Konsep Ijarah upah Pemasaran pada Perusahaan Jasa

5. Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan. Kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan. 4 Kualitas suatu produk baik itu berupa barang maupun jasa perlu ditentukan dimensi-dimensinya. Husein umar mengatakan bahwa dimensi- dimensi diatas dapat menentukan kualitas produk.

B. Konsep Ijarah upah

Arti kata Ijarah yang berasal dari bahasa Arab adalah upah atau sewa. Dalam hal ini konteks upah atas kinerja yang diberikan kantor pos kepada Bank Muamalat Indonesia dalam hal penjualan kartu Shar-E. Dimana kantor pos mendapatkan upah dalam tiap transaksi penjualan yang terjadi. Al-Ijarah yang berasal dari kata Al-ajru yang arti menurut bahasanya adalah al-iwadl yang arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti dan upah. 5 Menurut Hasbi Ash Siddiqie bahwa ijarah ialah: 4 Husein Umar, Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, edisi 4, Jakarta, Gramedia dan Jakarta Bussines Research Center, 2005, h. 39. 5 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, h.114. “ Akad yang objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat”. Landasan Hukum Ijarah telah jelas dalam alquran yaitu dalam surat At- thalaq ayat 6: “ Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka” At-thalaq:6. Rukun dan syarat ijarah adalah: Pertama, adanya Mu’jir dan Mustajir, yaitu pihak yang melakukan akad sewa menyewa dan pihak yang menerima upah. Dalam kasus ini Bank Muamalat Indonesia berlaku sebagai Mu’jir yang menyewa atas manfaat jaringan yang dimiliki oleh kantor pos. Sedang kantor Pos sendiri berlaku sebagai Mustajir yaitu pihak yang menerima upah atau fee atas penyewaan manfaat penggunaan jaringannya oleh Bank Muamalat Indonesia. Kedua, Sighat atau ijab Kabul. Dalam hal ini biasanya berupa perjanjian tertulis sebagai bentuk kontrak kerjasama. Ketiga, Ujrah atau upah. Disyaratkan diketahui oleh kedua belah pihak dan terkait masalah penjualan Shar-E telah jelas tertuang dalam perjanjian bahwa upah atau fee sebesar Rp 3000,- untuk setiap kali transaksi dan Rp 7500,- untuk fee setiap terjadi satu kali aktifasi kartu Shar- E. Keempat, Barang yang disewakan, dalam hal ini adalah akses dan jaringan yang dimiliki kantor pos. 6

C. Pemasaran pada Perusahaan Jasa

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. 7 Ahli manajemen terkemuka Peter Ducker, seperti yang dikutip Kotler mengatakan orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi tujuan pemasaran bukan semata-mata untuk memperluas penjualan kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah produsen menyediakan produk dan jasa itu. 6 Ibid., h.118. 7 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2000, h. 9. Dengan demikian jelas bahwa proses penjualan bukan puncak dari proses pemasaran, melainkan sebagai bagian dari proses penciptaan pelanggan yang akan bersedia membeli produk atau jasa tersebut. Bagian pemasaran marketing yang menangani customer mempunyai dua peran: pertama sebagai konseptor dan kedua sebagai implementator atau pelaksana fungsi. Sebagai konseptor, bagian marketing merupakan “driving force” perusahaan, sebab bagian marketing menentukan markets, customers, dan product perusahaan. Dapat dikatakan “scope of the business” ditentukan oleh marketing. Sebagai implementator, bagian pemasaran bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang berhubungan dengan markets, customers, dan products. 8 Pelanggan mementingkan manfaat atau value apa yang didapat dari apa yang dikeluarkan. Sebagai salah satu elemen value, brand atau merk adalah value indicator yang harus terus menerus diperkuat oleh strategi servis sebagai contact point utama yang berhubungan dengan pelanggan. Servis bukan sekedar layanan pascajual, layanan prajual, ataupun sebatas layanan selama penjualan. Servis bukan kategori bisnis, tetapi setiap bisnis harus dianggap merupakan service business. Pelanggan tidak lagi hanya memperhatikan produk yang ditawarkan, tetapi juga bagaimana cara 8 Robert B Widjaya, A Market Driven Corporate Strategy, Cet ke-I, Jakarta: Tira Pustaka, 2004, h.7. perusahaan menawarkannya, misalnya, apakah berkenan di hatinya atau tidak. 9 Apabila pelanggan mendapat pengalaman yang kurang baik terhadap produk yang dibelinya, ia bisa menjadi the worst terorist bagi perusahaan. Pada arena itulah servis disebut sebagai value enchancer. Kemudian satu hal lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah proses, yang disebut sebagai value enabler. Sekokoh apapun pemasaran, jika tidak ditunjang oleh proses yang berjalan baik, maka semuanya tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. 10 Salah satu konteks pemasaran yang ada adalah pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional relationship marketing, yaitu pemasaran relasional yang lebih menekankan rekrutmen dan pemeliharaan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya. Seperti yang diungkapkan Leonard Berry dan dikutip oleh Rambat Lupiyoadi bahwa dalam pemasaran relasional, penarikan pelanggan baru hanya salah satu langkah awal dari proses pemasaran dan dikatakan bahwa biaya mempertahankan pelanggan jauh lebih murah bagi perusahaan daripada 9 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung,: Mizan Pustaka, 2006, Cet 2, h. 147 10 Ibid., h.148 mencari pelanggan baru. Pengertian ini memberikan tambahan sudut pandang, yaitu: 11 1. Ada perubahan dalam cara pandang perusahaan dalam melihat hubungan dengan konsumen. Penekanan-penekanan yang bergerak dari fokus pada transaksi menjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan mempertahankan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 2. Adanya pengakuan bahwa kualitas, customer service dan aktivitas pemasaran dijalankan bersamaan. Pemasaran relasional memfokuskan pada pemaduan ketiga element tersebut kualitas, customer service, aktivitas pemasaran dan memastikan terciptanya potensi kombinasi di antara elemen ini. Secara ringkas, beberapa hal yang membedakan antara pemasaran transaksional tradisional dengan pemasaran relasional adalah sebagai berikut 12 : Tabel 2.1 Perbedaan Pemasaran Transaksional dengan Pemasaran Relasional Aspek Pemasaran Tradisional Pemasaran Relasional Fokus Fokus pada penjualan Fokus pada upaya mempertahankan konsumen Orientasi Orientasi pada karakteristik Orientasi pada manfaat 11 Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. h.16 12 Ibid., h.17 produk produk Skala waktu Skala waktu jangka pendek Skala waktu jangka panjang Komitmen pada konsumen Komi tmen terbatas Komitmen tinggi Kontak Kontak dengan konsumen rendah Kontak dengan konsumen tinggi Kualitas Kualitas adalah urusan bagian operasi Kualitas adalah urusan semua departemenorang

D. Teori 4R dari Pemasaran