Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

pada saat mereka mulai bekerja, Ernawati 2002 menyebutkan lakukan perenggangan sebelum melakukan pekerjaan setiap hari meskipun tidak merasakan keluhan NPB.

6.4.2 Hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan NPB

Kebiasaan merokok dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengan MSDs. Boshuizen et al 1993 menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang. Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa pekerja yang merokok lebih banyak daripada pekerja yang tidak merokok yakni sebesar 23 pekerja. Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan 57.1 dari pekerja yang merokok tersebut yang sering mengalami keluhan NPB. Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa pekerja yang tidak merokok lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang merokok. Hasil analisis bivariat berarti tidak ada hubuangan bermakna antara kebiasaan merokok dengan keluhan NPB Pvalue =1.000. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan bahwa populasi penelitian semuanya berjenis kelamin perempuan, dan ditemukan pekerja yang merokok tetapi hanya termasuk dalam perokok ringan, hanya mengkonsumsi satu sampai tiga batang tiap harinya, serta hanya mengkonsumsi rokok yang menggunakan filter. Namun efek rokok yang bisa menimbulkan keluhan NPB bersifat kronis dikarenakan pekerja mengkonsumsi rokok yang terus-menerus sehingga tidak menimbulkan efek langsung kepekerja terkait dengan keluhan NPB. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini 2010 yang juga menyebutkan tidak ada hubungan bermakna antar kebiasaan merokok dengan carpal tunner syndrom, demikian pula berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kantana 2010 yang menyebutkan tidak ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengan low back pain. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Jatmikawati, 2006 yang menyatakan ada hubungan bermakna antara kebiasan merokok dengan nyeri punggung bawah, dikarenakan rokok dipercaya mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan tubuh. Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru melalui mulut, faring, laring, trakea, bronkus dan akhirnya sampai ke alveoli paru akan menimbulkan iritasi di sepanjang saluran pernafasan. Sebagai reaksi pertahanan tubuh dibentuklah lendir yang berfungsi untuk membuang kotoran dan selanjutnya dikeluarkan melalui mekanisme batuk. Batuk menyebabkan tekanan di tulang belakang meningkat, terjadi kelelahan otot punggung dan timbul keluhan NPB.

6.4.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan NPB

Indeks massa tubuh merupakan salah satu variabel yang diduga berhubungan dengan keluhan NPB pada pekerja sulam kain tapis di Sanggar Family Art Bandar Lampung tahun 2011. Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan pekerja yang berindeks masa tubuh gemuk 25.0 sebanyak 6 pekerja 20. Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa pekerja yang berindeks tubuh normal lebih sering mengalami keluhan NPB jika dibandingkan dengan pekerja yang berindeks masa tubuh kurus ataupun gemuk. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara indeks masa tubuh pekerja dengan keluhan NPB Pvalue = 0.077. Hal ini dikarenakan pekerja yang berindeks massa tubuh normal dilihat dari postur saat mereka bekerja memiliki risiko untuk terjadinya NPB jika dibandingkan dengan pekerja yang kurus ataupun gemuk, serta pekerja yang berindeks massa tubuh normal kebanyakan dari mereka adalah pekerja yang ≥ 35 tahun sehingga ketahanan kemampuan otot berkurang dan dapat menimbulkan keluhan NPB pada pekerja tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Jatmikawati, 2006 yang menyatakan juga tidak ada hubungan bermakna antara indeks masa tubuh dengan kejadian nyeri punggung bawah. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Anggraini 2010 yang mengemukakan bahwa ada hubungan bermakna antara indeks masa tubuh dengan carpal tunner syndrom, sesuai dengan yang dikemukakan oleh WHO 2005 yang menyatakan indeks masa tubuh IMT dikategorikan menjadi tiga yaitu kurus 18.5 normal 18.5-25 dan gemuk 25. Jika seseorang mengalami kelebihan berat badan maka orang tersebut akan berusaha untuk menyangga berat badan dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. Dan apabila ini terus berlanjut maka akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang dapat menyebabkan NPB pada pekerja.

6.4.4 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB

Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. Delapan puluh persen 80 kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya tingkat kelenturan tonus otot atau kurang berolahraga. Otot yang lemah terutama pada daerah perut tidak mampu menyokong punggung secara maksimal.