Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits

26 amalan-amalan yang telah didapatnya dari membaca dan memahami Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari. Tampak pula ada relevansi antara tujuan pelajaran Al-Qur`an Hadits dengan tujuan Islam, dengan ini semakin membuktikan bahwa Al-Qur`an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus ada dan wajib diikuti oleh setiap murid. b. Fungsi pelajaran Al-Qur`an Hadits Setiap mata pelajaran pasti memiliki fungsi tersendiri, sedangkan fungsi dari pelajaran Al-Qur`an Hadits yaitu: 1 Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik dalam membaca dan menulis Al-Qur`an Hadits. 2 Mendorong, membimbing dan membina kegemaran dan kemauan untuk membaca Al-Qur`an Hadits. 3 Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al-Qur`an Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari. 4 Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi. 45

4. Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits

Standar kompetensi pelajaran Al-Qur`an Hadits berisi sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Al-Qur`an Hadits. Adapun kemampuan-kemampuan tersebut meliputi: a. Mampu menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur`an. b. Mampu mamahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang akhlak terhadap ibu bapak dan sesame manusia serta memahami Hadits tentang perintah bertaqwa dan berbuat baik sesame manusia. c. Mampu memahami sejarah turunnya Al-Qur`an, memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang persatuan dan persaudaraan, memahami arti hadits 45 Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits …, h. 2 27 dan macam-macamnya, dan memahami hadits-hadits tentang meyakini kebenaran dan istiqamah. d. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang syaitan sebagai musuh manusia, berlaku dermawan, dan memahami hadits-hadits tentang cinta kepada Allah dan Rasul. e. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang semangat keilmuan, tentang makanan yang halal dan baik, dan memahami hadits-hadits tentang perintah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang menuntut ilmu. f. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang sabar dan tabah menghadapi cobaan, tentang bersikap konsekuen dan jujur, serta memahami hadits-hadits tentang taat kepada Allah, Rasul dan pemerintah.

5. Metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “meta” dan “hodos”, “meta” berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan atau cara”. Asal kata metode mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 46 Metode sangatlah berperan di dalam proses belajar mengajar, guna meraih tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satu aspek keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan guru dalam menguasai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam mengajar. Metode yang tepat guna akan menunjang kelancaran jalannya proses belajar mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat berproses secara efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan. Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan materi pelajaran Al-Qur`an Hadits adalah sebagai berikut: 46 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam …, h. 61 28

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dalam penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap sekelompok murid. Dalam pelaksanaan metode ceramah, seorang guru dapat mempergunakan alat-alat Bantu untuk menjelaskan uraiannya. Alat utama penghubung guru dengan murid adalah bahasa lisan berbicara. Adapun kabaikan metode ceramah yaitu: 1 Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelas. 2 Organisasi kelas sederhana berarti guru tak perlu mengadakan pengelompokan murid. 3 Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan. 4 Melatih murid menggunakan pendengarannya dengan baik dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat. Kelemahan-kelemahan dari metode ceramah, yaitu: 1 Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana murid telah memahami keterangan-keterangan guru. 2 Dalam diri murid dapat terbentuk konsep yang lain dari pada kata- kata yang dimaksudkan oleh guru. 3 Murid cenderung bersifat pasif. 4 Murid sukar mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap keterangan guru, terutama pada siang dan sore hari. 47 Contoh metode ceramah yaitu guru menjelaskan isi kandungan ayat Al- Qur`an.

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui 47 Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Singo Abadi Inti, 1982, h. 8-9 29 Tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran.,pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Bilamana metode Tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif. Keunggulan-keunggulan dari metode ini: 1 Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa kea rah berpikir secara aktif. 2 Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau mebjawab atas pentanyaan yang diajukan oleh guru. 3 Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu. Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ini adalah: 1 Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dati siswa. 2 Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan. 3 Jalannya pengajaran kurang dapat terkordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun siswa. 48 Contohnya yaitu guru menanyakan mufrodat ayat al-Qur`an yang telah ditulis di papan tulis.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode penyampaian bahan pengajaran dengan jalan mendiskusikan bahannya sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan sikap dari murid. 49 Kelebihan-kelebihan dari metode ini, adalah: 48 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002, cet. Ke-1, h. 43-44. 49 Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, Jakarta: Departemen Agama, 1980, h. 46 30 1 Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan. 2 Dapat menjalin hubungan social antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis. 3 Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam kelas. 4 Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan memahami aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain. Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu: 1 Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi. 2 Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang. 3 Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis. 50

d. Metode Resitasi

Metode resitasi biasanya disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberim tugas-tigas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaram berlangsung dimana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan di laboratorium,perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya. Adapun kelebihan metode ini adalah: 1 Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka. 50 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam …, h. 37-38 31 2 Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif. 3 Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab. Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu: 1 Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pekerjaan yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oelh orang lain. 2 Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. 3 Bilamana tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya kestabilan mental dan pikiran siswa. 51

e. Metode kerja kelompok

Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan system gotong royong. Keunggulan yang ada pada metode ini adalah: 1 Ditinjau dari segi pedagogis; kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti: kerjasama, toleransi, dan lain-lain. 2 Ditinjau dari psikologi; timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok. 3 Ditinjau dari segi social, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas. Adapun kelemahannya adalah: 1 Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lainnya. 2 Bilamana guru kurang control maka akan terjadi persaingan yang negative antar kelompok. 51 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Isla m…, h. 47-48 32 3 Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok tersebut.

f. Metode Drill

Metode ini sangat popular dikalangan guru-guru, karena pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaannya merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid. Metode ini merupakan siuatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan atau keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari. Kebaikan-kabaikan metode ini adalah: 1 Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana. 2 Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentarsi dalam pelaksanaanya. 3 Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis. Adapun kelemahan-kelemahannya adalah: 1 Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas. 2 Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. 3 Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara otomatis tanpa menggunakan intelegensi. 4 Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis. Dari beberapa metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang telah dijelaskan , berdasarkan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran 33 Al-Qur`an Hadits yang digunakan di MTs Asy-Syukriyyah yaitu metode ceramah, tanya jawab dan drill latihan karena metode tersebut menurut guru bidang studi Al-Qur`an Hadits sangat efektif dalam proses belajar mengajar sehingga materi mudah dipahami siswa.

6. Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits

Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pelajaran al- Qur`an Hadits, diantaranya yaitu: a. Keimanan, yaitu mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah swt sebagai sumber kehidupan. b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi al-Qur`an Hadits dalam kehidupan sehari-hari. c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam al-Qur`an Hadits serta di contohkan oleh para ulama. d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran al-Qur`an Hadits dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehungga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penelaran. e. Emosional, upaya menggugah perasaan emosi peserta didik dalam menghayati kandungan al-Qur`an Hadits sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. f. Fungsional, menyajikan materi al-Qur`an Hadits yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memeranlan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang mengamalkan isi al-Qur`an Hadits. 34

7. Evaluasi