27
Tabel 2.1 Tolak Ukur EVA
Nilai EVA Pengertian
Laba Perusahaan EVA 0
Ada nilai
ekonomis lebih, setelah perusahaan
membayarkan semua
kewajiban pada
para penyandang dana atau
kreditur sesuai
ekspektasinya Positif
EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis
lebih, tetapi perusahaan mampu
membayarkan semua
kewajibannya pada para penyandang
dana atau kreditur sesuai ekspektasinya
Positif
EVA 0 Perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban pada para penyandang
dana
atau kreditur
sebagaimana nilai yang diharapkan
ekspektasi return saham tidak dapat
tercapai Tidak
dapat ditentukan,
namun jika
terdapat laba,
tidak seseuai dengan yang diharapkan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan opersional atau
strateginya selama periode tertentu sehingga menjadi cara untuk menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Dengan kata lain EVA mampu
mengungkapkan bagaimana perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemiliknya.
2.1.5 Price Earning Ratio PER
Price Earning Ratio adalah ukuran kineja saham yang didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan
Universitas Sumatera Utara
28 perlembar saham Sulistyastuti, 2005. PER yang tinggi menunjukkan
bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan.
Pertumbuhan laba dan deviden serta expected rate of return dari suatu saham berubah-ubah nilainya, maka PER diharapkan juga akan
berubah sepanjang waktu berjalan dan pada akhirnya menuju suatu tingkat nilai PER rata-rata dari saham-saham yang mempunyai tingkat resiko yang
sama. Makin besar PER suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini
biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang Prastowo, 2002:96.
Sebaliknya semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.PER menjadi rendah nilainya bisa
karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan.
Menurut Arifin 2002:87 “rumus yang digunakan untuk mengukur PER adalah sebagai berikut
”:
2.1.6 Debt to Equity Ratio DER
Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen
penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang
Universitas Sumatera Utara
29 cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Salah satu
alat ukur untuk menghitung leverage ratio dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio DER. Suad Husnan, 2003:70.
Semakin tinggi DER maka semakin besar resiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio
yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk
membiayai aktiva Sartono, 2008:121.
Mennurut Sartono 2008:121 “rumus yang digunakan untuk perhitungan DER adalah sebagai berikut
”:
2.1.7 Price Book Value PBV