38
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Abdul Hamid, 2010 Adapun masalah - masalah yang dianggap penting dalam penelitian
ini adalah Good Corporate Governance dan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang
mengangkat penelitian tentang dampak Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bersambung ke halaman berikutnya Analisis penerapan Good Corporate Governance GCG terhadap
kinerja perusahaan studi empiris perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008-2012
Good Corporate Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian
hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan stakeholders lainnya.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
39
Gambar 2.1 lanjutan
Variabel Independen Variabel Dependen
Komisaris Independen X
1
Ujiyantho dan Bambang, 2007
Dewan Direksi X
2
Murwaningsari 2007
Kinerja Perusahaan Y
Herawaty, 2008
Kepemilikan Institusional X
3
Murwaningsari 2007
Kepemilikan Manajerial X
4
Suranta 2002, Ujiyanto 2007
Uji Asumsi Klasik
Metode Analisis : Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
40
D. Hipotesis
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rancangan hipotesis penelitian ini untuk membuktikan apakah penerapan Good Corporate Governance memiliki hubungan dengan kinerja
perusahaan, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
1. Dewan komisaris independen terhadap kinerja perusahaan
Proporsi dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau komisaris independen juga mempengaruhi kinerja perusahaan yang
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan
yang good corporate governance. Semakin tinggi perwakilan dari outsider director komisaris independen, maka semakin tinggi independensi dan
efektivitas corporate board sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Cahyani, 2009
Hubungan antara komisaris independen dan kinerja perusahaan juga didukung oleh perspektif bahwa dengan adanya komisaris independen
diharapkan dapat memberikan fungsi pengawasan terhadap perusahaan secara objektif dan independen, menjamin pengelolaan yang bersih dan
41
sehatnya operasi perusahaan sehingga dapat mendukung kinerja perusahaan. Darmawati, 2005
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz 2006 dan Rafriny Amyulianty 2012 menyatakan bahwa
proporsi komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, namun penelitian yang dilakukan oleh Titi Purwantini 2012
menyatakan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas
serta mengacu pada penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan :
Ha
1
: Dewan komisaris independen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
2. Dewan Direksi terhadap kinerja perusahaan
Board size atau ukuran dewan direksi adalah jumlah dewan direksi dalam perusahaan, semakin banyak dewan dalam perusahaan akan
memberikan suatu bentuk pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang semakin lebih baik, dengan kinerja perusahaan yang baik dan terkontrol,
maka akan menghasilkan profitabilitas yang baik dan nantinya akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan kinerja perusahaan pun juga
akan ikut meningkat. Kusumawati, 2005 Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan
yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Direksi harus memastikan, bahwa perusahaan
telah sepenuhnya menjalankan seluruh ketentuan yang diatur dalam
42
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yermack 1996 dalam Murwaningsari 2007 melaporkan bahwa ukuran
dewan mempunyai hubungan yang negatif dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang mempunyai ukuran dewan direksi yang kecil cenderung
mempunyai rasio keuangan yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Rafriny Amyulianthy 2012 menyatakan bahwa dewan direksi
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas serta mengacu pada penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan :
Ha
2
: Ukuran dewan direksi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
3. Kepemilikan Institusional terhadap kinerja perusahaan
Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian terhadap perusahaan, sehingga akan
berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. semakin tinggi kepemilikan institusional semakin baik kinerja perusahaan, mempunyai
kemampuan untuk mengontrol kinerja perusahaan sehingga semakin hati- hati manajemen dalam menjalankan perusahaan. Kepemilikan institusional
bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan pada umumnya dan manajer pengelola perusahaan pada khususnya. Machmud dan Djakman,
2008 Investor institusional akan memantau secara professional
perkembangan investasi yang ditanamkan pada perusahaan dan memiliki tingkat pengendalian yang tinggi terhadap tindakan manajemen. Hal ini
43
memperkecil potensi manajemen untuk melakukan kecurangan, dengan demikian maka dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dan
kepentingan stakeholders lainnya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Faisal 2005 menemukan hubungan yang berlawanan
antara kinerja saham dengan kepemilikan saham institusional. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar lebih dari 5 persen
mengindikasikan kemampuannya
dalam memonitor
manajemen. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen yang dapat merugikan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rafriny Amyulianthy 2012 menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas serta mengacu pada penelitian
sebelumnya maka dapat dirumuskan : Ha
3
: Kepemilikan Institusional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
4. Kepemilikan Manajerial terhadap kinerja perusahaan
Kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan manajemen dan principal.
Kepemilikan manajerial juga dapat dikatakan sebagai situasi dimana manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan yang ditunjukkan
dengan persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Semakin besar kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan semakin
44
produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan kinerja perusahaan. Listyani, 2003.
Fuerst dan Kang 2000 dalam Suranta 2004 mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara insider ownership dengan nilai
pasar setelah mengendalikan kinerja perusahaan. Besarnya kepemilikan dari CEO dan corporate insider mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja perusahaan dan nilai pasar. Penelitian lain yang dilakukan Rafriny Amyulianthy 2012 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas serta mengacu pada penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan
Ha
4
: Kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
45
BAB. III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Objek penelitian ini adalah mekanisme Good Corporate Governance dalam hal Dewan Komisaris Independen,
Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan yang diukur dengan Tobin’Q.
Penelitian ini dilakukan untuk menghitung pengaruh Good Corporate
Governance terhadap kinerja perusahaan. B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Purposive sampling dalam hal ini lebih khusus menggunakan metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002.
46
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang menerbitkan laporan keuangannya secara terus-
menerus pada tahun 2008-2012 b. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir
pada 31 desember, hal ini untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam menghitung Tobin’Q
c. Perusahaan mempunyai struktur kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional
d. Perusahaan mencantumkan dewan direksi dan dewan komisaris
C. Metode Pengumpulan Data