dapat dipengaruhi oleh perhitungan-perhitungan yang digunakan untuk mencari nilai beta. Perhitungan tersebut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu beta
yang dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar return sekuritas dan return pasar disebut sebagai beta pasar, estimasi dengan
variabel akuntansi laba perusahaan dan laba indeks pasar disebut dengan beta akuntansi, serta beta fundamental yang dihitung dari data-data
fundamental menggunakan variabel fundamental Jogiyanto, 2003 : 267 Rumusan risiko sistematis menurut Bodie 1998 adalah :
m m
j j
R Var
R R
Co B
, var
=
1 1
2
− −
− −
− ∑
∑ =
n R
R n
R R
R R
B
m m
m m
j j
j
Menghitung beta saham yang mempresentasikan besarnya risiko dapat digunakan formula berikut Iskandar Z. Alwi, 2003 : 138 :
m m
x Co
B
j 2
, var
σ
=
F. Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi maka
semakin tinggi likuiditas saham, ini berarti saham tersebut semakin diminati oleh para investor dan hal tersebut akan tingkat harga saham yang
bersangkutan. Pada kenyataannya tidak semua saham mudah ditransaksikan
atau dengan kata lain mengalami kesulitan likuiditas. Saham yang tidak likuid dapat dikenakan deslisting atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Suatu saham
dikatakan likuid bila saham tersebut mudah untuk ditukarkan atau dijadikan uang. Saham yang tidak likuid akan menyebabkan kehilangan kesempatan
untuk mendapat keuntungan gain. Jadi semakin likuid suatu saham berarti jumlah atau frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal tersebut juga
menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi
memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah sehingga tingkat likuiditas
saham biasanya akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Likuiditas secara sederhana, menunjukkan kemudahan untuk menjual
dan membeli efek pada harga yang wajar. Jadi jika untuk menjual dan membeli sejumlah tertentu saham harus menunggu atau kalau spread antara
permintaan dan penjualan relatif besar, atau penjualan saham dalam jumlah relatif besar akan mempengaruhi harga pasar secara substansial, bisa
dikatakan bahwa saham tidak likuid. Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham Conroy et.al, 1990 dalam Agus Setiyanto,
2006 adalah : a.
Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter
volume saham yang di perdagangkan dipasar. b.
Tingkat Spread Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perbedaan atau selisih antara harga tertinggi yang diminta untuk
membeli dengan harga terendah yang ditawarkan untuk menjual Bid- Ask Spread
, diukur dengan menggunakan persentase. c.
Information flow aliran informasi.
d. Jumlah pemegang saham.
e. Jumlah saham yang beredar.
f. Transaction cost
besarnya biaya transaksi. g. Faktor no. 3, 4, 5 dan 6 ini akan mempengaruhi volume perdagangan
sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap likuiditas h. Harga saham Merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter harga- harga saham di pasar.
i. Volatilitas Harga saham Merupakan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan harga-harga saham di pasar.
Sedangkan menurut Wang Sutrisno et al, parameter yang digunakan yaitu
a. Harga saham
b. Volume perdagangan
c. Persentase saham
d. Varians saham volatilitas saham
Menurut Alexander, Sharpe dan Bailey 1993 dalam Kumianny dan Pwee Leng 1999 mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan investor
untuk menjual harta atau asset yang dimilikinya tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta. Dalam konteks hubungan dengan surat
berharga, Reilley dan Brown 1997 dalam Kumianny dan Pwee Leng 2002 menyatakan bahwa faktor penentu dari likuiditas pasar sehubungan dengan
surat berharga sangat tercermin dalam data perdagangan pasar dan faktor yang terpenting dari likuiditas itu adalah jumlah uang dari lembar saham yang
diperdagangkan. Likuiditas dapat diukur dengan bid-ask spred dari suatu saham, dimana semakin kecil bid-ask spread suatu saham berarti semakin
likuid saham tersebut dan semakin besar bid ask spread berarti semakin tidak likuid saham tersebut. Selain itu, likuiditas juga dapat diukur dengan volume
perdagangan saham. Likuiditas dapat diukur dengan bid-ask spread dari suatu saham,
dimana semakin kecil bid-ask spread suatu saham berarti semakin likuid saham tersebut dan sebaliknya Kumianny dan Pwee Leng ;2002. Rumusan
untuk menghitung bid-ask spread adalah sebagai berikut
:
100 Pr
Pr Pr
Pr x
ice Ask
ice Bid
ice Ask
ice Ask
Bid −
= −
Dimana : Ask Price : harga terendah yang ditawarkan oleh dealer untuk menjual saham
pada hari ke-i. Bid Price : harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer untuk membeli saham
pada hari ke-i.
Volume perdagangan saham dapat dilihat dengan menggunakan indicator trading volume activity yaitu jumlah saham j yang diperdagangkan
pada hari t dengan jumlah saham j yang beredar pada hari t. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Wuff 2002; 291 dalam Indah Retno Rahayu 2006
volume perdagangan saham diproxy dengan trading volume activity. Adapun formula untuk menghitung trading volume activity adalah sebagai berikut:
100 x
t hari
pada beredar
yang i
saham Jumlah
t hari
pada gkan
diperdagan yang
i saham
Jumlah TVA
=
G. Stock Split