pemaaf dan pemohon maaf, 5 sikap sederhana dan jujur, 6 hindari perbuatan tercela
40
c. Akhlak yang baik terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain.
Untuk itu ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Oleh karenanya pula ia perlu menciptakan suasana yang
baik , satu dan lainnya saling berakhlakul karimah, diantaranya mengiringi jenazah, mengabulkan undangan dan mengunjungi orang
sakit.
41
6. Faktor-faktor yang menjadi penunjang dan penghambat
Pembinaan akhlak
Faktor penting dalam penentuan baik dan buruk tingkah laku seseorang yang dapat “mencetak” dan mempengaruhi tingkah laku
manusia dalam pergaulannya yang meliputi:
42
a. Manusia, selaku makhluk yang istimewa dengan kelainan-kelainannya
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, memiliki kelebihan- kelebihan juga kekurangan-kekurangan tertentu. Disamping itu karena
manusia selaku pelaku akhlak yang memiliki kelebihan akal untuk berfikir dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya.
b. Inctinct naluri, naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir, jadi
merupakan suatu pembawaan asli. Pandangan lain tentang “naluri” ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan
pada tujuan dengan terpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa di dahului latihan itu.
c. Kebiasaan, adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga
menjadi mudah dikerjakan.
40
Moh. Ardani, Nilai-nilai Akhlak,…, h. 49-50
41
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2005, Cet. Ke-7, h. 208
42
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan,…….., h. 55-56
d. Keturunan, ada beberapa yang biasa diturunkan, pada garis besarnya
ada dua: 1 sifat jasmaniah, yakni kekuatan dan kelemahan otot dan urat saraf orang tua dapat diturunkan kepada anak, 2 sifat rohaniah, yakni
lemah atau kuatnya suatu naluri diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya.
e. Lingkungan, dalam hubungan ini lingkungan dibagi menjadi dua
bagian: 1 lingkungan alam yang bersifat kebendaan, 2 lingkungan pergaulan yang bersifat rohaniah.
f. Kehendak, salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku
manusia adalah kemauan keras ‘azam. Itulah yang menggerakan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh.
g. Suara hati dhamir, fungsi dari suara batin adalah memperingatkan
bahayannya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. h.
Pendidikan yang dimaksud disini ialah segala tuntutan dan pengajaran yang diterima seorang dalam membina kepribadian. Pendidikan itu
mempunyai pengaruh yang besar dalam akhlak, sehingga ahli-ahli etika berpandangan bahwa pendidikan adalah faktor yang turut menentukan
dalam etika disamping faktor-faktor yang sebelumnya telah diterangkan.
Pembinaan akhlak seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya ialah:
a. Faktor Nativisme
Faktor Nativisme yang berpengaruh terhadap pembinaan diri seseorang adalah faktor pembinaan diri dalam yang bentuknya dapat berupa
kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Faktor Nativisme ini didasari bahwa pada anak dan orang tua terdapat kesamaan baik fisik ataupun
psikis. Setiap manusia memiliki gen, gen inilah yang terdapat dalam sel-sel kelamin yang dipindahkan dari orang tua kepada anaknya dan
merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Tokoh utama aliran ini adalah Athur Schopenhawer.
43
b. Faktor empirisme
Faktor Empirisme, faktor dari luar yaitu faktor sosial termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Faktor ini paling
mempengaruhi terhadap pembentukan akhlak. Ketika manusia lahir dan lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan
akhlaknya juga dan ketika ia lahir di lingkungan yang kurang baik, maka pengaruh akhlaknya juga menjadi tidak baik. Maka disinilah
pendidikan dan bimbingan akhlak sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan akhlak manusia. Tokoh utama aliran ini adalah
Jhon locke.
44
c. Faktor Konvergensi
Kemudian faktor konvergensi berpendapat bahwa: pembinaan akhlak di pengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari
luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus untuk melalui interaksi dan lingkungan sekolah.
45
Faktor-faktor penyebab dari kemerosotan moral dewasa ini sesungguhnya banyak sekali antara lain yang terpenting adalah:
1. kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat
keyakinan beragama yang didasarkan atas pengertian yang sungguh- sungguh dan sehat tentang ajaran agama yang di anutnya, kemudian
diiringi dengan pelaksanaan ajaran-ajaran tersebut merupakan benteng moral yang paling kokoh. Marilah kita ambil sebagai contoh ajaran
islam dimana yang menjadi ukuran bagi mulai atau hinanya seseorang adalah hati dan perbuatanya, hati yang taqwa dan perbuatan yang baik
2. keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial,
dan politik
43
Ngalim Purwanto,Ilmu pendidikan teoritis dan praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, cet. Ke13, h. 59
44
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,………………………… h. 60
45
Abuddin Nata,Akhlak Tasawuf, Jakarta: raja Grapindo Persada, 1996, cet ke1, h. 165
kepincangan atau ketidakstabilan suasana yang melingkungi seseorang menyebabkan gelisah dan cemas, akibat tidak dapatnya mencapai rasa
aman dan ketentraman dalam hidup. Misalnya apabila keadaan ekonomi goncang, harga barang-barang naik-turun dalam batas yang tidak dapat
diperkirakan lebih dahulu oleh orang-orang dalam masyarakat, maka untuk mencari keseimbangan jiwa kembali orang terpaksa berusaha
keras. Jika ia gagal dalam usahanya yang sehat, maka ia akan menempuh jalan yang tidak sehat. Disinilah terjadinya penyelewengan-
penyelewengan. Pada mulanya karena kebutuhan, tapi bisa tumbuh menjadi keserakahan
3. pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya
pembinaan moral seharusnya dilaksanakan sejak si anak kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir belum
mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas- batas dan ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya. Tanpa
dibiasakan menanamkan sikap-sikap yang dianggap baik buat penumbuhan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral
itu. 4.
Suasana rumah tangga yang kurang baik Faktor yang terlihat pula dalam masyarakat sekarang, ialah kerukunan
hidup dalam rumah tangga kurang terjamin. Tidak tampak adanya saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling mencintai
di antara suami istri. Tidak rukunnya ibu bapak menyebabkan gelisahnya anak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan
berada di tengah-tengah orang tua yang tidak rukun. Maka anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah terdorong kepada perbuatan-
perbuatan yang merupakan ungkapan dari rasa hatinya, biasanya mengganggu ketentraman orang lain.
5. Diperkenalkannya obat-obat dan alat-alat anti hamil
Seperti kita ketahui bahwa usia muda adalah usia yang baru mengalami dorongan seksual akibat pertumbuhan biologis yang dilaluinya, mereka
belum mempunyai pengalaman dan jika mereka juga belum mendapat didikan agama yang mendalam dengan mudah mereka dapat dibujuk
oleh orang-orang yang tidak baik yang hanya melampiaskan hawa nafsunya.
Maka terjadilah umpamanya obat atau alat-alat itu digunakan oleh anak-anak muda yang tidak terkecuali anak-anak sekolah atau
mahasiswa yang dapat dibujuk oleh orang yang tidak baik itu oleh kemauan mereka sendiri yang mengikuti arus darah mudanya tanpa
kendali. Orang tidak ada yang tahu karena bekasnya tidak terlihat dari luar.
6. Banyaknya tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang tidak
mengindahkan dasar-dasar moral Suatu hal yang belakangan ini kurang manjadi perhatian kita ialah,
tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, kesenian- kesenian dan permainan-permainan yang seolah-olah mendorong anak-
anak muda untuk mengikuti arus mudanya. Segi-segi moral dan mental kurang mendapat perhatian, hasil-hasil seni itu sekedar ungkapan dari
keinginan dan kebutuhan yang sesungguhnya tidak dapat dipenuhi bagitu saja. Lalu di gambarkan dengan sangat realistis sehingga semua
yang tersimpan di dalam hati anak muda diungkap dan realisasinya terlihat dalam cerita, lukisan atau permainan tersebut. Inipun
mendorong anak-anak muda ke jurang kemerosotan moral. 7.
Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu terluang Suatu faktor yang juga telah ikut memudahkan rusaknya moral anak-
anak muda, ialah kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu terluang, dengan cara yang baik dan sehat. Umur muda adalah umur suka
berkhayal, melamunkan hal yang jauh. Kalau mereka biarkan tanpa bimbingan dalam mengisi waktunya maka akan banyaklah lamunan dan
kelakuan yang kurang sehat timbul dari mereka
8. Kurangnya markas bimbingan
Kurangnya markas bimbingan dan penyuluhan yang akan menampung dan menyalurkan anak-anak ke arah mental yang sehat. Dengan
kurangnya atau tidak adanya tempat kembali bagi anak-anak yang gelisah dan butuh bimbingan itu, maka pergilah mereka berkelompok
dan menggabung kepada anak-anak yang juga gelisah. Dari sini akan keluarlah model kelakuan yang kurang menyenangkan.
46
C. Kerangka Berpikir