dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW.
Pada tabel 4.13 diketahui nilai Durbin Watson d sebesar 1,881 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5, jumlah sample n 22 dan jumlah variabel independen k adalah 3. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,797 dan 4 – du = 4 – 1,797 =
2,203. Oleh karena nilai du d 4-du atau 1,797 1,881 2,203 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik posistif maupun negatif.
Tabel 4.13 Uji Autokorelasi
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Risiko sistematis, likuiditas,
dan stock split terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi
Variabel Beta t-hitung
Sig.
Constant 0,001 0,924
0,361 Risiko Sistematis
0,004 3,372
0,002 Bid_ask Spread
0,006 1,385
0,174 Tading Volume Activity
0,050 1,773
0,084 Stock Split
-0,003 -2,487
0,017
N Durbin Watson
du 4-du
22 1,881 1,797
2,203
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh risiko sistematis, likuiditas, dan stock split terhadap
return saham sebagai berikut:
Y = 0,001 + 0,004 x
1
+ 0,050 x
3
– 0,003 x
4
+ ei
Keterangan : Y = rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan
a = konstanta b
1
= koefisien regresi pertama b
2
= koefisien regresi kedua b
4
= koefisien regresi keempat x
1
= rata-rata risiko sistematis bulanan x
3
= rata-rata likuiditas saham trading volume activity bulanan x
4
= stock split variabel dummy yang membedakan periode sebelum dan sesudah stock split
ei = error term Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat
diartikan sebagai berikut: a. Tanda pada koefisien regresi mencerminkan hubungan antara variabel
bebas risiko sistematis, trading volume activity, dan stock split dengan variabel terikat return saham. Tanda + berarti terdapat hubungan yang
positif atau searah antara variabel independen dengan variabel dependen.
Tanda - berarti terdapat hubungan yang negatif atau tidak searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Semakin meningkat nilai
variabel independen risiko sistematis dan trading volume activity maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen return saham, begitu
juga sebaliknya. Semakin meningkat nilai variabel independen stock split maka semakin menurun nilai variabel dependen return saham, begitu
juga sebaliknya. b. Koefisien regresi untuk variabel risiko sistematis sebesar 0,004
menunjukkan bahwa jika variabel risiko sistematis meningkat 1 maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,004, dengan catatan variabel
lain dianggap konstan. c. Koefisien regresi untuk variabel trading volume activity sebesar 0,050
menunjukkan bahwa jika variabel trading volume activity meningkat 1 maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,050, dengan catatan
variabel lain dianggap konstan. d. Koefisien regresi variabel stock split sebesar -0.003 menunjukkan bahwa
jika “sebelum stock split” dummy = 0 dan variabel lain bernilai sama dengan nol, maka nilai return saham sebesar 0,001 + -0.138.Djenis =
0,001 + -0.003.0 = 0,001 Jadi return saham mengalami kenaikan sebesar 0,001, dengan ketentuan variabel konstan. Jika “sesudah stock
split” dummy = 1 dan variabel lain bernilai sama dengan nol, maka nilai return saham sebesar 0,001 + -0,003 Djenis = 0,001 + -0,003 1 =
-0,002. Jadi, return saham mengalami penurunan sebesar 0,002, dengan
ketentuan variabel lain konstan.
e. Uji Signifikansi a.
Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari risiko sistematis, bid-ask spread, trading volume activity, dan stock
split terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
Tabel 4.15 Hasil Uji-t
Variabel t-hitung
t-tabel Sig. Hasil
Risiko Sistematis
3,372 2,101 0,002
H
o
ditolak Bid-Ask Spread
1,385 2,101
0,174
H
o
diterima Trading Volume Activity
1,773 1,734
0,084
H
o
ditolak Stock Split
-2,487 2,101 0,017
H
o
ditolak
Sumber: Data diolah, Output SPSS Ket: Signifikan pada
α = 5, Signifikan pada α = 10
Berdasarkan hasil pengujian regresi parsial pada table 4.15 di atas menunjukkan bahwa hanya variabel stock split yang secara parsial mempunyai
pengaruh negatif terhadap return saham, sedangkan risiko sistematis, bid-ask spread,
dan trading volume activity secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan hasil uji-t dengan menggunakan derajat signifikansi α =
5, risiko sistematis mempunyai t-hitung 3,372 t-tabel 2,101 dan nilai signifikansi t 0,002 lebih kecil dari
α = 5. Maka dari hasil uji ini berarti
terdapat pengaruh risiko sistematis terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kumianny dan Pwee leng 2002 yang menyatakan bahwa risiko sistematis mempengaruhi return saham. Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang
menyatakan bahwa hubungan risiko sistematis dan return saham bersifat positif, semakin tinggi risiko saham berarti semakin tinggi tingkat return yang
dicapai. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa risiko sistematis adalah faktor yang mempengaruhi return saham yang nantinya dapat dijadikan
sebagai tolok ukur dalam melakukan keputusan investasi. Berdasarkan hasil uji-t dengan menggunakan derajat signifikansi
α = 5, bid-ask spread t-hitung 1,385 2,101 t-tabel dan nilai signifikansi t
0,174 lebih besar dari α = 5. Maka dari hasil uji ini berarti tidak terdapat
pengaruh bid-ask spread terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Kumianny dan Pwee Leng 2002 yang menyatakan bahwa bid-ask spread
secara signifikan mempengaruhi return saham. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumianny dan Pwee leng
disebabkan sampel yang berbeda dan periode pengamatan yang berbeda. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bid-ask spread bukan variabel
penentu yang mempengaruhi return saham pada saat enam bulan sebelum stock split.
Berdasarkan hasil uji-t dengan menggunakan derajat signifikansi α =
10, trading volume activity mempunyai t-hitung 1,773 t-tabel 1,734 dan
nilai signifikansi t 0,084 lebih kecil dari α = 10. Maka dari hasil uji ini
berarti terdapat pengaruh trading volume activity terhadap return saham. Hal ini membuktikan bahwa faktor penentu likuiditas yang mempengaruhi return
saham secara signifikan adalah trading volume activity sedangkan faktor likuiditas lainnya yang diukur dengan bid-ask spread tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil uji-t dengan menggunakan derajat signifikansi
α = 5, stock split mempunyai t-hitung 2,487 t-tabel 2,101 dan nilai
signifikansi t 0,017 lebih kecil dari α = 5. Maka dari hasil uji ini berarti
terdapat pengaruh stock split terhadap return saham.
b. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari risiko sistematis, bid-ask spread, trading volume activity, dan
stock split terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia secara simultan atau
bersama-sama.
Tabel 4.16 Uji Signifikansi Simultan
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
,000 4
,000 4,634
,004a Residual
,001 39
,000 Total
,001 43
a Predictors: Constant,
STOCK SPLIT, BID-ASK SPREAD, TRADING VOLUME ACTIVITY, RISIKO SISTEMATIS
b Dependent Variable:
RETURN SAHAM
Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan pada tabel 4.16 diketahui F-hitung sebesar 4,634 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,928 dan
nilai signifikansi F sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 5. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang terdiri risiko sistematis, bid-ask spread
, trading volume activity, dan stok split berpengaruh secara simultan terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kumianny dan Pwee Leng 2002 yang menyimpulkan bahwa secara bersama-sama faktor risiko
sistematis dan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Hasil penelitian ini membuktikan teori yang menyatakan bahwa seorang investor dalam melakukan investasi saham akan selalu dihadapkan
pada alternative pemilihan saham yang menawarkan tingkat return dengan tingkat risiko tertentu, dimana semakin tinggi tingkat risiko suatu saham akan
mengakibatkan tingkat return yang tinggi. Oleh sebab itu, sebelum investor melakukan keputusan investasi maka investor perlu mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi return saham. Pada dasarnya investor akan selalu memperhitungkan besarnya risiko saham, namun sebenarnya ada variabel
penentu lain yang juga mempengaruhi return saham yaitu likuiditas saham yang dapat diukur dengan bid-ask spread dan trading volume activity
Kumianny dan Pwee Leng 2002.
C. Koefisien Determinasi Adj R Square