42 ditentukan. Tahap kedua, mencari laporan tahunan perusahaan sesuai dengan
ketersediaan data laporan tahunan. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan dalam rangka mencapi tujauan
penelitian. Data yang didapat dalam bentuk data sekunder adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi yang dilakukan adalah mengumpulkan data
sekunder berupa laporan tahunan, catatan-catatan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh melalui pustaka dan
media internet dengan cara men-download laporan tahunan perusahaan manufaktur melalui situs www.idx.co.id 2010-2013, penelitian terdahulu, jurnal,
buku, dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode
2010-2013 yang berjumlah 124 perusahaan. Lampiran1 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang listed di BEI dan menyampaikan
laporan keuangan selama empat tahun berturut-turut dan tetap terdaftar dari tahun 2010- 2013.
Universitas Sumatera Utara
43 2.
Perusahaan manufakur yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2010-2013 closing price
3. Perusahaan manufaktur tersebut melakukan pembagian dividen
berturut-turut selama periode pengamatan 2010-2013. 4.
Perusahaan-perusahaan yang membuat data lengkap tentang variabel yang akan diteliti, yaitu: Economic Value Added EVA,
Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, Price Book Value PBV, Pertumbuhan Penjualan, dan Devidend per
Share. Dari kriteria diatas diperoleh sampel dan penelitian dilakukan selama
empat tahun, mulai 2010 sampai dengan tahun 2013, maka jumlah sampel yang memenuhi syarat berjumlah 20 perusahaan. Berikut ditunjukkan proses
pengambilan sample Lampiran 2:
3.5 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Penelitian
Defenisi Operasional Indikator
Skala Pengukuran
Economic Value
Added EVA
X1 EVA
adalah nilai
tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan
dari kegiatan
atau strateginya
selama periode
tertentu sehingga menjadi cara
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
Rasio
Universitas Sumatera Utara
44
Variabel Penelitian
Defenisi Operasional Indikator
Skala Pengukuran
Price Earning
Ratio PER
X2 PER adalah rasio yang
membandingkan antara harga saham per lembar
saham
biasa yang
beredar dengan laba per lembar
saham. PER
yang tinggi
menunjukkan bahwa
investor bersedia untuk membayar
dengan harga saham premium
untuk perusahaan. Rasio
Debt to Equity
Ratio DER
X3 Salah satu alat ukur
untuk menghitung
leverage ratio. Semakin tinggi
DER maka
semakin besar resiko yang
dihadapi, dan
investor akan meminta tingkat
keuntungan
yang semakin tinggi.
Rasio
Price Book
Value PBV
X4 PBV adalah salah satu
rasio yang cukup sering digunakan oleh investor
untuk
menilai perusahaan. Umumnya
rasio ini
digunakan sebagai pelengkap PER.
PBV menggambarkan seberapa besar pasar
Rasio menghargai nilai buku suatu saham.
Rasio
Pertumbuh an
Penjualan X5
Pertumbuhan penjualan merupakan
indikator permintaan dan daya
saing perusahaan dalam suatu industri. Apabila
pertumbuhan penjualan tinggi,
maka mencerminkan
pendapatan yang
meningkat sehingga
pembayaran dividen
juga meningkat. Rasio
Universitas Sumatera Utara
45
Variabel Penelitian
Defenisi Operasional Indikator
Skala Pengukuran
Deviden Per Share
DPS Z
Perbandingan antara
total dividen dengan jumlah
saham yang
beredar. Rasio
Harga Saham
Y Harga
saham merupakan
perwujudan dari nilai pasar
saham yang merupakan harga
saham pada pasar yang sedang
berlangsung di bursa efek.
Closing Price Rasio
3.6
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik regresi linier berganda dengan menggunakan Software SPSS for
Windows version 17.0. Analisis regresi linier berganda berguna untuk menganalisis hubungan linier antara 2 variabel independen atau lebih dengan 1
variabel dependen Priyanto 2009 : 137. Model penelitian tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh Economic
Value Added EVA, Price Earning Ratio PER, Debt to Equity Ratio DER, Price Book Value PBV, dan Pertumbuhan Penjualan dengan Dividend per Share
DPS sebagai moderating variabel pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu
sebelum melakukan
pengujian hipotesis
yaitu Uji
Normalitas, Uji
Multikolonearitas, Uji Heterokeditas, dan Uji Autokolerasi.
Universitas Sumatera Utara
46
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square
OLS Situmorang Lufti, 2012 : 100. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-
benar bebas dari adanya gejala multikoleniaritas, gejala heterokedastisitas, dan gejala autokorelasi. Jika regresi telah memenuhi asumsi-asumsi
regresi maka nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator. BLUE yakni tidak terdapat multikoleniaritas, tidak
terdapat heterokedastisitas, dan tidak terdapat autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau nilai residual memiliki distribusi
normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid Ghozali, 2011. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan
analisis statistik.
Analisis grafik merupakan cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun, dapat menyesatkan jika
digunakan untuk sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah
Universitas Sumatera Utara
47 dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Jika distribusi variabel residual normal, maka garis yang menggambarkan variabel
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Analisis statistik Uji Statistik Non Parametrik Kolgomorov- Smirnov merupakan Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual Uji ini diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas dengan grafik dapat
menyesatkan, jika tidak hati-hati secara visual akan terlihat normal
Ghozali, 2011. Uji K-S dapat dilakukan dengan membuat hipotesis:
: Data residual berdistribusi normal. : Data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila asymptotic significance lebih besar dari 5 persen, maka variabel terdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikoleniaritas
Uji multikoleniaritas adalah situasi dimana adanya korelasi antara tiap variabel-variabel independent. Dalam hal ini variabel-
variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi
diantara sesamanya sama dengan nol. Tujuan uji multikoleniaritas
Universitas Sumatera Utara
48 untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen Adikara, 2011
Jika terdapat multikolinieritas sempurna akan berakibat koefisioen regresi tidak dapat ditentukan dan standar devisiasi menjadi
tidak terhingga. Jika terdapat multikolinieritas kurang sempurna maka koefisien regresi akan mempunyai standar devisiasi yang besar,
sehingga koefisien-koefisien tidak dapat ditaksir dengan mudah.
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu
pengamatan ke
pengamatan lain
tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas
Ghozali, 2011. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran kecil, sedang, besar.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 Ghozali, 2011. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
Universitas Sumatera Utara
49 waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi dapat terjadi karena
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Inertia, yaitu adanya momentum yang masuk ke dalam variabel -
variabel independen yang terus-menerus, sehingga sesuatu akan
terjadi dan mempengaruhi nilai-nilai variabel bebasnya
b.
Bentuk fungsi yang salah
c. Terjadi penyimpangan spesifikasi karena adanya variabel -variabel
bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model.
d.
Memanipulasi data yang mengakibatkan data tidak akurat.
e.
Adanya logs tenggang waktu
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana
ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana
diterima. Model pengujian
yang dilakukan adalah uji F dan uji t. 3.6.2.1 Regresi Linear Berganda
Dalam peneltiian ini, hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut:
Y =
Universitas Sumatera Utara
50 Keterangan:
Y = Harga Saham
= Economic Value Added EVA = Price Earning Ratio PER
= Debt to Equity Ratio DER = Price Book Value PBV
= Pertumbuhan Penjualan = konstanta
= koefisien regresi variabel bebas = vari abel residual tingkat eror
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistic Statistical Package For The Social Science SPSS. SPSS
adalah salah satu program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistic tertentu Ghozali,
2005:103. Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan Uji F dan Uji t.
3.6.2.2 Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien Determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
Universitas Sumatera Utara
51 hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
3.6.2.3 Uji Signifikasi Simultan Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen Ghozali dalam Indriani,2011. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak digunakan statistic F uji F. Jika F hitung F table, maka
diterima atau ditolak, sedangkan jika F hitung F
table, maka ditolak dan
diterima. Jika tingkat signifikansi
dibawah 0,05 maka ditolak dan
diterima.
3.6.2.4 Uji Signifikasi Parsial Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerapkan variabel dependen Ghozali,2011. Uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing
variabel bebas sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
: =
= =
= = 0, diduga variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
52 :
≠ 0, diduga variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tolak
jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5,
terima jika angka signi
fikansi lebih kecil dari α = 5.
3.6.2.5 Pengujian Hipotesis dengan Variabel Moderating
Pengujian hipotesis untuk menguji interaksi Dividend Per Share DPS terhadap variabel independen berbeda dalam
mempengaruhi Harga Saham. Pengujian hipotesis selanjutnya berkaitan dengan interaksi Dividend Per Share DPS dalam
mempengaruhi variabel independen terhadap Harga Saham. Menurut Ghozali 2006:164 terdapat tiga cara menguji regresi dengan varaibel
moderating, yaitu: 1 uji interaksi, 2 uji nilai selisih mutlak, dan 3 uji residual.
Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating melalui uji residual. Uji residual digunakan untuk
menghindari multikolinearitas yang tinggi. Apabila antara variabel independen memiliki nilai residual yang kecil atau nol dengan
Dividend Per Share DPS, maka terjadi kecocokan antara keduanya sehingga Dividend Per Share DPS dapat dikategorikan sebagai
variabel moderating yang menaikkan Harga Saham. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan
regresi persamaan :
Universitas Sumatera Utara
53 1.
DPS =
2. DPS =
3. DPS =
4. DPS =
5. DPS =
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan
nilai standar deviasi, dari variabel EVA , PER
, DER , PBV
, pertumbuhan penjualan
, dan harga saham . Berdasarkan analisis statistik
deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari EVA, PER, DER, PBV, Pertumbuhan Penjualan, dan Harga Saham
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah unit analisis N dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 unit analisis yang terdiri dari 20 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010-2013. 80 unit analisis tersebut terdiri dari data EVA, PER, DER, PBV dan Pertumbuhan
Penjualan.
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Harga Saham
80 49.7900 58212.5000 7960.502500
1.1475032E4 EVA
80 -1.29E12
1.57E12 2.3812E10
2.78727E11 PER
80 3.15
80.39 19.5791
14.51614 DER
80 .04
5.06 .8778
.90964 PBV
80 -9.03
40.09 4.4436
7.77696 Pertumbuhan Penjualan 80
-.51 115.43
7.4278 15.77290
Valid N listwise 80
Universitas Sumatera Utara
55 Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
Diketahui nilai EVA minimum adalah Rp.-1.290.000.000.000 sedangkan
nilai EVA maksimum adalah Rp.1.572.959.304.000. Nilai EVA minimum terjadi pada PT. Alumindo Metal Light Industry Tbk tahun
2012 sedangkan nilai EVA maksimum terjadi pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk tahun 2010. Rata-rata mean EVA adalah 2.3812, dan
standar deviasinya sebesar 2.78727.
Diketahui nilai PER minimum adalah 3.15 sedangkan nilai PER maksimum adalah 80.39. Nilai PER minimum terjadi pada PT. Indal
Aluminium Industry Tbk tahun 2012 sedangkan nilai PER maksimum terjadi pada perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk tahun 2011. Rata-rata
mean PER adalah 19.5791, dan standar deviasinya sebesar 14.51614.
Diketahui nilai DER minimum adalah 0.04 sedangkan nilai DER maksimum adalah 5.06. Nilai DER minimum terjadi pada PT. Jaya Pari
Steel Tbk tahun 2013, sedangkan nilai DER maksimum terjadi pada PT. Indal Aluminium Industry Tbk tahun 2013. Rata-rata mean DER adalah
0.8778, dan standar deviasinya sebesar 0.90964.
Diketahui nilai PBV minimum adalah -9.03 sedangkan nilai PBV maksimum adalah 40.09. Nilai minimum PBV terjadi pada PT. Gunawan
Dianjaya Steel Tbk tahun 2012, sedangkan nilai maksimum PBV terjadi pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk tahun 2012. Rata-rata mean
PBV adalah 4.4436, dan standar deviasinya sebesar 7.77696.
Universitas Sumatera Utara
56
Diketahui nilai pertumbuhan penjualan minimum adalah -0.51 sedangkan nilai pertumbuhan penjualan maksimum adalah 115.43. Nilai minimum
pertumbuhan penjualan terjadi pada PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk tahun 2013, sedangkan nilai maksimum pertumbuhan penjualan terjadi
pada Unilever Indonesia Tbk tahun 2012. Rata-rata mean pertumbuhan penjualan adalah 7.4278, dan standar deviasinya sebesar 15.77290.
Diketahui nilai harga saham minimum adalah Rp. 49.79 sedangkan nilai
harga saham maksimum adalah 58212,5. Nilai harga saham minimum terjadi pada perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk tahun 2010, sedangkan
nilai harga saham maksimum terjadi pada PT. Gudang Garam Tbk tahun 2011. Rata-rata mean harga saham adalah 7960,5025, dan standar
deviasinya sebesar 11475,032.
4.2 Uji Asumsi Klasik