancaman-ancaman 2 Mempertahankan kinerja agar tetap sejalan dengan harapan
manajemen 3 Memecahkan masalah-masalah spesifik .
38
Dengan melihat semua unsur jasa, konsep pemasaran jasa, hingga evaluasi kinerja karyawan dikaitkan dengan PT Pos Indonesia yang menjadi objek
penelitian skirpsi ini, PT Pos Indonesia adalah perusahaan yang masuk dalam industri jasa layanan, pertanyaan yang kemudian muncul adalah bisakah industri layanan
seperti kantor pos memberikan service layaknya indutri keuangan dalam hal ini bank. Jawaban akan ditemukan dari penjabaran hasil penelitian penulis pada bab-bab
selanjutnya.
38
David W. Cravens, Pemasaran Strategis , h. 160.
BAB III PROFIL PERUSAHAAN PT POS INDONESIA DAN PRODUK SHAR-E
A. Profil Perusahaan
1. Lintas Sejarah PT Pos Indonesia
Berawal dari gagasan, berkembang seiring dengan kebutuhan dalam memperlancar arus surat-menyurat selama era kolonial Belanda, maka
Gubernur Jendral G.W Baron Van Inhof mendirikan kantor pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746. Adapun tujuan utamanya adalah
untuk mendukung arus komunikasi surat bagi kepentingan kolonial yang berada di Indonesia saat itu dengan negara Belanda dan negara-negara
lainnya. Peranan Kantor Pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegrap dan telepon, sehingga pada saat ini mengalami
berbagai perubahan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan tersebut didasarkan pada:
42
1. Adanya Staatbblaad nomor 395 tahun 1906 tentang dibentuknya jawatan Pos, Telegrap dan Telepon jawatan PTT.
2. Tahun 1961 berdasarkan PP nomor 240 tahun 1961, status jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel.
42
http:www.posindonesia.go.idprofile
41