29 cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Salah satu
alat ukur untuk menghitung leverage ratio dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio DER. Suad Husnan, 2003:70.
Semakin tinggi DER maka semakin besar resiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio
yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk
membiayai aktiva Sartono, 2008:121.
Mennurut Sartono 2008:121 “rumus yang digunakan untuk perhitungan DER adalah sebagai berikut
”:
2.1.7 Price Book Value PBV
Menurut Tandelilin 2001:194 “PBV adalah hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai
sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai
bukunya.” Sedangkan menurut Husnan. S dan Pudjiastuti 2006:258:
“Price to Book Value PBV merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai
buku saham. Untuk perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana
yang telah ditanamkan di perusahaan.” PBV merupakan salah satu rasio yang cukup sering digunakan oleh
investor untuk menilai perusahaan. Umumnya rasio ini digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
30 pelengkap PER. PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku suatu saham. Menurut Husnan. S dan Pudjiastuti 2006:258
“rumus yang digunakan untuk menghitung PBV adalah sebagai berikut
”:
2.1.8 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan
dapat mencerminkan
manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai
prediksi pertumbuhan dimasa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu
industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-
kesempatan pada masa yang akan datang Barton et al. 1989. Apabila pertumbuhan penjualan tinggi, maka mencerminkan pendapatan yang
meningkat sehingga pembayaran dividen juga meningkat.
Menurut Indrawati dan Suhendro 2006, pertumbuhan penjualan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli
aktiva. Dengan kata lain pertumbuhan perusahaan menimbulkan konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Untuk
meningkatkan angka pertumbuhan, dilakukan penetapan akan angka jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Secara keuangan
tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
31 Tingkat pertumbuhan yang didasarkan pada kemampuan keuangan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri internal growth rate dan tingkat pertumbuhan berkesinambungan
sustainable growth rate. Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa
membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan. Sustainable growth rate merupakan
tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa melakukan pebiayaan modal, tetapi dengan memelihara perbandingan
antara hutang dengan modal DER. Menurut Murni dan Andriana 2007 menyatakan, pendekatan
pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan diukur berdasarkan
perubahan total penjualan perusahaan. Untuk mengetahui pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus Deitiana, 2011:
2.1.9 Dividend Per Share DPS