10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Agency Theory Teori Keagenan
Teori agensi pada awalnya berkaitan dengan masalah kepemilikan perusahaan melalui pembelian saham. Teori agensi dalam manajemen
keuangan membahas adanya hubungan agensi, yaitu hubungan mengenai adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan
oleh manajer. Hubungan agensi seperti ini rawan konflik, yaitu konflik kepentingan pribadi konflik agensi. Konflik tersebut terjadi karena
pemilik modal berusaha menggunakan dana sebaik-baiknya dengan risiko sekecil mungkin, sedangkan manajer cenderung mengambil keputusan
pengelolaan dana untuk memaksimalkan keuntungan yang sering bertentangan dan cenderung mengutamakan kepentingannya sendiri.
Jensen Meckling, 1976. Teori agensi berkembang dalam dua aliran, positivism dan
principal agent. Keduanya menggunakan dasar yang sama, yaitu adanya kontrak prinsipiil dan agen. Aliran pertama, positivsm difokuskan pada
situasi yang menyebabkan timbulnya konflik kepentingan antara agen prinsipiil dan cara pengelolaan konflik tersebut agar perilaku agen lebih
terkendali pada kepentingan prinsipiil. Secara umum, pendapat itu hanya berfokus pada hubungan agen prinsipiil atau pemilik manajer perusahaan
11
yang go public dan pendekatannya tidak terlalu matematis. Menurut aliran principal agent masalah biaya agensi merupakan penerapan di bidang
pendelegasian kepada pelaksana pekerjaan yang banyak dijumpai dalam kasus sehari-hari. Jensen Meckling, 1976.
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami isu Corporate Governanace dan manajemen laba. Adanya
pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen
diantara principal dan agen. Jensen dan Meckling 1976, menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi
diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen
sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja
untuk meningkatkan kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen. Berkaoui, 2007
Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk
memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan. Corporate Governance
berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak akan
mencuri menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek
12
yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau kapital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor
mengendalikan para manajer Darmawati, 2005.
2. Good Corporate Governance