BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Sejarah berdirinya bursa efek di indonesia pertamakali terjadi pada zaman penjajahan. Tahun 1912 adalah tahun pertama dimana pemerintah India
Belanda mendirikan pasar modal di Indonesia yang bertempat di Jakarta. Efek-efek yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas saham dan
obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan milik belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi India Belanda, dan efek-efek Belanda lainnya. Kemudian
pada tanggal 1 agustus 1925 didirikan bursa efek Surabaya. Pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia Tahun 1942.
Tahun 1952-1960 yaitu periode orde lama dimana bursa efek jakarta dibuka kembali setelah pemerintah Jepang meninggalkan indonesia. Untuk
memantapkan keberadaan bursa efek tersebut maka pemerintah mengeluarkan UU darurat tentang bursa No. 13 tahun 1951 yang kemudian ditetapkan
dengan UU No. 15 tahun 1952. Penyelenggaraan bursa efek yang dibuka di Jakarta tersebut dilakukan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek-efek
PPUE dimana Bank Indonesia terlibat sebagai penasihat. Tahun 1977-1988 yaitu periode orde baru. Bursa Efek Indonesia
dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 pada masa orde baru sebagai hasil dari keputusan Presiden No.52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan
pendirian pendirian Badan Pembina Pasar Modal, Bapepam, dan PT.
Danareksa. Periode ini disebut periode tidur panjang karena sampai dengan tahun 1988 hanya 24 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1988-1995 yaitu periode kebangkitan pasar modal. Setelah tahun 1988, selama tiga tahun yaitu sampai tahu 1990 jumlah saham yang
terdaftar di BEJ meningkat menjadi 127 perusahaan dan tahun 1996 meningkat menjadi 238 perusahaan. Pada periode ini terjadi initial public
offering IPO yang menjadi peristiwa nasional. Mulai tahun 1995 disebut periode otomatisasi karena peningkatan
kegiatan transaksi dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di bursa.
Sistem otomatisasi yang diterapkan adalah Jakarta Automated Trading System JATS dan mulai beroperasi pada hari senin tanggal 22 Mei 1995.
Mulai Agustus Tahun 1997 krisis moneter terjadi di Indonesia yang berdampak negatif terhadap perkembangan Bursa Efek Indonesia. Krisis
moneter yang terjadi dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara Asia terhadap dolar. Penurunan nilai mata uang ini disebabkan oleh spekulasi
yang dilakukan pedagang valas, menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri, dan tidak kalah pentingnya adalah
kurang kuatnya pondasi perekonomian Indonesia. Untuk mengurangi kelesuan permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia, tanggal 3 September 1997
pemerintah mencabut peraturan pembatasan 49 pemilikan asing.Usaha dalam memperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah
pada hari sabtu tanggal 1 September 1997 mengumumkan likuidasi 16 bank
swasta nasional. Pengumuman yang mengejutkan ini ini tidak banyak membantu mendorong gairah pasar modal.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007, para pemegang saham kedua
bursa efek telah menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia
BEI. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek Ini akan memfasilitasi perdagangan saham
equity, surat utang fixed income maupun perdagangan derivative
derivative instruments. Hadirnya bursa efek tunggal ini diharapkan akan
meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi.
Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah,
mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif,
Keanggotaan dan Partisipan. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System
JATS sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sistem JATS ini sendiri
direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX.
2. Lembaga-lembaga Penunjang Pasar Modal
Bursa Efek Indonesia Melibatkan banyak lembaga, masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling
menunjang kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Indonesia adalah :
a. Perusahaan yang Go Public Emiten
Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna
membelanjai operasi rencana investasi. b.
Perusahaan Efek Perusahaan Efek adalah adalah perusahaan yang telah memperoleh izin
usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi.
c. Lembaga Kliring Adalah suatu lembaga yang menyelengarakan kliring dan penyelesaian
transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain.
d. Perusahaan Reksa Dana
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali reinvestasi.
e. Pemodal
Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.
f. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :
1 Memonitor dan mengatur sarat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien
dengan maksud untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat
2 Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, kliring, dan lembaga- lembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas dan para
pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para professional.
3 Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada menteri keuangan .
Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan
pendanaan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan yang diselenggarakan oleh bursa efek sendiri, selain itu peraturan mulai dilakukan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM secara konsisten.
B. DESKRIPSI STATISTIK